25 dilakukan melalui pendekatan Payback Periode PP, Net Present Value
NPV, Internal Rate of Return IRR, Net Benefit Cost Ratio Net BC.
3.1.4. Konsep Nilai Waktu Uang Time value of money
Investasi suatu unit usaha berkaitan dengan usaha dalam jangka waktu yang panjang. Uang memiliki nilai waktu, yaitu uang dihargai secara berbeda
dalam jangka waktu yang berbeda. Konsep nilai waktu uang Time value of money menyatakan bahwa uang yang diterima sekarang lebih berharga daripada
yang diterima kemudian. Atau niali sekarang adalah lebih baik daripada nilai yang sama pada masa yang akan datang Gitinger, 1986.
Waktu mempengaruhi nilai uang, sehingga untuk membandingkan niali uang yang berbeda pada waktu penerimaan dan pengeluarannya perlu dilakukan
penyamaan nilai uang tersebut dengan menggunakan tingkat diskonto discount rate. Hal ini bertujuan untuk melihat nilai uang dimasa yang akan datang future
value pada saat sekarang present value. Menurut Husnan dan Muhammad, 2000 nilai mata uang akan selalu mengalami penurunan, penyebabnya adalah
karena adanya inflasi. Semakin tinggi tingkat inflasi, semakin cepat penurunan nilai mata uang.
3.1.5. Kriteria Kelayakan Investasi
Analisis finansial merupakan suatu analisis yang membandingkan antara biaya dengan manfaat untuk menentukan apakah suatu bisnis akan
menguntungkan selama umur bisnis Husnan dan Muhammad, 2000. Tujuan analisis finansial dari suatu studi kelayakan usaha adalah untuk menentukan
rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan dalam jangka waktu tertentu.
Pelaksanaan analisis finansial dari suatu bisnis dapat menggunakan metode-metode atau kriteria-kriteria penilaian investasi. Melalui metode-metode
ini dapat diketahui apakah suatu bisnis layak untuk dilaksanakan dilihat dari aspek profitabilitas komersialnya. Beberapa kriteria dalam menilai kelayakan suatu
paling umum digunakan adalah Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR, Net Benefit per Cost Net BC dan Pay Back Periode. Setiap metode ini
26 menggunakan nilai sekarang yang telah di-discount dari arus manfaat dan arus
biaya selama umur bisnis. Kriteria investasi digunakan untuk menentukan layak tidaknya suatu
investasi yang ditinjau dari aspek keuangan. Adapun kriteria investasi yang biasa digunakan untuk menentukan kelayakan usaha antara lain:
1. Net Present Value NPV
Net Present Value NPV merupakan manfaat bersih yang diterima selama umur bisnis pada tingkat diskonto tertentu. Ukuran ini bertujuan untuk
menghasilkan alternatif yang dipilih karena adanya kendala biaya modal, dimana bisnis ini memberikan NPV biaya yang sama atau NPV penerimaan
yang kurang lebih sama setiap tahun. Menurut Husnan dan Muhammad 2000 metode penghitungan Net
Present Value NPV adalah dengan cara menghitung selisih antara nilai investasi sekarang dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih
di masa yang akan datang. Untuk menghitung nilai sekarang tersebut perlu ditentukan terlebuh dahulu tingkat bunga yang dianggap relevan. Jika NPV
menghasilkan nilai positif maka investasi tersebut dapat diterima, sedangkan jika NPV tersebut bernilai negatif maka sebaiknya investasi tersebut ditolak
Kasmir dan Jakfar, 2003. 2.
Internal Rate of Return IRR Menurut Jakfar dan Kasmir 2003 Internal Rate of Return IRR
merupakan alat untuk mengukur tingkat pengembalian hasil intern. Ibrahim 1998 mendefinisikan IRR sebagai tingkat suku bunga yang membuat nilai
NPV bisnis sama dengan nol. Investasi dikatakan layak jika IRR lebih besar dari tingkat diskonto, sedangkan jika IRR lebih kecil dari tingkat diskonto
maka bisnis tersebut tidak layak dilaksanakan. Tingkat IRR mencerminkan tingkat suku bunga maksimal yang dapat dibayar oleh bisnis untuk
sumberdaya yang digunakan. Suatu investasi dinyatakan layak jika IRR lebih besar dari tingkat bunga yang berlaku.
3. Net Benefit per Cost Ratio Net BC
Net Benefit per Cost Ratio Net BC adalah besarnya manfaat tambahan pada setiap tambahan biaya sebesar satu satuan. Net BC
27 merupakan perbandingan antara nilai sekarang present value dari net benefit
yang positif dengan net benefit yang negative. Bisnis dikatakan layak bila NBCR lebih besar dari satu Gray et al, 1992.
4. Pay Back Periode
Merupakan kriteria tambahan dalam anaslisis kelayakan untuk melihat periode waktu yang diperlukan dalam melunasi seleruh pengeluaran
investasi. Perhitungan dilakukan dengan cara nilai manfaat bersih yang terdapat pada cash flow didiskontokan dan dukumulatifkan. Metode ini juga
membantu dalam memilih investasi yang terbaik diantara dua perusahaan yang mempunyai rate of return dan risiko yang sama.
Menurut Kasmir dan Jakfar 2003 ada dua macam perhitungan yang akan digunakan dalam menghitung masa pengembalian investasi, yaitu
apabila kas bersih setiap tahun sama dan apabila kas bersih setiap tahun berbeda. Permasalahan dari penggunaan metodi payback ini adalah sulitnya
menentukan periode payback maksimum yang disyaratkan, untuk digunakan sebagai pembanding Husnan dan Muhammad, 2000.
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa metode-metode untuk menilai kelayakan tersebut memiliki perbandingan, karena metode untuk menilai
kelayakan tersebut keputusannya tidak akan selalu sama. Husnan dan Muhammad 2000 membandingkan antara metode-metode tersebut yaitu NPV, IRR, PI, ARR
dan PP. Dua metode yang pertama adalah average rate of return dan payback periode. Kedua metode tersebut mempunyai kelemahan yang sama yaitu
diabaikannya nilai waktu uang. Padahal kita tahu nilai waktu uang sangat penting bagi proyek yang memberikan manfaat jangka panjang. Kalaupun metode
payback tersebut di-discounted-kan masih ada kelemahan yaitu diabaikannya aliran kas setelah periode payback. Kelemahan utama dari payback periode adalah
tidak ada dasar konsepsi untuk menentukan berapa payback maksimum yang diperkenankan.
Metode kedua yang dibandingkan adalah metode NPV dan Profitable Index PI, jika kedua metode tersebut dipakai untuk menilai suatu usulan
investasi, maka perdefinisi hasilnya akan selalu konstan. Dengan kata lain jika
28 NPV mengatakan diterima maka PI juga mengatakan diterima, demikian pula
sebaliknya. Metode yang terakhir untuk dibandingkan adalah NPV dan IRR, dimana jika keduanya digunakan dalam menilai suatu usulan investasi yang sama
maka hasilnya pun akan sama. Meskipun mungkin bisa tidak selalu sama, hal ini terutama untuk pola aliran kas yang tidak normal.
Jika dihadapkan pada pemilihan usulan investasi, maka antara kedua metode yaitu NPV dan IRR juga bisa memberikan keputusan yang tidak
konsisten. Menurut Ibrahim 1998 internal rate of return merupakan tingkat bunga yang menyamakan antara harga beli aset original outlays dengan present
value. Berdasarkan pernyataan tersebut, diketahui untuk mendapatkan nilai PV=original outlays harus menggunakan dua tingkat bunga. Tingkat bunga
pertama menghasilkan present value lebih kecil dari original outlays dan tingkat bunga kedua lebih besar dari original outlays. Jika suatu proyek mempunyai nilai
IRR lebih besar dari social discount rate maka proyek tersebut dinyatakan layak untuk dijalankan feasible dan untuk proyek-proyek yang nilai IRR nya lebih
kecil dari Social Opportunity Cost of Capital SOCC dinyatakan tidak layak. Sumbu tegaknya adalah NPV dan sumbu datarnya adalah tingkat bunga.
Kesimpulan dari semua perbandingan metode penilaian investasi tersebut adalah bahwa metode yang seharusnya digunakan adalah metode NPV. Karena
penggunaan NPV akan konsisten dengan tujuan suatu proyek. Hubungan antara IRR dan NPV tersebut akan jelas jika digambarkan dalam grafik Gambar 1.
IRR
Gambar 3 . Hubungan Antara IRR dengan NPV
Sumber ; Nurmalina et al 2009
NPV
Tingkat Bunga
29
3.1.6. Risiko dalam Investasi