Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Paprika Hidroponik

35 semakin kecil nilai variance maka semakin kecil penyimpangan sehingga semakin kecil pula risiko yang dihadapi dalam kegiatan usaha tersebut. 2 Simpangan Baku Standard Deviation Standar deviasi atau simpangan baku merupakan ukuran satuan risiko terkecil yang menggambarkan penyimpangan yang terjadi dari suatu proyek investasi Sofyan 2005. Standar deviasi diukur dari akar kuadrat dari nilai variance. Rumus standar deviasi dapat dituliskan sebagai berikut Elton dan Gruber 1995 : √ Dimana: σ i 2 = Ragam variance σ i = Simpangan baku standard deviation Seperti halnya variance, semakin kecil nilai standar deviasi maka semakin rendah risiko yang dihadapi dalam kegiatan usaha. 3 Koefisien Variasi Coefficient Variation Siahaan 2009 menyatakan bahwa risiko perlu dibandingkan dengan tingkat return yang diharapkan. Koefisien variasi diperoleh dari rasio standar deviasi dengan nilai yang diharapkan atau expected return. Sama halnya dengan ukuran risiko lain, semakin kecil nilai koefisien variasi, maka semakin rendah risiko yang dihadapi dari suatu usaha. Rumus koefisien variasi adalah Siahaan 2009 : CV = σ Ř Dimana: CV = Koefisien variasi coefficient variation σ i = Simpangan baku standard deviation Ř i = Expected Return atau nilai harapan

4.3.2. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Paprika Hidroponik

Usaha budidaya pertanian merupakan salah satu jenis usaha yang selalu dipengaruhi oleh risiko dan ketidakpastian, begitu juga dengan usahatani paprika hidroponik. Dimana kuantitas dan kualitas paprika yang dihasilkan tidak dapat diketahui secara pasti karena adanya pengaruh iklim, hama, dan penyakit tanaman, serta penggunaan faktor produksi. Menurut Soekartawi et al. 1986 selain pengaruh iklim dan pengaruh lain yang tidak dapat dikuasai atau dikontrol 36 petani, alokasi sumber daya sangat menentukan berapa produksi yang akan dihasilkan. Dengan demikian, petani juga dapat mempengaruhi produksi melalui keputusan berapa jumlah sumberdaya yang akan digunakan, seperti berapa luas lahan yang dipakai, berapa banyak benih, pupuk, obat-obatan pertanian, tenaga kerja, dan lainya. Hubungan kuantitatif antara faktor produksi input dan produksi output disebut dengan factor relationship atau fungsi produksi. Besar kecilnya faktor produksi yang digunakan akan mempengaruhi jumlah produksi yang diperoleh. Bila variabel Y digambarkan sebagai jumlah produksi dan variabel X i adalah faktor produksi i, maka besarnya Y dipengaruhi oleh besarnya X 1 , X 2 , X 3 , …, X m yang dimasukkan dalam fungsi. Hubungan faktor produksi dan produksi tersebut mengikuti kaidah tambahan hasil yang semakin berkurang law of diminishing returns untuk semua variabel X, dimana tiap tambahan unit faktor produksi akan mengakibatkan proporsi unit tambahan produksi yang semakin kecil dibanding unit tambahan faktor produksi tersebut Soekartawi et al. 1986. Dalam penelitian ini, model fungsi produksi yang digunakan adalah fungsi produksi Cobb-Douglas. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggunaan fungsi Cobb- Douglas Soekartawi 2002, yaitu: 1 Tidak ada nilai pengamatan yang bernilai nol. Sebab logaritma dari bilangan nol adalah suatu bilangan yang besarnya tidak diketahui infinite. 2 Perlu asumsi bahwa tidak ada perbedaan teknologi pada setiap pengamatan nonneutral difference in the respective technology. Artinya, kalau fungsi Cobb-Douglas yang dipakai sebagai model dalam suatu pengamatan dan bila diperlukan analisa yang merupakan lebih dari satu model misalnya dua model, maka perbedaan model tersebut terletak pada intercept dan bukan pada kemiringan garis slope model tersebut. 3 Perbedaan lokasi pada fungsi produksi seperti iklim adalah sudah tercakup pada faktor kesalahan u. Dalam menganalisis fungsi produksi, langkah awal yang dilakukan adalah mengidentifikasi faktor produksi apa saja yang diduga berpengaruh terhadap usahatani paprika hidroponik. Variabel atau faktor produksi yang diduga berpengaruh adalah luas greenhouse, jumlah benih, nutrisi, pupuk pelengkap, 37 insektisida, fungisida, dan tenaga kerja. Pendugaan faktor produksi tersebut berdasarkan penggunaan input yang sering digunakan petani anggota dalam usahatani paprika hidroponik di lokasi penelitian. Di samping itu, penentuan variabel faktor produksi juga berdasarkan beberapa penelitian terdahulu oleh Kartikasari 2006, Nadhwatunnaja 2008, dan Setyarini 2011, antara lain luas lahan greenhouse, benih, nutrisi, pestisida, dan tenaga kerja. Namun faktor lain seperti tingkat pendidikan, pengalaman bertani, dan jumlah hama thrips seperti yang dilakukan oleh penelitian terdahulu tidak diikutsertakan dalam pendugaan model penelitian ini. Pada penelitian ini, pupuk pelengkap atau pupuk daun terdiri dari dua jenis, yaitu padatan dan cairan. Pengaplikasiannya berbeda antara petani yang satu dengan petani lainnya tergantung dari merk dagang dan jenis yang digunakan. Namun, fungsi dari kedua jenis pupuk daun adalah sama yaitu merangsang pertumbuhan, kesuburan, serta zat pengatur tubuh tanaman paprika hidroponik agar mampu melawan hama dan penyakit. Sebagian besar petani anggota mengaplikasikan pupuk daun yang berbentuk cairan, sehingga dalam model hanya dimasukkan variabel pupuk pelengkap cair. Sama halnya dengan fungsida, ada yang berbentuk padatan dan juga cairan. Pengaplikasian fungsida dari kedua jenis tersebut dilakukan berganti-gantian oleh petani. Tujuan pemakaian fungsida sama, yaitu untuk membunuh penyakit pada tanaman paprika yang disebabkan oleh jamur, seperti penyakit tepung daun powdery mildew atau yang dikenal petani dengan sebutan buluk daun dan penyakit bercak serkospora atau bercak daun. Sebagian besar petani anggota lebih sering menggunakan fungsida berbentuk cairan dibanding yang padatan, sehingga dalam perhitungan digunakan variabel fungsida yang berbentuk cairan. Dengan memasukkan tujuh variabel bebas ke dalam persamaan, maka model fungsi produksi Cobb-Douglas untuk usahatani paprika hidroponik, secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut: Y = a Untuk mempermudah pendugaan dengan metode kuadrat terkecil atau ordinary least square OLS, maka fungsi tersebut ditransformasikan ke dalam bentuk linier logaritma Ln, sehingga persamaan menjadi: 38 Ln Y = Ln a + a 1 Ln X 1 + a 2 Ln X 2 + a 3 Ln X 3 + a 4 Ln X 4 + a 5 Ln X 5 + a 6 Ln X 6 + a 7 Ln X 7 + u Dimana: Y = Jumlah produksi paprika kg a o = Intersep atau konstanta X 1 = Luas greenhouse m 2 X 2 = Jumlah benih biji X 3 = Jumlah nutrisi liter X 4 = Jumlah pupuk pelengkap cair mililiter X 5 = Jumlah insektisida mililiter X 6 = Jumlah fungisida mililiter X 7 = Jumlah tenaga kerja HOK a 1 , a 2 , ...., a 7 = Nilai dugaan besaran parameter u = faktor kesalahan disturbance term Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh faktor produksi berpengaruh positif terhadap tingkat produksi paprika hidroponik. Kondisi ini diperkirakan karena seluruh komponen faktor produksi tersebut merupakan kebutuhan dalam kegiatan budidaya paprika hidroponik. Adapun penjelasan hipotesis tersebut adalah sebagai berikut: a Luas greenhouse X 1 a 1 0 artinya semakin luas greenhouse yang digunakan dalam proses produksi, maka akan semakin tinggi produksi paprika hidroponik yang dihasilkan. b Benih X 2 a 2 0 artinya semakin banyak benih yang digunakan dalam proses produksi, maka akan semakin tinggi produksi paprika hidroponik yang dihasilkan. c Nutrisi X 3 a 3 0 artinya semakin banyak nutrisi yang digunakan dalam proses produksi, maka akan semakin tinggi produksi paprika hidroponik yang dihasilkan. d Pupuk Pelengkap cair X 4 a 4 0 artinya semakin banyak pupuk pelengkap cair yang digunakan dalam proses produksi, maka akan semakin tinggi produksi paprika hidroponik yang dihasilkan. 39 e Insektisida X 5 a 5 0 artinya semakin banyak insektisida yang digunakan dalam proses produksi, maka akan semakin tinggi produksi paprika hidroponik yang dihasilkan. f Fungisida X 6 a 6 0 artinya semakin banyak fungisida yang digunakan dalam proses produksi, maka akan semakin tinggi produksi paprika hidroponik yang dihasilkan. g Tenaga kerja X 7 a 7 0 X 7 artinya semakin banyak tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi, maka akan semakin tinggi produksi paprika hidroponik yang dihasilkan.

4.3.3. Pengujian Hipotesis