29
3.1.6. Risiko dalam Investasi
Menurut Husnan dan Muhamad 2000, setiap usulan investasi selalu mempunyai risiko. Semakin tinggi risiko suatu investasi, semakin tinggi tingkat
keuntungan yang diminta para pemilik modal yang menanamkan modalnya. Hubungan yang positif antara risiko dan tingkat keuntungan merupakan
pertimbangan dalam sebuah penilaian investasi. Ada beberapa pendekatan yang dipergunakan dalam pemasukan faktor risiko dalam investasi antara lain dalam
pendefinisian risiko. Namun, apa pun definisi risiko yang dipergunakan maka hubungan yang positif antara risiko dan tingkat keuntungan harus tetap berlaku.
Lebih lanjut Kasmir dan Jakfar 2003 mengungkapkan bahwa risiko kerugian yang ditimbulkan dalam sebuah investasi di masa yang akan datang disebabkan
karena di masa yang akan datang penuh dengan berbagai ketidakpastian. Akan tetapi, yang paling penting untuk diperhatikan adalah memprediksikan risiko yang
akan datang. Keown et al 2001 mendefinisikan risiko adalah prospek suatu hasil yang
tidak disukai operasional sebagai deviasi standar. Risiko merupakan suatu atas pengembalian yang diperkirakan seperti yang diukur sebagai deviasi standar.
Semakin besar rentang penyimpangan yang mungkin terjadi, maka akan semakin besar risikonya. Standar deviasi adalah akar dari rata-rata penyimpangan pangkat
dua dari setiap kemungkinan pengembalian terhadap pengembalian yang diharapkan. Semakin lama usia investasi semakin besar kemungkinan terjadi
penyimpangan atas return yang diharapkan σ dari return rata-rata E, yang
disebabkan meningkatnya variabilitas. Suatu bisnis berisiko tinggi dapat disebabkan oleh faktor antara lain situasi ekonomi, situasi politik, situasi
keamanan, situasi pasar, situasi konsumen dan lainnya. Sementara itu, menurut Brigham dan Houston 2001 risiko didefinisikan
sebagai peluang bahwa kejadian yang tidak menguntungkan akan terjadi. Lebih jauh diungkapkan oleh Brigham dan Houston bahwa tidak ada investasi yang akan
dilakukan kecuali tingkat pengembalian yang diharapkan cukup tinggi untuk mengkompensasi investor atas risiko investasi yang diharapkan. Jika risiko
investasi dihubungkan dengan probabilitas laba aktual yang lebih kecil darpada
30 pengembalian yang diharapkan, maka semakin besar peluang bahwa
pengembalian akan rendah atau negatif, semakin berisiko investasi tersebut. Bila risiko suatu investasi adalah nol, maka tingkat keuntungan yang
disyaratkan mestinya adalah tingkat keuntungan yang tidak mengandung risiko tingkat keuntungan bebas risiko. Akan tetapi bila risiko suatu investasi diukur
dengan standar deviasi maka teori yang berlaku adalah teori portofolio dan model penentuan harga aktiva Capital Assets Pricing Model. Teori portofolio dan
model penentuan harga aktiva berguna dalam masalah penilaian investasi dengan memasukan unsur risiko yang diukur dengan standar deviasi bisa dihilangkan
dengan melakukan diversifikasi, memilki berbagai jenis pilihan investasi. Memiliki berbagai jenis investasi, maka fluktuasi tingkat keuntungan akan
semakin berkurang karena saling menguntungkan. Maka dengan demikian deviasi standar sekumpulan investasi tersebut portofolio akan cenderung lebih kecil
daripada deviasi stanadar suatu investasi saja Husnan dan Muhamad, 2000. Menurut Keown et al 2001 pengurangan risiko dapat dilakukan dengan
mendiversifikasikan portofolio, akan tetapi hanya sampai satu titik. Risiko yang dapat dihindarkan hanyalah risiko spesifik atau risiko unik perusahaan risiko
yang dapat didiversifikasikan atau tidak sistematik. Risiko yang sistematik atau risiko pasar risiko yang tidak dapat didiversifikasi tidak dapat dihilangkan
sebanyak apa pun kita mendiversifikasikannya. Menurut Weston dan Brigham 1995, terdapat tiga jenis risiko bisnis yang
terpisah dan berbeda satu sama lain. Pertama, risiko berdikari stand alone risk dari bisnis itu sendiri yaitu risiko yang didasari asumsi bahwa bisnis tersebut
merupakan satu-satunya aktiva perusahaan dan bahwa perusahaan tersebut merupakan satu-satunya perusahaan yang dimiliki para investor bersangkutan.
Kedua, risiko dalam perusahaan within firm risk yaitu risiko yang diukur tanpa mempertimbangkan diversifikasi portofolio dari pemegang saham. Risiko ini
diukur dari variabelitas laba perusahaan yang diakibatkan oleh suatu bisnis tertentu. Ketiga, risiko pasar atau beta market or beta risk yaitu bagian dari
risiko bisnis yang tidak dapat dieliminasi melalui diversifikasi, risiko ini diukur dengan beta koefisien.
31 Titik awal untuk menganalisis risiko berdikari dari suatu bisnis adalah
penentuan ketidakpastian yang terkandung dalam arus kas bisnis. Tiga teknik untuk memperkirakan risiko berdikari bisnis yaitu, Analisis Sensitivitas, Analisis
Skenario dan Analisis Monte Carlo. 1.
Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas proses menentukan bagaimana distribusi dari
pengembalian yang mungkin untuk bisnis tertentu dipengaruhi oleh perubahan salah satu variable input Keown et al 2001. Sedangkan Gittinger
1986 mengungkapkan bahwa analisis sensitivitas merupakan suatu alat yang langsung dan kadang-kadang cukup dalam menganalisa pengaruh-pengaruh
risiko yang ditanggung dan ketidakpastian dalam analisa bisnis. Menurut Kadariah et al 1999, analisis sensitivitas tujuannya adalah untuk melihat apa
yang akan terjadi dengan hasil analisis bisnis jika ada suatu kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya atau benefit. Perubahan yang
mungkin terjadi antara lain; kenaikan dalam biaya konstruksi cost over run, perubahan dalam harga hasil produksi dan terjadi penurunan pelaksanaan
pekerjaan. Lebih Lanjut Gittinger 1986 mengungkapkan bahwa pada bidang pertanian, bisnis sensitif berubah-ubah akibat empat masalah utama, yaitu
harga, keterlambatan pelaksanaan, kenaikan biaya dan hasil. 2.
Analisis Skenario Menurt Keown et al 2001 analisis skenario mengidentifikasikan
hasil yang mungkin terjadi dalam kategori kasus yang paling jelek, terbaik, dan yang paling mungkin terjadi. Pihak manajemen akan memeriksa
penyebaran ini untuk menentukan tingkat risiko bisnis dan kemudian membuat penyesuaian yang diperlukan. Analisis skenario merupakan analisis
risiko yang mempertimbangkan sensitivitas NPV terhadap perubahan variabel-variabel kunci maupun rentangan range dari nilai-nilai variabel
yang memungkinkan. Pada umumnya risiko berdikari bergantung pada kedua hal tersebut.
Pada analisis skenario, terdapat keadaan yang negatif dan positif. NPV untuk keadaan buruk dan baik kemudian dihitung dan dibandingkan dengan
NPV yang diharapkan atau NPV dasar. Nilai-nilai skenario terburuk dan
32 terbaik dapat diterapkan pada biaya tetap dan biaya variabel, tarif pajak
penghasilan, nilai sisa, dan sebagainya Weston dan Copeland, 1995. 3.
Analisis Monte Carlo Menurut Weston dan Copeland 1995, simulasi Monte Carlo adalah
teknik analisis skenario dimana kejadian yang cukup memungkinkan akan terjadi di masa yang akan datang, disimulasikan dalam komputer sehingga
menghasilkan estimasi tingkat pengembalian dan indeks risiko. Pada hal ini, simulasi memerlukan komputer dengan daya yang cukup besar disertai paket
perangkat lunak untuk perencanaan keuangan yang efisien, sementara analisis skenario dapat dilakukan hanya dengan menggunakan perangkat komputer
PC serta program spreadsheet atau bahkan hanya dengan menggunakan kalkulator sekalipun. Keunggulan utama dari simulasi ini adalah dapat
menunjukan berbagai hasil yang mungkin sekaligus dengan probabilitasnya.
3.1.7. Konsep Expected Return