6
buah yang busuk
9
. Adanya fluktuasi produksi mengindikasikan bahwa dalam pembudidayaannya petani menghadapi kendala produksi. Seperti yang
dikemukakan oleh Moekasan et al. 2008, beberapa faktor seperti serangan hama dan penyakit, kondisi cuaca dan iklim, serta human error merupakan kendala dari
kegiatan budidaya paprika yang dapat menyebabkan penurunan hasil produksi paprika.
Menurut BPS 2009, Kecamatan Cisarua merupakan daerah yang memiliki produktivitas paprika tertinggi di Kabupaten Bandung Barat, Jawa
Barat. Desa Pasirlangu yang terletak di Kecamatan Cisarua menjadi salah satu sentra penghasil paprika terbesar, dengan luas tanam seluas 26 hektar dan
produktivitas sebesar 57 ton per hektar pada tahun 2011 Desa Pasirlangu 2011. Berdasarkan topografi, Desa Pasirlangu berada pada ketinggian 900
– 2.050 meter dpl dengan suhu rata-rata harian 20
– 25
o
C, dan rata-rata curah hujan 1.500 mm per tahun sangat mendukung untuk budidaya tanaman paprika. Kini paprika
merupakan komoditas unggulan dan menjadi salah satu sumber pendapatan utama bagi masyarakat di Desa Pasirlangu, khususnya yang tergabung dalam kelompok
tani paprika “Dewa Family”.
1.2. Perumusan Masalah
Kelompok tani paprika “Dewa Family” menjadi salah satu pionir dalam pengembangan komoditas paprika hidroponik di Desa Pasirlangu. Kelompok tani
yang telah terbentuk sejak tahun 1997, diketuai oleh Bapak Deden Wahyu. Kelompok tani ini terbentuk atas inisiatif Bapak Deden Wahyu untuk
mengembangkan paprika hidroponik mulai dari budidaya hingga pemasaran secara bersama-sama. Setiap anggota yang tergabung memiliki greenhouse
masing-masing. Total greenhouse yang digunakan untuk budidaya paprika hidroponik sebanyak 47 unit dengan total areal seluas 51.086 m
2
, dimana empat unit diantaranya dilengkapi dengan irigasi tetes drip irrigation dan lima unit
greenhouse baru.
9
Rachmat, Yanto. 2010. Ekspor Paprika Lembang ke Singapura Turun 66 http:bisnis-
jabar.comindex.phpberitaekspor-paprika-lembang-ke-singapura-turun-66 [diakses pada 8
Desember 2012]
7
Pembudidayaan paprika seluruhnya dilakukan di bawah naungan greenhouse dengan sistem hidroponik, yaitu menggunakan arang sekam sebagai
media tanam dan pemberian pupuk yang telah dilarutkan air terlebih dahulu. Penggunaan greenhouse baik saat penyemaian hingga penanaman bertujuan agar
tanaman paprika terlindung dari terpaan cahaya matahari dan air hujan. Sistem penanaman yang dilakukan adalah tanam tunggal monokultur. Hal ini bertujuan
agar lebih terkontrol dan memperoleh hasil produksi yang maksimal, mengingat tanaman paprika hidroponik memerlukan perawatan yang intensif. Rata-rata
periode pertumbuhan tanaman paprika hidroponik yang dilakukan petani anggota adalah delapan hingga sepuluh bulan, mulai dari tanam hingga tebang, yang
disebut satu periode tanam. Pemasaran kelompok tani ditujukan ke pasar tradisional, pasar swalayan,
dan restoran cepat saji di wilayah Bandung dan Jakarta. Tidak hanya itu, paprika yang dihasilkan kelompok tani juga dijual untuk pasar luar negeri melalui
eksportir, yaitu tujuan negara Singapura. Permintaan paprika di kelompok tani dalam seminggu mencapai 8,97 ton Lampiran 6, namun tidak semua permintaan
dapat terpenuhi. Kelompok tani baru mampu memenuhi sekitar 65,38 persen dari total permintaan per minggu. Keterbatasan produksi yang dihasilkan, disebabkan
oleh masih rendahnya kuantitas maupun produktivitas paprika yang dihasilkan. Dalam melakukan usahatani paprika hidroponik, petani anggota
menghadapi risiko produksi. Dimana jumlah produksi paprika hidroponik yang dihasilkan dari masing-masing greenhouse bervariasi, dengan asumsi input
produksi yang digunakan adalah sama ceteris paribus. Salah satu indikator untuk mengetahui adanya risiko produksi adalah terdapat fluktuasi pada
produktivitas yang dihasilkan selama empat periode tanam terakhir 2008 – 2011.
Dapat dilihat pada Gambar 1, perkembangan paprika hidroponik yang dilakukan anggota kelompok tani memang tidak bernilai negatif, namun adanya risiko
produksi menyebabkan hasil yang diperoleh berfluktuatif dan cenderung mengalami penurunan. Produksi paprika hidroponik tertinggi berada pada tahun
2009 dan terendah pada tahun 2010, yang menurun sebesar 19,96 persen dari tahun 2009.
8
Gambar 1 .
Perkembangan Produktivitas Paprika Hidroponik di Kelompok Tani Paprika “Dewa Family” Selama Empat Periode 2008 – 2011
Sumber: Kelompok Tani Paprika “Dewa Family”, diolah.
Rata-rata produktivitas paprika hidroponik yang mampu dicapai petani pada tahun 2011 adalah sebesar 6,58 kilogram per m
2
. Menurut Gunadi et al. 2006 berdasarkan penelitian dari Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang,
tanaman paprika hidroponik yang dibudidayakan sesuai dengan kondisi di Indonesia dapat memiliki produktivitas yang optimal, yaitu 8,00
– 9,00 kilogram per m
2
. Kesenjangan antara nilai produktivitas aktual dengan produktivitas potensialnya sekitar 1,42
– 2,42 kilogram per m
2
atau sebesar 17,75 – 26,89
persen, menunjukkan adanya masalah yang terjadi dalam kegiatan produksi. Adanya ketidakstabilan produksi dan kesenjangan produktivitas tersebut
diduga disebabkan oleh penggunaan input produksi dan pengaruh kondisi lingkungan. Perbedaan penggunaan input produksi antar petani akan
menyebabkan perbedaan pula pada hasil yang diperoleh. Di sisi lain, faktor lingkungan juga ikut berpengaruh terhadap produksi paprika hidroponik karena
tidak dapat dikuasai dan tidak mudah untuk dikendalikan oleh petani, seperti kondisi cuaca dan serangan hama. Oleh karenanya hasil panen yang diperoleh
tidak sesuai dengan harapan, baik kuantitas maupun kualitas. Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam
penelitian berkaitan dengan risiko produksi dan identifikasi faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produksi paprika hidroponik yang dilakukan anggota
kelompok tani paprika “Dewa Family”. Rincian perumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:
7,588 7,813
6,253 6,584
0.000 1.000
2.000 3.000
4.000 5.000
6.000 7.000
8.000 9.000
2008 2009
2010 2011
P r
o duk
tv it
a s
k g
m
2
Tahun
Produktivitas Rata-rata Paprika Hidroponik per
Tahun kgm² 9,000
8,000 7,000
6,000 5,000
4,000 3,000
2,000 1,000
0,000
9
1. Apa saja sumber-sumber yang menyebabkan risiko produksi paprika
hidroponik di Kelompok Tani Paprika “Dewa Family”? 2.
Bagaimana tingkat risiko produksi yang dihadapi anggota kelompok tani p
aprika “Dewa Family”? 3.
Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi produksi paprika hidroponik di kelompok tani p
aprika “Dewa Family”?
1.3. Tujuan Penelitian