16 tingkat risiko paling tinggi dibanding lainnya berdasarkan produktivitas dan
pendapatan. Lain halnya dengan risiko produksi di lokasi penelitian Setyarini 2011 yang mengidentifikasi satu komoditi yaitu paprika. Tingkat risiko yang
dihadapi lebih rendah dibanding ketiga penelitian lainnya. Hal ini dikarenakan cara pembudidayaan komoditi yang jelas berbeda dan penanaman sayuran dari
ketiga penelitian tersebut dilakukan di areal terbuka. Berbeda dengan paprika yang ditanam didalam greenhouse sehingga terlindungi dari curah hujan dan
panas yang tidak menentu. Selain risiko, keempat penelitian tersebut juga mengidentifikasi sumber-
sumber penyebab terjadinya risiko. Dapat disimpulkan sumber-sumber yang menyebabkan risiko adalah kondisi cuaca dan iklim, serangan hama dan penyakit,
keterampilan tenaga kerja, serta tingkat kesuburan lahan. Dari penelitian Cher 2011, Mandasari 2012 dan Amelia 2012 dilakukan penilaian risiko pada
kegiatan diversifikasi sebagai penanganan untuk meminimalkan risiko, namun tidak dilakukan oleh Setyarini 2011 yang hanya ada satu komoditi yang diteliti.
2.2.2. Kajian Mengenai Pengaruh Faktor Produksi Terhadap Produksi Paprika Hidroponik
Dalam kegiatan produksi peranan hubungan input masukan dan output hasil tidak dapat dikesampingkan. Rahim dan Hastuti 2008 menyatakan
produksi komoditas pertanian merupakan hasil proses dari lahan pertanian dalam arti luas berupa komoditas pertanian pangan, hortikultura, perkebunan,
perikanan, peternakan, dan kehutanan dengan berbagai pengaruh faktor-faktor produksi dan faktor-faktor hasil tangkapan perahu, alat tangkap, nelayan, jumlah
thrips, operasional, dan musim. Faktor-faktor produksi yang digunakan pada proses produksi adalah lahan, tenaga kerja, modal, pupuk, pestisida, teknologi,
dan manajemen. Faktor produksi berpengaruh terhadap besar-kecilnya produksi yang akan diperoleh. Hubungan antara faktor produksi input dan produksi
output disebut dengan fungsi produksi atau factor relationship Soekartawi 2002, Rahim dan Hastuti 2008, dan Putong 2010.
Penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi produksi paprika hidroponik telah dilakukan oleh Kartikasari 2006, Nadhwatunnaja
2008, dan Setyarini 2011. Model fungsi yang digunakan dalam menganalisis
17 adalah fungsi produksi Cobb-Douglas. Beberapa kesamaan faktor produksi yang
diduga berpengaruh terhadap produksi paprika adalah luas lahan greenhouse, benih, nutrisi, pestisida, dan tenaga kerja. Dalam menganalisis faktor-faktor
produksi, Kartikasari 2006 tidak memasukkan variabel nutrisi tapi memasukkan variabel pengalaman dan tingkat pendidikan sebagai variabel dummy.
Nadhwatunnaja 2008 memasukkan status petani yang bergabung dan yang tidak bergabung dengan kelompok tani sebagai variabel dummy. Sedangkan Setyarini
2011 memasukkan variabel media tanam yang dipakai, pupuk daun dan jumlah hama thrips.
Berdasarkan hasil penelitian Kartikasari 2006 menyebutkan variabel luas lahan greenhouse, benih, tenaga kerja, dan pestisida berpengaruh positif
terhadap produksi paprika. Sedangkan, variabel tingkat pendidikan dan pengalaman tidak berpengaruh siginifikan terhadap produksi paprika karena di
lokasi penelitian sebagian petani mengaku mengadopsi teknik pembudidayaan paprika hidroponik dari petani lain yang dianggap berhasil, sehingga faktor
pendidikan dan pengalaman tidak mempengaruhi kemampuan petani dalam berbudidaya paprika.
Hasil pendugaan
yang dilakukan
oleh Nadhwatunnaja
2008 mengidentifikasikan adanya multikolinearitas di dalam model yang disebabkan
oleh variabel benih, maka variabel tersebut dikeluarkan dari model. Padahal variabel benih merupakan faktor utama dalam pembudidayaan paprika. Selain itu,
variabel dummy status petani juga dikeluarkan dari model karena menurutnya produksi paprika tidak dipengaruhi oleh status keanggotaan petani, lebih
dikarenakan penggunaan faktor-faktor produksi. Sehingga model yang didapat menunjukkan bahwa luas lahan greenhouse, nutrisi, dan pestisida berpengaruh
positif terhadap produksi paprika, sedangkan tenaga kerja tidak berpengaruh positif karena produksi paprika lebih dipengaruhi oleh keterampilan tenaga kerja
bukan jumlah tenaga kerja. Sama halnya dengan Setyarini 2011, yang mengalami masalah
multikolinearitas dalam pendugaan model dengan fungsi Cobb-Douglas. Cara untuk menghilangkan multikolineritas dengan menggunakan analisis antara, yaitu
analisis regresi komponen utama principal component analysis. Model yang
18 diperoleh dari hasil regresi komponen utama selanjutnya di interpretasi untuk
mengetahui faktor produksi yang mempengaruhi produksi paprika. Setyarini 2011 menyebutkan semua variabel yang dimasukkan ke dalam model
berpengaruh positif dan siginifikan terhadap produksi paprika kecuali variabel jumlah hama thrips yang berpengaruh negatif dan signifikan. Hal ini dikarenakan
hama thrips merupakan sumber risiko utama yang dapat mempengaruhi penurunan jumlah produksi paprika.
2.3. Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu