Lokasi PPI Cituis Unit penangkapan

4.2.1 Lokasi PPI Cituis

PPI Cituis terletak di Desa Surya Bahari, Kecamatan Pakuhaji, Tangerang. Secara geografis PPI Cituis terletak pada posisi 61°58´ LS dan 106º34´33 BT. Menurut pemerintahan kabupaten Tangerang, batas wilayah PPI Cituis yang terletak di Desa Surya Bahari meliputi: 1 Sebelah utara berbatasan dengan Laut Utara Jawa; 2 Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Rawasaban; 3 Sebelah barat berbatasan dengan Desa Karang Serang; 4 Sebelah timur berbatasan dengan Desa Sukawali. Luas wilayah PPI Cituis sekitar ± 5 ha dengan lebar sungai 20 m dan panjang 1000 m. PPI Cituis merupakan pelabuhan tipe D yang terbentuk secara alami. Berdasarkan surat Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kab. Tangerang Nomor 523620- Perk1998 tanggal 17 Juli 1998, lokasi tersebut ditetapkan sebagai Pangkalan Pendaratan Ikan di Kabupaten Tangerang. PPI Cituis dari tingkat operasionalnya sangat aktif di Kabupaten Tangerang dibandingkan dengan PPI yang ada. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas TPI yang melelang ikan setiap harinya dan fasilitas yang tersedia dapat memenuhi kebutuhan kegiatan perikanan antara lain SPDN, dermaga dan PDAM. Aktivitas perikanan di daerah ini merupakan penghasilan utama penduduk di daerah Cituis. Namun demikian, tingkat kesejahteraan nelayan di PPI Cituis ini belum dapat dikatakan sejahtera karena rata-rata pendapatan nelayan setempat berkisar Rp. 20.000- 35.000 rupiah per hari dengan jumlah tanggungan keluarga rata-rata lebih dari 5 orang. Dalam memenuhi kebutuhan nelayan sebagai pengguna jasa pelabuhan, sarana dan prasarana yang ada belum dikatakan baik seperti akses jalan menuju pelabuhan dirasakan sangat jauh dari jalan utama dengan kondisi jalan rusak dan becek, maka perlu adanya perbaikan oleh pihak pengelola agar para pengguna jasa pelabuhan dapat memperoleh kepuasan dalam pelayanan yang diberikan oleh pelabuhan tersebut.

4.2.2 Unit penangkapan

Unit penangkapan merupakan indikator perkembangan perikanan di PPI Cituis Tangerang. Keberhasilan operasi penangkapan ikan sangat tergantung oleh unit penangkapan yang ada. Umumnya unit penangkapan terdiri dari armada penangkapan perahu atau kapal perikanan, alat tangkap dan nelayan. 1 Armada penangkapan ikan Salah satu dari unit penangkapan adalah armada penangkapan ikan yang terdiri dari perahu atau kapal perikanan. Armada penangkapan ikan yang beroperasi di PPI Cituis dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu perahu motor tempel PMT dan kapal motor KM. Perahu motor tempel adalah perahu yang pengoperasiannya menggunakan mesin motor tempel outboard engine dengan bahan bakar solar. Kapal motor adalah kapal yang pengoperasiannya menggunakan mesin yang disimpan didalam badan kapal inboard engine dengan bahan bakar solar. Kapal motor yang banyak digunakan di PPI Cituis berukuran 5 GT, 5-10 GT, dan 10-20 GT. Jumlah perahu atau kapal perikanan di PPI Cituis periode 2003-2007 dapat dilihat pada Tabel 9 dan Gambar 7. Tabel 9 Perkembangan jumlah kapalperahu di PPI Cituis, 2003-2007 Jumlah unit KM Tahun PMT 5 GT 5-10 GT 10-20 GT Jumlah Total unit Pertumbuhan 2003 398 52 33 1 484 - 2004 425 52 33 1 511 5,58 2005 419 52 33 1 505 -1,74 2006 430 52 33 1 516 2,18 2007 419 52 33 1 505 -2,13 Pertumbuhan per tahun 2,44 0,97 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Tangerang, 2008 Jumlah kapalperahu di PPI Cituis selama kurun waktu 2003-2007 mengalami kenaikan pertumbuhan rata-rata sebesar 0,97. Jumlah perahu motor tempel PMT mengalami kenaikan pertumbuhan rata-rata 2,44 berbeda dengan kapal motor KM tidak mengalami pertumbuhan dikarenakan setiap tahun jumlahnya tetap yaitu 86 unit. Tidak berkembangnya kapal motor di PPI Cituis karena mayoritas nelayan disana lebih memilih perahu motor tempel karena biaya operasionalnya lebih murah. Kepemilikan kapal motor di PPI Cituis didominasi oleh agen ikan pengumpul bermodal besar yang memiliki usaha perikanan. Jenis kapal motor biasanya digunakan untuk pengoperasian jenis alat tangkap jaring gardan berukuran kapal 16 GT dengan biaya operasional rata-rata setiap harinya sebesar 10 juta dan jumlah awak kapal ±20 orang. Perahu motor tempel biasanya digunakan untuk pengoperasian jenis alat tangkap jaring rampus dan pancing ulur berukuran 10 GT dengan biaya operasional rata-rata tiap harinya sebesar ± Rp200.000,00 rupiah dan jumlah ABK 5 orang. Kapal yang tercatat di PPI Cituis adalah kapal yang digunakan untuk kegiatan perikanan saja. Kapal yang digunakan untuk kegiatan pengangkutan tidak dicatat oleh syahbandar. Data jumlah kapal motor yang didapatkan di tempat penelitian jauh dari sempurna, seperti yang terjadi dari tahun 2003-2007 jumlahnya adalah tetap. 100 200 300 400 500 2003 2004 2005 2006 2007 Tahun Ju m lah u n it PMT KM Gambar 7 Perkembangan jumlah kapal atau perahu di PPI Cituis, 2003-2007. 2 Alat Tangkap Alat tangkap yang digunakan oleh nelayan di PPI Cituis selama kurun waktu 2003-2007 rata-rata berjumlah 475 unit. Jenis alat tangkap yang digunakan adalah payang, dogol, purse seine, gillnet, rawai, pancing, sero, bubu, dan alat pengumpul lain. Jenis alat tangkap yang dominan dalam kurun waktu 2003-2007 oleh nelayan di PPI Cituis adalah gillnet, pancing ulur, dogol, bubu, dan alat pengumpul lain Tabel 10. Tabel 10 Perkembangan jumlah alat tangkap di PPI Cituis, 2003-2007 Tahun No. Alat Tangkap 2003 2004 2005 2006 2007 Rataan 1 PY 7 7 7 7 7 7 2 DG 100 100 100 100 100 100 3 PR - - - - 6 6 4 GT 163 154 126 201 220 173 5 RW - - - 1 1 1 6 PU 152 168 120 187 187 163 7 SR - - - - 2 2 8 BU 15 24 4 21 21 17 9 APL 8 4 50 - 5 18 Jumlah Unit 445 457 407 517 549 475 Perkembangan - 2,70 -10,94 27,03 6,19 6,25 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Tangerang, 2008 Keterangan: PY: Payang; DG: Dogol; PR: Purse seine; GT: Gillnet; RW: Rawai; PU: Pancing ulur SR: Sero; BU: Bubu; APL: Alat pengumpul lain. Pada Tabel 10 dan Gambar 8 dibawah ini terlihat bahwa jumlah alat tangkap yang beroperasi di PPI Cituis setiap tahunnya mengalami perubahan dan jumlahnya mengalami kenaikan rata-rata sebesar 6,25 selama kurun waktu 2003-2007. Jumlah alat tangkap yang terbanyak beroperasi terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 549 unit. Jumlah alat tangkap yang banyak digunakan oleh nelayan di PPI Cituis adalah alat tangkap gillnet. Penurunan alat tangkap terjadi pada tahun 2004-2005 dengan penurunan sebesar 10,94 dan selanjutnya meningkat setiap tahunnya. Sama halnya yang terjadi di Kabupaten Tangerang, penurunan jumlah alat tangkap yang beroperasi disebabkan oleh menurunnya jumlah kapal yang beroperasi periode 2004-2005. Penurunan jumlah kapalperahu berbanding lurus dengan penurunan jumlah alat tangkap. Pertumbuhan jumlah 5 jenis alat tangkap dominan gillnet, pancing ulur, dogol, bubu, dan alat pengumpul lain hampir setiap tahunnya mengalami peningkatan. Peningkatan tertinggi terjadi pada alat tangkap gillnet pada periode 2005-2006 sebesar 75 unit. 50 100 150 200 250 2003 2004 2005 2006 2007 Tahun J u m la h A la t T a ngk ap U ni t gillnet Pancing Ulur Dogol Alat pengumpul lain Bubu Gambar 8 Perkembangan jumlah alat tangkap di PPI Cituis, 2003-2007. 3 Nelayan Nelayan merupakan komponen terpenting dalam operasi penangkapan ikan. Nelayan yang ada di PPI Cituis merupakan penduduk asli dari daerah Kecamatan Pakuhaji Kabupaten Tangerang. Berdasarkan waktu kerjanya, nelayan di PPI Cituis diklasifikasikan menjadi tiga Tabel 11, yaitu nelayan penuh yang berarti nelayan yang seluruh waktu kerjanya digunakan untuk melakukan operasi penangkapan, nelayan sambilan utama adalah nelayan yang sebagian besar waktunya digunakan untuk melakukan operasi penangkapan, dan nelayan sambilan tambahan adalah nelayan yang sebagian kecil waktunya digunakan untuk melakukan operasi penangkapan. Tabel 11 Perkembangan jumlah nelayan di PPI Cituis, 2003-2007 Klasifikasi Nelayan Tahun Jumlah Nelayan Nelayan Nelayan Pertumbuhan Penuh Sambilan Utama Sambilan Tambahan 2003 2086 1687 324 75 - 2004 2018 1592 337 89 -3,26 2005 2136 1784 352 - 5,85 2006 2758 2183 466 109 29,12 2007 2758 2183 466 109 Rata-Rata Pertumbuhan 7,93 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Tangerang, 2008 Tabel 11 dan Gambar 9 menunjukkan bahwa jumlah nelayan di PPI Cituis berdasarkan waktu kerjanya, sebagian besar adalah nelayan penuh yaitu 9.429 orang. Jumlah nelayan PPI Cituis setiap tahunnya mengalami kenaikan dengan rata-rata pertumbuhan 7,93 dalam kurun waktu 2003-2007. Jumlah nelayan dari tahun 2003- 2004 mengalami penurunan mencapai 3,26 dan pada tahun selanjutnya kembali mengalami kenaikan. Menurut hasil wawancara, mahalnya harga BBM terutama solar subsidi yang disediakan oleh KUD di PPI Cituis menjadikan banyak kapal tidak beroperasi, sehingga nelayan tidak bekerja atau terjadi penurunan jumlah nelayan. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa sebagian besar nelayan di PPI Cituis merupakan nelayan penuh, sehingga mereka akan menganggur kalau tidak melaut karena tidak ada pekerjaan lain. 500 1000 1500 2000 2500 3000 2003 2004 2005 2006 2007 Tahun Ju m lah N el ayan Or an g Gambar 9 Perkembangan jumlah nelayan di PPI Cituis, 2003-2007.

4.2.3 Fasilitas PPI Cituis