Penerimaan Biaya yang Diperhitungkan Nilai RC atas Biaya Total AC

77 dalam jumlah yang banyak karena merupakan sumber makanan utama bagi tanaman hidroponik sehingga harus diberikan secara rutin. Rata-rata penggunaan nutrisi selama periode tanam untuk luasan 1000 m 2 atau 3.188 tanaman adalah sebanyak 37,46 paket . Tabel 6 . Analisis Pendapatan Usahatani Paprika Hidroponik Petani Anggota Kelompok Tani Paprika “Dewa Family” per 1.000 m 2 Selama Satu Periode Tanam, Tahun 2011 N o Keterangan Satuan Jumlah Harga Rpsatuan Nilai Total Rp

A. Penerimaan

Paprika Hijau Kg 3.291,98 9.166,67 30.176.463,49 Paprika Merah Kg 1.975,19 18.666,67 36.870.144,94 Paprika Kuning Kg 1.316,79 21.500,00 28.310.999,09 Total Penerimaan Rp 6.583,95 95.357.607,52 B. Biaya Tunai 1 Benih: Chang merah Edison merah Sunny kuning Total Benih Biji Biji Biji 1.860,00 797,00 885,00 3.542,00 2.100,00 1.600,00 1.600,00 3.905.055,00 1.275.120,00 1.416.800,00 6.596.975,00 10,94 2 Arang Sekam Karung 390,42 8.000,00 3.123.326,50 5,18 3 Polibag Semai Bungkus 2,00 30.000,00 60.000,00 0,10 4 Polibag Tanam Bungkus 45,71 22.000,00 1.005.714,29 1,67 5 Nutrisi Paket 37,46 442.435,90 16.573.206,28 27,49 6 Pupuk Daun Padat Kg 2,20 40.137,46 88.103,15 0,15 7 Pupuk Pelengkap Cair Liter 3,78 36.335,16 137.306,72 0,23 a. 8 Obat-obatan: b. Insektisida Liter 12,62 520.565,44 6.571.089,57 10,90 Fungisida Liter 2,62 414.847,08 1.086.055,14 1,80 9 Plastik Panen Bungkus 3,64 12.000,00 43.662,64 0,07 10 Listrik dan air Rpbulan 8,00 17.039,47 136.315,79 0,23 11 Tenaga Kerja Luar Keluarga TKLK 7.612.367,67 12,63 12 Pajak lahan Rptahun 8,00 8.333,33 66.666,67 0,11 13 Biaya lain-lain 65.788,46 0,11 Total Biaya Tunai Rp 43.166.577,88

C. Biaya yang Diperhitungkan

1 Penyusutan greenhouse dan peralatan Rpperio de tanam 8.632.624,44 14,32 2 Tenaga Kerja Dalam Keluarga TKDK 6.490.906,38 10,77 3 Sewa lahan Rptahun 8,00 250.000,00 2.000.000,00 3,32 Total Biaya yang Diperhitungkan Rp 17.123.530,83 D. Total Biaya Usahatani Rp B + C 60.290.108,70 100,0 E. Pendapatan atas Biaya Tunai Rp A – B 52.191.029,65 F. Pendapatan atas Biaya Total Rp A – D 35.067.498,82 G. Nilai RC atas Biaya Tunai AB 2,21

H. Nilai RC atas Biaya Total AC

1,58 78 Alokasi biaya usahatani terbesar kedua adalah biaya penyusutan greenhouse dan peralatan yang termasuk ke dalam biaya yang diperhitungkan yaitu sebesar Rp 8.632.624,44 atau 14,32 pesen dari biaya total. Nilai penyusutan yang cukup besar menunjukkan tingginya modal pembuatan greenhouse dan kebutuhan peralatan lainnya dalam usahatani paprika hidroponik Lampiran 9. Nilai penyusutan dihitung berdasarkan metode garis lurus, yaitu nilai pembelian dikurangi taksiran nilai sisa dibagi umur teknis. Nilai sisa untuk beberapa alat diasumsikan bernilai nol karena sudah habis umur ekonomisnya dan tidak laku untuk dijual kembali setelah digunakan. Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja luar keluarga TKLK menjadi komponen biaya terbesar selanjutnya. Alokasi biaya untuk TKLK adalah sebesar 12,63 persen dari biaya total, yang terdiri dari tenaga kerja tetap dan tenaga kerja harian. Biaya ini diperhitungkan untuk semua kegiatan pekerjaan mulai dari persiapan tanam hingga pembongkaran tanaman dalam satu periode tanam Tabel 4. Komponen biaya TKLK terbesar berasal dari tenaga kerja tetap untuk kegiatan pemeliharaan dan perawatan tanaman. Upah yang diberikan untuk tenaga kerja tetap berdasarkan jumlah tanaman yang dirawat yaitu Rp 200,00 per tanaman per bulan. Sementara itu, upah untuk TKLK tidak tetap dihitung berdasarkan jumlah hari kerja dan kapasitas pekerjaan yang dibebankan, dengan asumsi tujuh jam kerja per harinya. Komponen terpenting dalam usahatani paprika hidroponik adalah benih. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli benih menjadi biaya terbesar selanjutnya yaitu sebesar Rp 6.596.975,00 atau 10,94 persen dari biaya total. Benih paprika yang digunakan oleh petani adalah benih F1 dengan varietas Chang dan Edison untuk paprika merah dan Sunny untuk paprika kuning. Biaya pembelian benih tersebut diperoleh dari rata-rata jumlah benih yang digunakan petani pada lahan 1.000 m 2 yaitu 3.542 butir dikalikan dengan harga dari masing-masing warna. Biaya terbesar selanjutnya yang dikeluarkan petani adalah untuk obat- obatan sebesar 12,70 persen dari biaya total. Terdapat dua jenis obat-obatan yang digunakan oleh petani, yaitu insektisida dan fungisida. Pengeluaran terbesar dari komponen obat-obatan adalah penggunaan insektisida sebesar Rp 6.571.089,57 79 atau 10,90 persen dari biaya total, dengan rata-rata penggunaan sebanyak 12,62 liter dalam satu periode tanam untuk luasan 1.000 m 2 . 5.4.4.3. Pendapatan Usahatani Paprika Hidroponik Suatu usahatani dapat dikatakan menguntungkan jika pendapatan yang diperoleh bernilai positif dan rugi jika bernilai negatif. Pendapatan usahatani dibagi menjadi pendapatan atas biaya tunai pendapatan tunai dan pendapatan atas biaya total pendapatan total. Pendapatan atas biaya tunai merupakan selisih antara penerimaan total dengan biaya tunai usahatani, sedangkan pendapatan atas biaya total diperoleh dari selisih antara penerimaan total dengan biaya total usahatani paprika yang dikeluarkan. Sistem budidaya paprika secara hidroponik memerlukan investasi awal yang relatif mahal. Sehingga, perencanaan tanam yang meliputi pemilihan lokasi, luas greenhouse, waktu tanam, jumlah benih, dan sebagainya harus dipersiapkan secara matang agar mendapatkan keuntungan yang maksimal. Berdasarkan perhitungan pada Tabel 6, terlihat bahwa usahatani paprika hidroponik yang dijalankan oleh petani responden memberikan keuntungan sebesar Rp 52.191.029,65 atas biaya tunai yang dikeluarkan, sementara pendapatan atas biaya total yang diperoleh sebesar Rp 35.067.498,82 selama satu periode tanam. Hasil yang diperoleh menunjukkan nilai yang lebih besar dari nol atau positif. Artinya, usahatani paprika yang dijalankan oleh petani responden di kelompok tani paprika “Dewa Family” menguntungkan untuk dilaksanakan. Nilai penerimaan dan biaya juga dapat menunjukkan nilai RC dari usahatani yang dijalankan. Dari hasil perhitungan pada Tabel 6, nilai RC rasio atas biaya tunai yang diperoleh sebesar 2,21. Nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap Rp 1.000,00 dari biaya tunai yang dikeluarkan petani untuk usahatani paprika hidroponik, akan memberi manfaat atau tambahan penerimaan sebesar Rp 2.210,00. Sedangkan, nilai RC rasio atas biaya total pada usahatani paprika hidroponik yang diperoleh sebesar 1,58. Nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap Rp 1.000,00 dari biaya total yang dikeluarkan akan memberi manfaat atau tambahan penerimaan sebesar Rp 1.580,00. Dari hasil yang diperoleh, nilai RC rasio atas biaya tunai lebih tinggi dari nilai RC rasio atas biaya total. Hal ini disebabkan pada biaya total 80 memperhitungkan opportunity cost semua input yang dikeluarkan dalam usahatani paprika, termasuk juga biaya tenaga kerja dalam keluarga, penyusutan, dan sewa lahan yang seharusnya tidak dikeluarkan oleh petani. Walaupun demikian, kedua nilai RC rasio yang diperoleh memberikan hasil positif atau RC lebih dari satu. Artinya, penerimaan total yang diperoleh petani dapat menutupi seluruh biaya usahatani yang dikeluarkan untuk mengusahakan paprika hidroponik selama satu periode tanam. Dengan demikian, usahatani paprika hidroponik yang dijalankan petani responden layak dan menguntungkan. 81 VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1. Sumber-sumber Risiko Produksi Paprika Hidroponik