Rekomendasi Penanganan Risiko Produksi

101 Dalam pembudidayaan paprika terdapat pekerjaan yang detail, seperti penyemaian dan penanaman membutuhkan pekerja wanita, sedangkan untuk pemeliharaan membutuhkan satu orang pekerja tetap pria. Tenaga kerja harus disiplin dan mematuhi prosedur yang telah ditetapkan agar dapat memaksimalkan produksi paprika hiroponik. Rata-rata penggunaan tenaga kerja dalam usahatani paprika hidroponik mulai dari penyemaian hingga panen yaitu sebanyak 243,28 HOK, baik tenaga kerja dari dalam keluarga maupun luar keluarga. Berdasarkan pengamatan di lapang, penggunaan tenaga kerja telah mencapai jumlah yang optimal. Jika ada penambahan tenaga kerja yang banyak perlu dipertimbangkan baik-baik, karena belum tentu dengan penambahan tenaga kerja akan meningkatkan produksi paprika. Oleh karena itu, pengaruh dari tenaga kerja relatif kecil walaupun tetap berpengaruh secara signifikan.

6.4. Rekomendasi Penanganan Risiko Produksi

Produksi dalam pertanian merupakan perangkat prosedur dan kegiatan yang terjadi dalam penciptaan suatu komoditas berupa kegiatan usahatani maupun usaha lainnya Rahim dan Hastuti 2008. Pada saat produksi berlangsung hingga menghasilkan output, maka semua itu tidak terlepas dari risiko. Risiko merupakan kemungkinan kejadian yang merugi Kountur 2008. Risiko produksi terjadi karena adanya sumber-sumber risiko dan harus diminimalkan agar kemungkinan terjadinya kerugian juga kecil. Berdasarkan pembahasan mengenai sumber risiko sebelumnya, maka dilakukan rekomendasi penanganan risiko. Rekomendasi penanganan risiko yang dilakukan dengan tindakan preventif atau pencegahan timbulnya risiko yang berasal dari hasil evaluasi risiko-risiko yang sudah ada sebelumnya. Pengendalian hama thrips pada tanaman paprika yang dapat dilakukan sesuai kondisi di lapang adalah membersihkan greenhouse sebelum tanam sampai benar-benar terputus siklus hidup thrips, melakukan penyirungan atau pembuangan mahkota bunga dan penjarangan buah yang berdempetan secara rutin karena dapat menjadi tempat persembunyian thrips, serta jika terdapat tanaman yang terkena hama atau penyakit sebaiknya disingkirkan atau dibakar agar tidak 102 menyebar ke tanaman lainnya. Dan, sebaiknya petani membiasakan penggunaan insektisida sebagai langkah terakhir untuk mengendalikan hama. Faktor iklim dan cuaca juga dapat mempengaruhi produksi paprika di dalam greenhouse. Pada musim hujan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan mengurangi frekuensi penyiraman, yang awalnya dua kali dalam sehari menjadi sehari sekali. Kondisi air yang berlebihan akan menyebabkan daerah perakaran tanaman layu dan kerontokan bunga. Berbeda dengan penanganan pada saat musim kemarau, cara yang dilakukan adalah mempersering frekuensi penyiraman menjadi tiga kali dalam sehari dan menyemprotkan air ke arah atas greenhouse untuk menjaga kelembapan suhu di dalam greenhouse. Kondisi tanaman paprika yang kekurangan air akibat penguapan juga dapat mempengaruhi pada saat pembungaan. Pencegahan yang dapat direkomendasikan untuk sumber risiko yang disebabkan penggunaan input produksi meliputi penggunaan benih, pemberian nutrisi, insektisida, dan kelalaian tenaga kerja, antara lain: a. Penggunaan benih. Setiap kultivar atau jenis benih paprika memiliki kualitas masing-masing. Tidak sedikit petani yang menggunakan benih murah untuk meminimalisir biaya, namun berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh. Oleh karena itu, sebaiknya petani lebih jeli dan loyal dalam memilih benih berkualitas sehingga dapat menimalisir kerugian. b. Nutrisi merupakan sumber hara utama bagi tanaman paprika. Dilihat dari nilai koefisiennya, jumlah nutrisi masih memungkinkan untuk ditambah hingga mencapai titik tertentu untuk menghasilkan produksi yang lebih banyak. Namun penggunaan nutrisi yang tidak tepat dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dan buah yang dihasilkan. Sehingga rekomendasi yang diberikan adalah dalam waktu pemberian nutrisi sebaiknya disesuaikan dengan fase pertumbuhan tanaman dan juga kondisi cuaca, sehingga pemakaian nutrisi berfungsi secara maksimal. c. Insektisida. Jika dilihat dari nilai koefisiennya penambahan insektisida masih dapat ditambah lagi untuk mendapatkan hasil yang lebih banyak. Namun, berdasarkan kondisi di lapang penggunaan insektisida yang berlebihan akan berdampak negatif. Rekomendasi yang diberikan adalah sebaiknya petani 103 melakukan penggiliran pemakaian jenis insektisida secara berkala, sehingga hama tidak kebal terhadap bahan aktif yang diberikan. Perlu diperhatikan juga dalam pencampuran bahan aktif insektisida, karena bisa jadi pencampuran tersebut menimbulkan efek sinergis saling menguatkan, antagonistik saling mengalahkan, ataupun netral tidak mempunyai efek, sehingga penyemprotan insektisida tidak berfungsi dengan baik. d. Tenaga Kerja. Menurut Himawan 2002 dalam usahatani paprika hidroponik diperlukan tenaga kerja yang secara teknis terlatih dengan baik serta berpengalaman. Sebab selain faktor produksi berupa sarana produksi dan bangunan greenhouse, faktor keahlian teknis tenaga kerja sangat berpengaruh pada peningkatan mutu hasil produksi. Berdasarkan sumber risiko yang disebabkan oleh kelalaian tenaga kerja, maka rekomendasi yang sesuai dengan keadaan di lapang adalah memberikan pelatihan mengenai budidaya paprika terlebih dahulu, menerapkan SOP, dan memberikan peringatan terhadap tenaga kerja yang melakukan kecurangan. Serta, tidak diperlukan tenaga kerja yang terlalu banyak dengan luas lahan penanaman rata-rata 1.000 m 2 . 104 VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan