Kegiatan Pemasaran Paprika Hidroponik Penggunaan Sarana Produksi Paprika Hidroponik

66 Setelah dikelompokan berdasarkan ukuran dan kualitas, dilakukan penimbangan dan pencatatan hasil panen paprika dari masing-masing greenhouse ke dalam buku besar produksi Gambar 11b. Pembukuan yang diterapkan oleh kelompok tani masih tergolong sederhana. Selanjutnya, pengemasan paprika sesuai dengan pesanan dan tujuan pasarnya. Dalam kegiatan pemasaran kelompok tani paprika ”Dewa Family” sudah bermitra dengan berbagai pihak.

5.4.2. Kegiatan Pemasaran Paprika Hidroponik

Aktivitas pemasaran komoditi paprika hidroponik di kelompok tani paprika “Dewa Family” telah menjangkau pasar lokal dan pasar ekspor. Jumlah permintaan paprika hidroponik di kelompok tani paprika “Dewa Family” per minggunya pada tahun 2011 mencapai 8.970 kilogram. Kelompok tani mulai melakukan kerjasama pertama kali pada tahun 1998 dengan Kemfarm untuk pemasaran ke pasar lokal, kemudian Bimandiri dan restoran siap saji Hoka-hoka Bento pada tahun 1999, Yan ’s Fruit dan Pizza Hut pada tahun 2000. Sementara pemasaran paprika ke pasar swalayan bekerjasama dengan PT Momenta Agrikultura Amazing Farm Lembang pada tahun 2001 dan pada tahun 2002 bekerjasama dengan PT Alamanda Sejati Utama untuk pemasaran ke luar negeri, yaitu Singapura Deden Wahyu, komunikasi pribadi. Kemitraan tersebut dilakukan dengan suatu sistem kontrak atau perjanjian Lampiran 6, seperti kontrak tahunan dengan PT Alamanda Sejati Utama, kontrak per enam bulan dengan Hoka-hoka Bento dan Pizza Hut, serta kontrak per minggu dengan Kemfarm, Yan’s Fruit, dan PT Momenta Agrikultura Amazing Farm. Perjanjian tersebut berupa harga dan jumlah paprika yang harus dikirim setiap minggunya, tidak secara tertulis melainkan secara lisan dan kepercayaan antar kedua pihak kelompok tani dan mitranya. Pengiriman paprika dilakukan tiga kali dalam seminggu. Di samping itu, penjualan dengan sistem harian juga dilakukan untuk penjualan ke pasar tradisional. Alur pemasaran paprika di kelompok tani dapat dilihat pada Lampiran 7.

5.4.3. Penggunaan Sarana Produksi Paprika Hidroponik

Sarana produksi merupakan hal-hal yang dibutuhkan dalam menjalankan suatu kegiatan usahatani untuk menghasilkan suatu hasil output yang maksimal. 67 Sarana produksi yang digunakan petani responden dalam budidaya paprika hidroponik terdiri dari greenhouse, benih, nutrisi atau pupuk, obat-obatan pertanian, dan tenaga kerja. 1 Greenhouse Paprika merupakan tanaman yang peka terhadap temperatur dan air, serta tidak tahan terhadap intesitas cahaya matahari yang tinggi. Sehingga dalam pembudidayaannya menggunakan greenhouse sebagai naungan yang dibuat untuk melindungi tanaman dari cahaya matahari dan air hujan, terdiri dari greenhouse semai dan greenhouse tanam. Selain itu, penggunaan greenhouse juga berfungsi untuk mengurangi ketergantungan cuaca sehingga dapat memproduksi secara kontinyu. Kontruksi greenhouse seluruhnya terbuat dari bambu yang mempunyai umur ekonomis lima tahun Gambar 12. Rata-rata luas greenhouse yang digunakan untuk penanaman paprika adalah 1.093,32 m 2 . Dalam pembuatan greenhouse tanam ukuran 1.000 m 2 , rata-rata biaya usahatani yang dikeluarkan petani responden adalah sebesar Rp 57.006.100,00. Biaya ini sudah mencakup biaya pembangunan berupa tenaga kerja, biaya saluran air, biaya peralatan dan bahan baku berupa bambu, paku, dan semen, serta biaya plastik UV dan kasa polinet. Sementara rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan greenhouse semai ukuran 18 m 2 lebih rendah yaitu sebesar Rp 1.916.250,00. Hal ini dikarenakan pada greenhouse semai tidak dilengkapi saluran air dan dibuat lebih sederhana. Penggunaan greenhouse bergantung pada jumlah modal yang dimiliki, dikarenakan modal awal untuk budidaya paprika cukup besar. Sehingga semakin luas greenhouse yang digunakan maka biaya yang dikeluarkan pun akan semakin besar. Gambar 12 . Bentuk Bangunan Greenhouse Tanam di Kelompok Tani Paprika “Dewa Family” 68 Ketinggian greenhouse tanam mencapai tujuh meter. Dapat dilihat pada Gambar 12, bagian atap greenhouse ditutupi oleh plastik ultra violet UV yang berfungsi untuk mengatur cahaya yang masuk. Bagian dinding bangunan greenhouse ditutupi dengan plastik mulsa jenis poly ethylene PE setinggi empat meter dari dasar lantai tanah dan dinding bagian atas setinggi tiga meter ditutupi oleh kasa polinet. Kasa polinet berfungsi sebagai saringan udara dan tempat terjadinya pertukaran udara di dalam dengan udara luar greenhouse. Sementara bagian dalam greenhouse dibuat bedengan-bedengan yang ditutupi oleh plastik mulsa, agar lahan steril dari gulma dan penyakit yang berasal dari tanah. 2 Benih Benih merupakan faktor penting dalam budidaya karena menjadi salah satu penentu produksi yang dihasilkan. Pemilihan varietas, baik mengenai warna dan bobot per buahnya juga perlu diperhatikan karena erat kaitannya dengan permintaan pasar. Dari hasil wawancara, varietas benih paprika yang digunakan merupakan benih hibrida F1, yaitu terdiri dari: a Paprika Merah Terdapat varietas benih paprika merah yang biasa digunakan petani antara lain Edison, Chang, Inspiration, Atena, Spider, Special, Spartacus, dan Zamboni. Dari hasil wawancara, seluruh petani responden 100 memakai benih untuk paprika merah adalah Chang. Varietas Chang merupakan paprika standar untuk seluruh petani paprika di seluruh Indonesia. Alasannya karena Chang menghasilkan buah yang tidak terlalu besar dan agak lonjong, serta warnanya cerah dan mengkilat, sehingga 85 persen buah yang dihasilkan masuk ke pasar ekspor. Selain itu, tahan terhadap serangan hama dan buah yang dihasilkan cukup banyak. Rata-rata berat buah yang dihasilkan adalah 170 gram dan produktivitasnya mencapai 3 – 4 kilogram per tanaman. Petani responden membeli benih Chang di kios kelompok tani dengan harga Rp 2.100 per butir, dalam satu bungkus berisi 500 butir. Rata-rata penggunaan benih varietas Chang untuk luasan 1.000 m 2 adalah sebanyak 1.860 butir. Disamping itu, sebagian petani responden 58,33 juga menanam paprika merah dengan benih varietas Edison selain varietas Chang. Dari hasil wawancara, alasan memilih varietas Edison adalah bentuk buah blocky dan 69 besar tetapi kurang cocok untuk pasar ekspor, hanya 50 persen buah yang dapat diterima pasar ekspor dan 50 persen lagi dijual ke pasar lokal. Namun, warna buah hijau yang dihasilkan bagus dan menarik, sehingga sangat cocok untuk panen hijau. Harga benih Edison tergolong murah dibandingkan dengan varietas Chang, yaitu Rp 1.600 per butir, dalam satu bungkus berisi 500 butir. Rata-rata penggunaan benih varietas Edison untuk luasan 1.000 m 2 adalah sebanyak 797 butir. b Paprika Kuning Terdapat varietas benih paprika kuning yang digunakan antara lain Sunny, Capino, Catriona, dan Toranto. Sebagian dari petani responden 50 memakai benih untuk paprika kuning adalah Sunny, dan sebagian lagi menanam varietas Catriona dan Capino. Varietas Sunny merupakan varietas standar untuk warna kuning. Menurut petani responden, Sunny menghasilkan buah yang seragam, keras, dan cocok untuk pasar ekspor dan lokal. Petani responden membeli benih Sunny di kios kelompok tani dengan harga Rp 1.600 per butir, dalam satu bungkus berisi 500 butir. Rata-rata penggunaan benih varietas Sunny untuk luasan 1.000 m 2 adalah sebanyak 885 butir. Varietas Sunny dan Capino hampir sama, baik harga maupun kualitasnya. Sedangkan, untuk varietas Catriona menghasilkan buah lebih banyak dibanding lainnya, mencapai 2,8 kilogram per pohon dan hampir 85 persen hasil panen diterima oleh ekspor. Buah yang dihasilkan oleh varietas Catriona memang berorientasi untuk pasar ekspor. Benih paprika diperoleh langsung dari distributor benih yaitu PT East- West yang bekerja sama langsung dengan Enza Zaden yaitu produsen benih paprika dari Belanda. Selain itu, ada juga benih yang diperoleh dari salah satu pemasok bahan baku pertanian di daerah Bandung, yaitu Buana Tani. Petani responden memperoleh benih paprika dengan mudah, karena sudah tersedia di kios kelompok tani. Jumlah penggunaan benih adalah 10 persen lebih banyak dari jumlah tanaman yang akan ditanam. Hal ini dikarenakan berdasarkan standar internasional, sekitar 10 persen dari benih yang disemai dapat mengalami kegagalan Enza Zaden, hasil seminar. 70 3 Nutrisi atau Pupuk Nutrisi merupakan pupuk berbentuk padatan yang telah dilarutkan dengan sejumlah air. Pemberian nutrisi dalam budidaya paprika hidroponik sangat penting. Hal tersebut dikarenakan media tanam yang digunakan tidak dapat memberikan zat hara atau makanan bagi tanaman paprika sehingga perolehannya diberikan melalui nutrisi. Nutrisi yang digunakan para petani responden adalah pupuk racikan yang komposisinya diperoleh secara turun temurun, yaitu Pupuk AB Mix lokal Tenso atau Fe. Namun, di kios kelompok tani sudah tersedia pupuk yang sudah diracik tersebut sehingga dapat langsung digunakan. Pupuk AB Mix terdiri dari dua jenis, yaitu Paket A dan Paket B. Paket A seberat 15 kg terdiri dari 12 kilogram hidrokarat dan 3 kilogram KNO, pupuk A ini berfungsi sebagai pupuk buah. Sementara Paket B seberat 21 kg terdiri dari 7 kilogram magnesium Mg, 4 kilogram KNO, dan 4 kilogram KH, pupuk B ini berfungsi untuk pertumbuhan akar, batang, dan daun. Kelemahan dari pupuk lokal buatan tersebut adalah adanya endapan hidrokarat jika sudah dilarutkan dengan air, sehingga tidak dapat digunakan untuk penanaman dengan menggunakan sistem irigasi tetes drip irrigation. Petani responden membeli pupuk paket di kios kelompok tani dengan harga Rp 442.435,90 per paket. Terdapat beberapa formulasi yang digunakan petani responden dalam pembuatan larutan nutrisi. Ada petani yang melarutkan masing-masing pupuk paket A dan B dengan 90 liter, 100 liter, atau 120 liter air. Namun, rata-rata petani responden melarutkan dengan 100 liter air. Pencampuran pupuk tersebut dilakukan pada dua drum yang berbeda, sehingga menjadi larutan pekat A dan larutan pekat B di drum lainnya. Selanjutnya, pencampuran kedua larutan pekat ke dalam drum besar ukuran 1.000 liter. Macam-macam volume larutan pekat yang dipakai para petani responden yaitu 4 liter, 5 liter, atau 7 liter per larutan pekat A dan B. Namun, volume rata-rata yang digunakan adalah 5 liter per larutan pekat. Dari setiap larutan pekat A dan B tersebut dimasukkan bergantian ke dalam drum besar yang terlebih dahulu diisi 500 liter air dan diaduk sampai homogen. Kemudian, menambahkan air lagi hingga menjadi 1.000 liter larutan encer AB Mix. Diaduk kembali sampai larutan benar-benar homogen dan siap dipakai. 71 Rata-rata satu paket pupuk AB Mix dapat diencerkan menjadi 14.285,71 - 25.000 liter larutan siap pakai. Dari hasil wawancara, rata-rata sekali pembuatan 1.000 liter larutan encer AB Mix dapat digunakan untuk penyiraman sekitar 1.000 hingga 3.000 tanaman paprika hidroponik dalam sehari. Sehingga dalam satu periode tanam untuk luasan greenhouse 1.000 m 2 atau 3.188 tanaman menghabiskan 37,46 paket pupuk AB Mix. Pupuk lainnya yang juga digunakan petani responden adalah pupuk daun yang berbentuk padatan seperti Growmore dan Kristalon, serta yang berbentuk cairan seperti Atonic dan Trubus. Pupuk daun berfungsi untuk merangsang pertumbuhan dan kesuburan tanaman. Penggunaan pupuk daun sifatnya kondisional, jika dibutuhkan sebagai perangsang tanaman atau diberikan secara rutin setiap dua minggu sekali. Dosis yang diajurkan dalam pemakaian pupuk pelengkap cair adalah 1 cc per 1 liter air untuk sekitar 4 – 5 tanaman. Rata-rata harga pupuk daun padatan yang digunakan petani adalah Rp 40.137,46 per kilogram, sedangkan harag pupuk pelengkap cair Rp 36.335,15 per liter. Rata-rata penggunaan pupuk daun padatan dan pupuk pelengkap cair dalam satu periode tanam untuk luasan 1.000 m 2 adalah sebanyak 2,20 kilogram dan 3.778,89 mililiter. 4 Obat-obatan Pestisida banyak macamnya, yaitu insektisida pembasmi hama, fungisida pembasmi jamur, dan herbisida pembasmi gulma. Pada tanaman paprika hidroponik yang sering digunakan adalah insektisida dan fungisida untuk membasmi hama dan penyakit. a Insektisida Insektisida yang digunakan petani responden umumnya untuk mencegah, memberantas, atau mengurangi hama yang menyerang tanaman paprika, seperti Thrips sp. thrips, Mites tungau, leaf minor hama tulis atau kupu- kupu putih, dan ulat grayak. Merek dagang insektisida yang digunakan petani bermacam-macam. Hal tersebut disesuaikan dengan kebutuhan, keinginan, dan kemampuan petani untuk membeli. Dari hasil wawancara, merek dagang yang sering digunakan adalah Buldok, Demolish, Delouse, Supemac, Agrimec, dan Treasure. Petani membeli berbagai macam insektisida tersebut 72 dari kios kelompok tani. Dari hasil wawancara, petani responden melakukan pencampuran dua jenis bahan aktif dengan alasan agar dapat bekerja lebih optimal. Jumlah dan waktu pemberian insektisida dalam satu periode tanam disesuaikan dengan jumlah hama dan penyakit yang menyerang. Rata-rata petani responden melakukan penyemprotan sebanyak satu minggu sekali dengan dosis 371,26 mililiter setiap kali pakai untuk luasan 1.000 m 2 . Dimana setiap 0,5 – 1 cc per jenis insektisida atau bahan aktif dicampur dengan 1 liter air. Rata-rata pemakaian 200 liter insektisida yang sudah dilarutkan dapat digunakan untuk 3.000 tanaman pada saat tanaman masih kecil sekitar 1 – 1,5 bulan setelah tanam dan untuk 2.000 tanaman pada saat tanaman dewasa. Harga rata-rata insektisida per liter adalah Rp 520.565,44. b Fungisida Fungisida yang digunakan petani responden umumnya untuk mencegah, memberantas, atau mengurangi penyakit yang disebakan oleh jamur, seperti Perosnospora destructor penyebab tepung daun atau buluk daun, fusarium solani penyebab layu fusarium atau busuk akar, dan Cercospora capsisi penyebab bercak daun serkospora. Merek dagang fungsida yang digunakan petani responden bermacam-macam. Hal tersebut disesuaikan dengan kebutuhan, keinginan, dan kemampuan petani untuk membeli. Dari hasil wawancara, merek dagang yang sering digunakan adalah Amistartop, Score, Anvil, dan Dense. Petani membeli berbagai macam fungsisida tersebut dari kios kelompok tani. Pemberian fungisida tidak rutin dilakukan, hanya jika tanaman paprika terserang penyakit dan juga sebagai pencegahan. Pengunaan fungisida berdasarkan dosis yang tertera pada kemasan adalah 0,25 – 0,5 cc per 1 liter air per bahan aktif untuk sekali penyemprotan dan tidak dilakukan pencampuran dua jenis fungsida. Rata-rata petani responden melakukan penyemprotan sebanyak dua minggu hingga satu bulan sekali dengan dosis 154,00 mililiter setiap kali pemakain untuk luasan 1.000 m 2 . Harga rata-rata fungisida per liter adalah Rp 414.847,08. 5 Tenaga Kerja Proses produksi paprika hidroponik yang dilakukan petani responden meliputi persiapan greenhouse dan lahan, penyemaian, penanaman, pemeliharaan, 73 dan pemanenan. Penggunaan tenaga kerja pada setiap proses produksi berbeda- beda, disesuaikan dengan jenis pekerjaannya. Tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani paprika hidroponik adalah tenaga kerja manusia yang terdiri dari tenaga kerja pria dan tenaga kerja wanita. Penggunaan tenaga kerja berasal dari dalam keluarga TKDK pemilik dan tenaga kerja luar keluarga TKLK yang meliputi tenaga kerja tetap dan tenaga kerja harian lepas atau kontrak. Penggunaan tenaga kerja dalam usahatani ini menggunakan satuan hari orang kerja HOK, dimana 1 hari kerja pria HKP = 1 hari orang kerja HOK dan 1 hari kerja wanita HKW = 0,7 hari kerja pria HKP Hernanto 1989. Pembayaran upah tenaga kerja dibedakan berdasarkan jenis kelamin dan pekerjaan yang dikerjakan. Dari hasil wawancara, setiap petani responden memberikan upah yang berbeda-beda sesuai kapasitas yang dibebankan kepada tenaga kerja. Jam kerja yang digunakan petani dari pukul 07.00 – 15.00 WIB dengan waktu istirahat pada pukul 12.00 – 13.00 WIB. Dalam analisis usahatani dihitung untuk satu periode tanam atau 8 bulan kerja pada luasan 1.000 m 2 dengan jumlah tanaman 3.188 pohon. Rata-rata penggunaan tenaga kerja dalam usahatani paprika hidroponik sebanyak 493,65 HOK, secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 8. Adapun penggunaan tenaga kerja baik dari luar maupun dalam keluarga selama satu periode tanam dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5. Tabel 4 . Penggunaan TKLK Usahatani Paprika Hidroponik di Kelompok Tani Paprika “Dewa Family” per 1.000 m 2 Pada Tahun 2011 No Kegiatan Jumlah Harga Rp Nilai Rp HKP HKW HKP HKW 1 Sterilisasi GH – Persiapan tanam 14,02 24,44 32.710,53 10.294,12 710.203,59 2 Penyemaian 3,33 5,11 27.400,00 11.093,75 148.076,90 3 Perawatan benih 22,96 11.250,00 258.262,04 4 Pengisian media tanam 1,23 7,17 24.444,44 15.377,43 140.266,25 5 Penanaman 0,83 4,75 30.371,43 16.878,79 105.453,39 6 Perawatan dan pemeliharaan tanaman paprika 8,00 - 200 - 5.100.800,00 7 Pemanenan 33,63 - 16.052,63 - 539.827,07 8 Penebangan tanaman paprika 20,74 - 29.391,30 - 609.478,42 Total Biaya Tenaga Kerja Rp 81,78 64,43 7.612.367,67 74 Baik penggunaan tenaga kerja luar maupun dalam keluarga pada Tabel 4 dan 5, diketahui bahwa penggunaan tenaga kerja paling banyak dialokasikan untuk kegiatan pemeliharaan yang meliputi penyiraman dan pemberian nutrisi, penyemprotan insektisida dan fungisida, pewiwilan, pengajiran, serta tugas lainnya yang dilakukan secara rutin. Dimana setiap greenhouse memiliki satu orang tenaga kerja tetap pria, selain memelihara tanaman paprika juga untuk menjaga greenhouse. Pembayaran upah untuk TKLK dihitung berdasarkan jumlah pohon yang dirawat dalam satu greenhouse, yaitu Rp 200,00 per pohon per bulan. Jika dikalkulasikan, upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja tetap adalah sebesar Rp 637.600,00 per bulannya. Sementara, untuk sistem pengupahan yang berlaku pada TKDK diasumsikan sama dengan upah TKDK, yang berbeda hanya pada kegiatan pemeliharaan tanaman paprika. Hal ini untuk memudahkan penyetaraan biaya pada biaya usahatani yang diperhitungkan. Tabel 5 . Penggunaan TKDK Usahatani Paprika Hidroponik di Kelompok Tani Paprika “Dewa Family” per 1.000 m 2 Pada Tahun 2011 No Kegiatan Jumlah Harga Rp Nilai Rp HKP HKW HKP HKW 1 Sterilisasi GH – Persiapan tanam 5,69 - 32.710,53 - 186.263,01 2 Penyemaian 1,12 0,78 27.400,00 11.093,75 39.387,89 3 Perawatan benih 14,98 21,71 27.000,00 11.250,00 648.787,16 4 Pengisian media tanam 1,95 2,65 24.444,44 15.377,43 88.304,27 5 Penanaman 0.77 0.85 30.371,43 16.878,79 37.882,02 6 Perawatan dan pemeliharaan tanaman paprika 100,60 228,00 23.833,33 11.000,00 4.905.669,17 7 Pemanenan 26,14 16.052,63 419.661,65 8 Penebangan tanaman paprika 5,61 29.391,30 164.951,20 Total Biaya Tenaga Kerja Rp 156,88 253,98 6.490.906,38 Tenaga kerja harian hanya bekerja pada waktu-waktu tertentu dan tidak rutin melakukan pekerjaan dalam satu periode tanam. Tenaga kerja harian ini bertugas untuk penyemaian benih, perawatan benih, pengisian media tanam, penanaman, pemanenan, dan pascapanen. Pada Tabel 4, dapat dilihat kegiatan persiapan lahan yang meliputi pembuatan bedengan, pembersihan greenhouse, dan reparasi greenhouse membutuhkan alokasi biaya yang cukup besar karena dalam melakukannya sebagian besar responden menggunakan tenaga kerja dari 75 luar keluarga, bisa borongan ataupun kontrak. Sementara pada Tabel 5, perawatan benih lebih banyak menggunakan tenaga kerja dalam keluarga karena sebagian petani responden menyemai benih sendiri dan tidak membeli bibit jadi di kios kelompok tani. Disamping itu, tenaga kerja harian juga digunakan pada saat pemanenan. pembayarannya disesuaikan dengan jumlah hari kerja yaitu 2 – 3 kali dalam seminggu, dengan upah rata-rata sebesar Rp 26.948,72 per hari.

5.4.4. Analisis Pendapatan Usahatani Paprika Hidroponik