Penilaian Risiko Konsep Risiko

26 merupakan suatu kondisi yang bisa saja terjadi atau tidak terjadi dan menimbulkan dampak pada kerugian atau keuntungan Kountur 2004; 2008, Darmawi 2006, Hanggraeni 2010, Harwood et al. 1999, dan Darmawi 2006. Dampak dari risiko dan ketidakpastian menyebabkan hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan harapan. Dalam penelitian ini, konsep-konsep risiko tersebut dijadikan sebagai acuan untuk mendefinisikan risiko yang terjadi sesuai lapang.

3.1.2.1. Penilaian Risiko

Indikasi adanya risiko dalam suatu kegiatan usaha dapat dilihat dengan adanya variasi, fluktuasi atau volatilitas dari hasil yang diperoleh, seperti fluktuasi produksi, harga output, atau pendapatan untuk setiap satuan yang sama. Penilaian risiko dilakukan dengan mengukur nilai penyimpangan yang terjadi. Namun, perlu diketahui terlebih dahulu mengenai nilai harapan atau expected return. Selanjutnya dilakukan dengan pendekatan ragam variance, standar deviasi standard deviation, dan koefisien variasi coefficient variation Elton dan Gruber 1995. 1 Return, Probability, dan Expected Return ER Dalam pengambilan keputusan, return memiliki keterkaitan yang erat dengan peluang probability dan nilai harapan atau expected return Elton dan Gruber 1995. Return merupakan hasil yang diperoleh, berupa pendapatan, produksi, atau harga. Peluang atau probability menunjukkan distribusi frekuensi terhadap suatu kejadian untuk periode waktu tertentu. Besar kecilnya peluang dari suatu kejadian dapat diukur berdasarkan pengalaman yang telah dialami pelaku usaha dalam menjalankan usahanya. Total peluang dari beberapa kejadian berjumlah satu. Expected return merupakan suatu nilai yang diharapkan dapat diperoleh dari kegiatan usaha yang dilakukan. Nilai harapan expected return diukur dengan menjumlahkan perkalian peluang probability dan hasil dari setiap kejadian return. 2 Variance, Standard Deviation, dan Coefficient Variation Ketiga ukuran tersebut saling berkaitan satu sama lain. Nilai ragam variance sebagai penentu ukuran yang lainnya, diperoleh dari penjumlahan selisih kuadrat return dengan ekspetasi return yang dikalikan dengan peluang dari 27 setiap kejadian. Standar deviasi standard deviation merupakan akar kuadrat dari nilai varians. Sementara koefisien variasi coefficient variation merupakan rasio dari standar deviasi dengan nilai harapan expected return dari suatu usaha. Penilaian risiko digunakan untuk melihat seberapa besar dampak yang dihasilkan dari faktor penyebab risiko terhadap penerimaan atau produksi yang diharapkan pelaku usaha. Dalam kegiatan pertanian, seringkali terjadi kesenjangan produktivitas yield gap antara produktivitas potensial dan produktivitas yang dihasilkan oleh petani. Kesenjangan produktivitas terjadi karena adanya faktor yang sulit untuk diatasi petani, seperti adanya perbedaaan lingkungan, seperti iklim. Hal ini disebut dengan yield gap I. Disamping itu, dikenal pula yield gap II yang disebabkan oleh kendala biologi seperti serangan hama dan penyakit atau perbedaan varietas, dan kendala sosial-ekonomi seperti kebiasaan dan sikap petani, tingkat pendidikan dan pengetahuan petani, adanya faktor ketidakpastian, atau risiko dalam usahatani Soekartawi 2002. Sumber risiko dalam kegiatan pertanian menurut Harwood et al. 1999 diantaranya: 1 Risiko produksi hasil pertanian terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa hal yang tidak dapat dikendalikan oleh manusia. Hal tersebut berkaitan dengan cuaca buruk, curah hujan, suhu yang ekstrim, salju, serta serangan hama dan penyakit. Di sisi lain, penggunaan teknologi yang tidak tepat juga dapat menimbulkan risiko produksi karena dapat menyebabkan gagal panen, rendahnya produktivitas, dan lain sebagainya. 2 Risiko harga atau pasar dipengaruhi oleh perubahan harga output dan input pertanian. Perubahan harga tersebut dapat mempengaruhi struktur biaya produksi. Dimana harga yang diterima pada musim tanam saat ini akan berbeda dengan harga yang diterima petunia pada musim tanam berikutnya. Sehingga megakibatkan fluktuasi pada penerimaan petani. 3 Risiko personal atau human error ditimbulkan karena adanya perubahan yang menganggu seperti kematian, cedera, atau kesehatan yang buruk dari tenaga kerja. Selain itu, perubahan tujuan dari individu yang terlibat di dalam perusahaan pertanian memiliki efek yang signifikan terhadap kinerja jangka panjang operasional perusahaan. Contohnya risiko aset yang diakibatkan oleh pencurian, kebakaran, atau kerusakana lainnya pada peralatan atau bangunan. 28

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian