Mutu ikan segar Ikan segar

yang memiliki harga lebih tinggi. Pada waktu tertentu harga ikan melonjak tajam karena peningkatan permintaan dan pasokan tetap sehingga terjadi kelangkaan ikan di pasaran. Peningkatan permintaan tersebut berkaitan dengan hari raya keagamaan dan tahun baru. Sebagai contoh, pada saat tahun baru Masehi dan tahun baru Cina Imlek permintaan ikan kerapu dan komoditas perikanan tangkap laut meningkat tajam. Hal ini dikarenakan banyak orang yang menyambut kedua momen tersebut secara istimewa, termasuk pengaturan menu makan Irzal dan Wawan, 2006. Menurut hasil wawancara kepada nelayan, biasanya nelayan PPI Cituis selain mendaratkan hasil tangkapannya di PPI Cituis mereka mendaratkan hasil tangkapannya juga di daerah subang dan PPI Kronjo Tangerang. Tabel 14 Perkembangan harga ikan laut di PPI Cituis Tangerang, 2007 Harga Ikan Rpkg No Bulan Biji Nangka Betetan Kurisi Pari Tiga Waja 1 Januari 2.500 2.000 3.500 3.500 2.500 2 Februari 2.500 3.000 4.000 4.000 3.000 3 Maret 2.000 3.000 4.000 4.500 3.000 4 April 2.000 2.500 3.500 4.500 3.000 5 Mei 2.000 2.500 3.500 5.000 3.500 6 Juni 2.500 3.000 4.000 5.000 3.500 7 Juli 2.500 3.000 4.000 5.000 3.500 8 Agustus 2.500 3.000 4.000 5.000 3.500 9 September 2.500 3.000 4.000 5.500 3.500 10 Oktober 2.500 3.000 4.000 5.500 3.500 11 November 2.500 3.000 4.000 5.000 3.500 12 Desember 2.500 3.000 4.000 5.000 3.500 Sumber :TPI PPI Cituis, 2008

5.1.6 Mutu ikan segar

Pada ikan segar basah, mutu ikan sangat identik dengan kesegaran. Ikan yang baru saja ditangkap, mutunya sangat tinggi karena masih segar. Sebaliknya, ikan yang sudah agak lama ditangkap, tidak segar lagi dan mutunya rendah apabila tidak diberi penanganan dengan baik. PPI Cituis memproduksi hasil tangkapan laut yang berasal dari nelayan setempat dengan mendaratkan hasil tangkapannya di dermaga bongkar. Penanganan yang baik selama diatas kapal dan pembongkaran merupakan kunci utama bagi kualitas mutu hasil tangkapan yang dihasilkan. Penanganan ikan di PPI Cituis, ketika diatas kapal dan selama pembongkaran tergolong baik karena penanganan ikan yang dilakukan menggunakan es curah dan alat yang digunakan untuk pembongkaran hasil tangkapan tidak ada yang dapat merusak karena hanya menggunakan basketkeranjang dan papan luncur. Mutu hasil tangkapan yang ada di PPI Cituis ditentukan dengan menggunakan uji organoleptik yaitu dengan mengukur, menganalisis, dan menginterpretasikan reaksi yang timbul ketika karakteristik bahan pangan diterima oleh indera pengelihatan, penciuman, pengecap, peraba, dan pendengaran. Metode yang digunakan dalam penilaian mutu hasil tangkapan secara organoleptik ialah dengan metode scoring test uji skoring dengan skala yang digunakan antara 1 sampai 9. skala 1 merupakan skala terendah dan skala 9 merupakan skala tertinggi. Setiap angka dapat memberikan spesifikasi tertentu kepada peneliti mengenai keadaan produk yang diuji, misalnya kesegaran ikan dilihat dari kondisi mata, insang, daging dan perut, dan konsistensi. Spesifikasi angka-angka ini tercantum dalam score sheet . Pengujian organoleptik dilakukan dengan menyediakan produkikan yang diambil secara acak yang berasal dari TPI. Kondisi ikan yang berada di TPI adalah ikan yang sudah 3 hari di kapal dengan waktu pembongkaran pukul 06.00 pagi. Pengujian dilakukan pada pukul 10.00 pagi, ikan dibeli dengan harga Rp 8.000,00 rupiah per kg dengan pemilihan secara acak. Jenis ikan yang dipilih adalah satu ikan mata goyang, dua kurisi merah, dan dua kurisi bali yang merupakan mayoritas ikan yang ada di TPI saat penelitian berlangsung. Hasil pengujian didapatkan bahwa rata- rata nilai dari setiap spesifikasi uji organoleptik adalah 5,55 yang berarti tingkat kesegaran hasil tangkapan di PPI Cituis dapat dikatakan agak segar dengan kisaran nilai rata-rata uji organoleptiknya antara 5-6. SNI 01-2729-1992 diacu dalam M.k Penanganan Hasil Perikanan, Dadi R. Sukarsa. Penyebab kesegaran ikan atau hasil tangkapan lainnya menurun adalah antara lain karena penanganan di atas kapal tidak baik. Ada tiga faktor yang perlu diperhatikan dalam handling di atas kapal, yaitu suhu, waktu dan kebersihan sanitasi dan higiene. Suhu penyimpanan ikan selama bekerja harus diusahakan tetap rendah misalnya dengan cara memberikan es sehingga dapat memperlambat proses kemunduran mutu hasil tangkapan. Menurunnya kualitas ikan segar akan berpengaruh terhadap harga atau harga cenderung turun. Pada umumnya ikan-ikan berkualitas agak segar didistribusikan ke pasar-pasar tradisional.

5.1.7 Daerah distribusi ikan segar dari PPI Cituis Tangerang