Analisis Risiko Produksi pada Kegiatan Spesialisasi

32 produksi dalam satu periode tanam, dan kendala yang dihadapi selama pembudidayaan paprika hidroponik. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan data sekunder. Data sekunder merupakan data yang telah terdokumentasi sebelumnya Nazir 2009. Data sekunder digunakan sebagai data penunjang pada penelitian ini diperoleh dari hasil publikasi Badan Pusat Statistik BPS, Statistik Pertanian Kementerian Pertanian, Direktorat Jenderal Hortikultura, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, Dinas Pertanian Kabupaten Bandung Barat, Buku Profil Desa Pasirlangu, literatur internet, buku, serta penelitian terdahulu berupa jurnal, artikel, dan skripsi yang berkaitan dengan topik dan komoditi penelitian. Data historis juga digunakan berupa jumlah produksi dari tahun 2008 – 2011 dan data penunjang lainnya yang diperoleh dari pembukuan kelompok tani.

4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan gambaran umum kelompok tani paprika “Dewa Family”, keragaan usahatani paprika hidroponik, risiko yang dihadapi petani, dan pengelolaan risiko tersebut. Sedangkan analisis kuantitatif terdiri dari analisis pendapatan, analisis risiko produksi spesialisasi, dan fungsi produksi Cobb-Douglas untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi paprika hidroponik. Untuk analisis pendapatan diperoleh dari pengurangan penerimaan dengan biaya total usahatani yang dikeluarkan selama satu periode tanam, dan untuk analisis risiko produksi didasarkan pada produktivitas per greenhouse per periode tanam. Jumlah data yang digunakan sebanyak 38 unit dari masing-masing greenhouse manual yang dimiliki petani anggota. Pengolahan data kuantitatif menggunakan software Microsoft Excel 2007 dan MINITAB 14.

4.3.1. Analisis Risiko Produksi pada Kegiatan Spesialisasi

Menurut Vaughan 1978 yang diacu dalam Darmawi 2006, risiko berkaitan terhadap peluang atau kemungkinan terjadinya suatu peristiwa. Peluang hanya suatu kemungkinan, sehingga nilai dari suatu peluang bukan merupakan nilai mutlak dalam suatu kondisi. Nilai peluang ditentukan berdasarkan suatu 33 kejadian pada periode waktu tertentu. Frekuensi kejadian diukur berdasarkan data atau pengalaman yang dimiliki perusahaan selama menjalankan usahanya. Nilai peluang P dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut Darmawi 2004: P = Dimana: f = Frekuensi terjadinya suatu kejadian T = Banyak kejadian yang dianalisis Total peluang dari beberapa kejadian adalah satu, secara matematis dapat ditulis sebagai berikut : ∑ Menurut Darmawi 2004, probabilitas atau peluang merupakan suatu nilai yang terletak antara 0 dan 1 yang diberikan untuk masing-masing kejadian. Apabila nilai suatu peluang adalah 1, maka hal tersebut merupakan sebuah kepastian. Artinya, peristiwa yang akan diperkirakan pasti terjadi. Sebaliknya jika peluang bernilai nol, artinya peristiwa yang diperkirakan tidak akan terjadi. Berdasarkan data historis yang diperoleh dari kelompok tani paprika “Dewa Family” selama empat periode terahir 2008 – 2011, terdapat 93 kegiatan produksi dari 38 unit greenhouse yang dimiliki anggota untuk penanaman paprika. Setiap kali berproduksi menghasilkan nilai produktivitas paprika hidroponik yang bervariasi dan sulit untuk dinilai mana peluang yang lebih tinggi atau rendah. Oleh karena itu, peluang dari setiap kejadian diasumsikan sama yaitu sebesar 0,0108. Nilai peluang tersebut dihitung dengan cara satu dibagi dengan total kegiatan produksi. Pengambilan keputusan yang mengandung risiko dapat dilakukan dengan menggunakan expected return atau nilai harapan. Sofyan 2005 menyatakan bahwa nilai harapan merupakan nilai yang diharapkan dari hasil yang diperoleh return. Nilai harapan dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk melanjutkan kegiatan usaha. Rumus expected return yang digunakan adalah sebagai berikut Elton dan Gruber 1995: 34 ∑ Dimana: Ř i = Expected Return atau nilai harapan P ij = Peluang dari suatu kejadian R ij = Return produktivitas atau pendapatan M = Banyak kejadian yang dianalisis Namun, dikarenakan nilai peluang diasumsikan sama untuk setiap kejadian, maka nilai expected return-nya merupakan nilai rata-rata dari total nilai produktivitas atau pendapatan. Rumus yang digunakan sebagai berikut Elton dan Gruber 1995: Ř i = ∑ Salah satu kendala yang dihadapi petani anggota kelompok tani dalam menjalankan usahatani paprika hidroponik adalah risiko produksi. Indikasi terjadinya risiko dilihat dari fluktuasi pada hasil produksi yang diduga disebabkan oleh faktor internal terkait input produksi dan faktor lingkungan hama dan kondisi cuaca. Untuk mengetahui seberapa besar risiko yang dihadapi petani anggota dilakukan analisis risiko dengan menggunakan metode variance, standard deviation, dan coefficient variation berdasarkan produktivitas. 1 Ragam Variance Menurut Sofyan 2005, variance merupakan satuan risiko dari suatu proyek investasi yang menggambarkan besarnya penyimpangan yang terjadi. Pengukuran variance dari return diukur dari penjumlahan selisih kuadrat dari return penerimaan dengan expected return dikalikan dengan peluang dari setiap kejadian. Rumus nilai variance dapat dituliskan sebagai berikut Elton dan Gruber 1995: ∑ Dimana: σ t 2 = Variance atau ragam dari return P ij = Peluang dari suatu kejadian R ij = Return produktivitas atau pendapatan Ř i = Expected Return atau nilai harapan Dalam hal ini nilai variance memberikan informasi tentang luasnya kemungkinan penyimpangan yang sebenarnya dari nilai yang diharapkan. Dimana 35 semakin kecil nilai variance maka semakin kecil penyimpangan sehingga semakin kecil pula risiko yang dihadapi dalam kegiatan usaha tersebut. 2 Simpangan Baku Standard Deviation Standar deviasi atau simpangan baku merupakan ukuran satuan risiko terkecil yang menggambarkan penyimpangan yang terjadi dari suatu proyek investasi Sofyan 2005. Standar deviasi diukur dari akar kuadrat dari nilai variance. Rumus standar deviasi dapat dituliskan sebagai berikut Elton dan Gruber 1995 : √ Dimana: σ i 2 = Ragam variance σ i = Simpangan baku standard deviation Seperti halnya variance, semakin kecil nilai standar deviasi maka semakin rendah risiko yang dihadapi dalam kegiatan usaha. 3 Koefisien Variasi Coefficient Variation Siahaan 2009 menyatakan bahwa risiko perlu dibandingkan dengan tingkat return yang diharapkan. Koefisien variasi diperoleh dari rasio standar deviasi dengan nilai yang diharapkan atau expected return. Sama halnya dengan ukuran risiko lain, semakin kecil nilai koefisien variasi, maka semakin rendah risiko yang dihadapi dari suatu usaha. Rumus koefisien variasi adalah Siahaan 2009 : CV = σ Ř Dimana: CV = Koefisien variasi coefficient variation σ i = Simpangan baku standard deviation Ř i = Expected Return atau nilai harapan

4.3.2. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Paprika Hidroponik