Sejarah dan Perkembangan Kelompok Tani

46 5.438 orang, untuk lulusan SMP dan SLTA masing-masing sebanyak 825 dan 438 orang, dan yang sedang sekolah 1.250 orang. Sementara yang tidak tamat SD, SMP, dan SLTA sebanyak 344 orang, yang tidak pernah sekolah sebanyak 25 orang, dan yang belum masuk sekolah dasar sebanyak 650 orang. Serta, terdapat 19 orang yang tamat akademi DI – III dan 53 orang lulusan sarjana S1 dan S2. Hal ini perlu mendapat perhatian dari pemerintah karena rata-rata tingkat pendidikan penduduk Desa Pasirlangu masih sangat rendah. Walaupun letak wilayah agak terpencil dan jauh dari akses jalan utama, perekonomian desa sudah cukup maju. Paprika menjadi komoditi unggulan dan sumber perekonomian utama di desa ini. Luas tanah yang digunakan untuk lahan pertanian paprika hidroponik pada tahun 2011 adalah 26 hektar dengan produktivitas 57 ton per hektar. Kini Desa Pasirlangu telah menjadi salah satu sentra penghasil paprika hidroponik di Provinsi Jawa Barat. Pemasaran hasil panen di umumnya dijual ke pasar, dijual langsung ke konsumen, dijual melalui tengkulak dan pengecer, serta ada pula hasil panen untuk kebutuhan sendiri atau tidak dijual.

5.2. Gambaran Umum Kelompok Tani Paprika “Dewa Family”

5.2.1. Sejarah dan Perkembangan Kelompok Tani

Komoditas paprika mulai dibudidayakan di Desa Pasirlangu sejak tahun 1996 oleh tiga orang petani perintis, yaitu Bapak Sutardi, Bapak Deden Wahyu, dan Bapak Kusnadi. Mereka merupakan petani lapang yang menanam sayur- sayuran seperti tomat, labu, dan burkol. Namun, perekonomian pada saat itu sedang tidak stabil yang disebabkan oleh rendahnya harga sayur-sayuran. Dengan modal pengetahuan dari majalah Trubus, mereka mencoba membudidayakan paprika. Penanaman paprika pertama kalinya dilakukan sebanyak 100 tanaman secara otodidak, dengan membuat campuran pupuk sendiri. Pupuk racikan tersebut masih digunakan oleh petani-petani paprika di Desa Pasirlangu hingga saat ini, yang lebih dikenal dengan pupuk AB Mix lokal atau Tenso Deden Wahyu, komunikasi pribadi. Di awal penanaman sempat mengalami kerugian, dimana hama yang menyerang tanaman paprika belum diketahui cara pengendaliannya dan hasil 47 panen tidak dapat terjual karena belum memiliki pasar. Akhirnya mereka melakukan kunjungan ke Saung Mirwan di Bogor untuk mengetahui cara pembudidayaan dan pemasaran hasil panen. Teknik pembudidayaan paprika yang telah diperoleh, ditularkan kepada masyarakat Desa Pasirlangu dengan harapan dapat mengembangkan paprika secara serius. Tiga orang petani perintis tersebut mendirikan sebuah kelompok tani, yaitu Kelompok Tani Mitra Sukamaju. Kelompok tani ini merupakan kelompok tani paprika pertama yang terdapat di Desa Pasirlangu Deden Wahyu, komunikasi pribadi. Bapak Deden Wahyu yang termasuk dalam petani perintis paprika, pernah tergabung dalam Kelompok Tani Mitra Sukamaju. Setelah cukup menguasai ilmu budidaya paprika dan pemasarannya, Pak Deden Wahyu memilih keluar dari kelompok tani untuk menjadi petani mandiri. Dengan menggunakan modal sendiri dan berbekal ilmu yang telah didapat, beliau mengawali usahanya dengan membuat satu unit greenhouse seluas 450 m 2 dan jumlah populasi 1.500 tanaman. Dalam memenuhi persediaan sarana produksi dilakukan kerjasama dengan PT Joro dan Buana Tani. Pertengahan tahun 1997, Saung Mirwan mengekspor paprika ke Taiwan, melihat peluang pasar yang bagus, Pak Deden Wahyu mencoba mengirim paprika ke Saung Miwan dan diterima. Setelah berhasil memasarkan paprika ke Saung Mirwan, Pak Deden Wahyu ditawari kerjasama oleh Saung Mirwan dan diberikan pinjaman modal sebesar sepuluh juta rupiah melalui Bank NSP. Modal tersebut dimanfaatkan untuk membuat satu unit greenhouse lagi. Kelompok tani paprika “Dewa Family” terbentuk karena adanya gagasan dan inisiatif Pak Deden Wahyu mengajak saudaranya membudidayakan paprika dengan sistem kerjasama. Pada tanggal 13 Desember 1997 terbentuklah kelompok tani paprika “Dewa Family” yang diketuai oleh Pak Deden Wahyu, hingga saat ini. Nama “Dewa Family” diambil dari singkatan nama Pak Deden Wahyu, dan karena kelompok tersebut awalnya beranggotakan keluarga. Tujuan dari pembentukan kelompok tani paprika “Dewa Family” adalah agar kelompok tani ini dapat menyejahterakan anggota kelompok dan membuat lapangan kerja bagi masyarakat sekitar. Hal tersebut dicapai melalui penanaman paprika yang sesuai Standard Operational Procedures SOP, adanya pengendalian hama terpadu 48 PHT dan penerapan Good Agricultural Practices GAP seperti pembukuan yang baik. Keanggotan kelompok tani paprika “Dewa Family” bersifat bebas. Artinya tidak hanya dari dalam keluarga, petani non keluarga pun dapat bergabung asalkan berkomitmen untuk memajukan kelompok tani bersama-sama. Jumlah anggota kelompok tani dari awal pembentukkan tidak tetap, ada yang masuk dan keluar. Hingga tahun 2012, jumlah anggota kelompok tani paprika “Dewa Family” sebanyak 12 orang, terdiri dari 6 orang petani berasal dari keluarga termasuk ketua dan 6 orang petani dari luar keluarga. Setiap anggota yang tergabung memiliki greenhouse masing-masing. Total luas areal bangunan greenhouse yang dimiliki kelompok tani adalah seluas 5,12 hektar dengan jumlah 47 unit greenhouse, termasuk empat unit yang dilengkapi irigasi tetes. Saat ini kelompok tani paprika “Dewa Family” telah mengantongi berbagai penghargaan seperti Penghargaan Ketahanan Pangan Adhikarya Pangan Nusantara Tahun 2011 dari Presiden RI, Kelompok Tani Berorientasi Pasar Ekspor Hortikultura Tahun 2011 dari Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Kelompok tani sebagai Pelaku Usaha Agribisnis dalam Prestasi dan Prakarsanya Mengembangkan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura di Jawa Barat Tahun 2011 dari Gubernur Jawa Barat, dan Kelompok tani atas prestasi dan prakarsanya di Bidang Hortikultura dalam mendukung Pemantapan Ketahanan Pangan Tahun 2011 tingkat Nasional dari Bupati Bandung Barat. Selain itu, kelompok tani sering menerima kunjungan dari luar kota atau luar negeri untuk dijadikan sebagai lahan percobaan.

5.2.2. Struktur Organisasi Kelompok Tani