bekerja harus diusahakan tetap rendah misalnya dengan cara memberikan es sehingga dapat memperlambat proses kemunduran mutu hasil tangkapan. Menurunnya kualitas
ikan segar akan berpengaruh terhadap harga atau harga cenderung turun. Pada umumnya ikan-ikan berkualitas agak segar didistribusikan ke pasar-pasar tradisional.
5.1.7 Daerah distribusi ikan segar dari PPI Cituis Tangerang
Daerah pemasaran hasil tangkapan ikan segar dari PPI Cituis Tangerang ditunjukkan oleh Tabel 15. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa hasil
tangkapan ikan segar di PPI Cituis dipasarkan secara lokal di Tangerang . Sistem pembelian yang terjadi di PPI Cituis adalah sistem langgan dimana penjualbakul
sudah memiliki pembeli yang merupakan langganan mereka untuk membeli hasil tangkapan di TPI setiap hari. Pengecer yang berasal dari PPI Cituis yang berjumlah ±
200 orang.
Tabel 15 Volume ikan dan persentase terhadap daerah distribusi ikan hasil tangkapan dari PPI Cituis Tangerang, 2007
Daerah Distribusi Volume kg
Persentase
Tanah Tinggi 23.567
3.75 Cikokol 14.141
2.25 Sepatan 18.068
2.875 Kampung Melayu
18.068 2.875
Mauk 18.854 3
Pakuhaji 54.991 8.75
Tangerang 160.259 25.5
Karawaci 215.249 34.25
Kota Bumi 105.268
16.75
Total 628.465
100
Sumber : KUD Mina Samudera dan Wawancara PPI Cituis, 2008 data diolah kembali
Daerah pemasaran hasil tangkapan ikan segar meliputi daerah-daerah yang berada di Kabupaten Tangerang yaitu : Pasar Pakuhaji, Pasar Baru Tangerang,
Karawaci, Pasar Mauk, Pasar Cikokol, Pasar Sepatan, Pasar Tanah Tinggi, Pasar Kota Bumi dan Pasar Kampung Melayu. Pendistribusian melalui jalur darat,
digunakan mobil pick upcold dan motor sebagai alat pengangkut. Kegiatan
memindahkan atau mengangkut barang dari produsen sampai kepada konsumen, digunakan moda transportasi darat seperti truk dan mobil pengangkut diperlengkapi
dengan pendingin yang merupakan alat angkutan jarak jauh terpenting didarat Hanafiah dan Saefuddin, 1983.
Volume ikan segar terbanyak didistribusikan ke daerah Karawaci yang merupakan tujuan distribusi utama dengan total volume ikan sebesar 215,2 ton
berikutnya Pasar Baru Tangerang dengan volume ikan sebesar 160,2 ton pada tahun 2007. Volume ikan segar terendah didistribusikan ke daerah Pasar Paku Haji dengan
total volume ikan sebesar 54,9 ton selama setahun. Sementara jenis ikan segar dominan yang didistribusikan ke daerah tujuan beragam seperti : ikan biji nangka
Upeneus sulphureus, ikan tiga waja Johnius dussumieri, ikan kurisi Nemipterus, ikan pari Trigonidae, ikan pepetek Leiognathidae, ikan kuwe
Caranx sexfasciatus, ikan selar Caranx bucculentus, dan cumi-cumi Loligo spp.
Peta tujuan distibusi ikan segar lebih jelas seperti terlihat pada Gambar 23.
5.1.8 Jalur pemasaran dan skema ikan segar di PPI Cituis
Pemasaran ikan segar di PPI Cituis Tangerang terdiri atas 3 saluran. Pertama adalah saluran nol tingkat. Dimana ikan hasil tangkapan nelayan langsung dijual ke
konsumen. Hasil tangkapan ini dijual ke nelayan pengolah yang merupakan pelanggan dari nelayan tangkap tersebut. Kedua adalah saluran satu tingkat. Dimana
ikan hasil tangkapan dijual ke bakul melalui TPI, kemudian langsung dijual ke konsumen. Selanjutnya yang ketiga adalah saluran tiga tingkat. Dimana ikan hasil
tangkapan dijual ke agen. Agen sendiri memperoleh ikannya dari TPI dan ada yang langsung dari nelayan. Biasanya hasil tangkapan yang dibeli dari nelayan merupakan
ikan-ikan yang dipesan terlebih dahulu dan jumlahnya sedikit. Agen kemudian menjual ikannya ke pedagang besar lalu dari pedagang besar dijual lagi ke pedagang
kecil dan akhirnya ke konsumen.
Nelayan TPIBakul
Agen Konsumen
Pedagang besar
Pedagang kecil
Keterangan : Jalur nol tingkat
Jalur satu tingkat Jalur tiga tingkat
Sumber : Hasil wawancara, 2008
Gambar 24 Jalur pemasaran ikan segar di PPI Cituis.
Pada Gambar 24 terdapat pola jalur pemasaran yang panjang yaitu berawal dari nelayan yang menjual hasil tangkapannya melalui TPI dengan cara dilelang. Setelah
itu, ikan dijual ke agen dan dijual kembali melalui pedagang besar. Selanjutnya, dari pedagang besar ikan-ikan disalurkan melalui pedagang kecil dan langsung dipasarkan
ke konsumen. Pola jalur pemasaran tersebut disebut panjang karena strategi penyampaian barang dan jasa dari produsen ke konsumen memiliki tiga perantara
atau lebih Kotler, 1993. Jalur pemasaran yang ada di PPI Cituis sama halnya dengan jalur pemasaran di PPI Muara Angke, yang memiliki 3 jalur pemasaran yaitu
saluran nol tingkat, saluran dua tingkat dan tiga tingkat Malik, 2006. Ikan yang dijual melalui pelelangan ikan selanjutnya didistribusikan ke daerah
tujuan pemasaran. Daerah tujuan pemasaran ikan di PPI Cituis meliputi wilayah Tangerang dan Banten. Sebagian hasil tangkapan juga dipasarkan ke agen-agen yang
lokasinya dekat dengan Tempat Pelelangan Ikan. Saluran distribusi atau saluran pemasaran merupakan rangkaian pedagang yang
menyalurkan barang-barangnya dari produsen ke konsumen melalui jual beli. Jalur pemasaran yang terbentuk akan mempengaruhi harga sesuai dengan banyaknya
perantara yang dilewati. Saluran pemasaran ikan segar yang terjadi di PPI Cituis terdiri dari saluran nol tingkat, dua tingkat dan tiga tingkat. Harga jual rata-rata ikan
kurisi pada tahun 2008 ditingkat nelayan Rp6.000,00 per kg, pada tingkat bakul Rp8.000,00 per kg, pada tingkat pengumpulagen Rp8.500,00 per kg, pada tingkat
pedagang besar Rp8.700,00 per kg, dan pada tingkat pengecer Rp10.700,00 per kg. Berdasarkan keuntungan yang diterima, tertinggi terdapat pada tingkat pedagang
pengecer dan terendah pada tingkat pedagang besar. Secara keseluruhan harga jual ikan kurisi tertinggi terjadi pada pedagang pengecer yang berada pada saluran tingkat
tiga dan terendah pada saluran tingkat nol.