Proses pelelangan ikan Keadaan umum Kota Tangerang .1 Letak geografis dan keadaan topografi

eksistensi usahanya yang sekarang bernama “Kelompok pengolah Fajar Pantura”. Fajar Pantura didirikan pada tanggal 18 juli 2005 dibawah kepengurusan KUD Mina Samudera. Fajar Pantura merupakan suatu unit pengolahan ikan asin yang ada di PPI Cituis. Jumlah anggota pengolah ikan asin sampai sekarang ±10 yang semuanya berasal dari Kecamatan Pakuhaji Desa Surya Bahari.

4.2.5 Proses pelelangan ikan

Hasil tangkapan yang diperoleh oleh nelayan dijual di Tempat Pelelangan Ikan TPI. Kegiatan pelelangan ikan merupakan awal pemasaran dari hasil tangkapan yang didaratkan di PPI Cituis. Hasil tangkapan harus memiliki kualitas baik agar mendapatkan harga jual yang tinggi pada saat proses pelelangan. Dengan tingginya harga jual maka nelayan akan mendapatkan pendapatan yang layak. Proses pelelangan ikan di PPI Cituis dapat diuraikan pelaksanaannya sebagai berikut : 1 Nelayan pemilik melaporkan jumlah hasil tangkapannya kepada KUD Mina Samudra. KUD inilah yang mempertemukan antara nelayan pemilik dengan bakul sebagai peserta lelang pada proses pelelangan ikan. Bakul ini merupakan anggota koperasi yang aktif, selain anggota koperasi tidak bisa mengikuti pelelangan. Secara keseluruhan proses lelang dihadiri oleh juru lelang, juru bakul dan nelayan pemilik. Juru lelang mengumumkan dan memimpin proses lelang dengan terlebih dahulu menyebutkan jenis ikan, ukuran, berat dan nama pemilik ikan. Pelelangan ikan diakhiri apabila juru lelang tersebut telah menyebutkan nama pemenang lelang atas harga penawaran tertinggi. 2 Setelah ada bakul yang ditetapkan sebagai pemenang lelang, maka bakul tersebut dan nelayan pemilik harus mempunyai karcis lelang yang disediakan oleh KUD. Pencatatan transaksi tercantum pada karcis lelang yang meliputi: nama nelayan, nama bakul, berat dan jenis ikan, harga satuan, jumlah harga. Setelah proses pelelangan selesai dan harga telah disepakati maka pembayaran hasil lelang dilakukan di kantor TPI oleh pihak KUD. 3 Peserta pemenang lelang umumnya melakukan pencatatan atas hasil transaksi. Jumlah ikan yang telah dimenangkan ditumpuk di gedung TPI dan menunggu konsumen untuk membeli ikan-ikan tersebut. Proses pembayaran oleh oleh pemenang lelang dan pemilik kapal dilakukan sebagai berikut.: 1. Setelah mengisi form pelelangan, pemenang lelang dan pemilik kapal kemudian melakukan pembayaran di kantor TPI. Pemerintah daerah sesuai Perda No. 18- 19 Tahun 2002 menetapkan besarnya biaya retribusi jasa pelelangan yaitu 2 kepada nelayan pemilik sebesar dan 3 kepada pemenang lelang. Namun, di PPI Cituis, KUD menambahkan biaya retribusi untuk nelayan pemilik menjadi 5 yang 3 tujuannya sebagai tabungan nelayan pemilik kapal apaabila kapal- kapal penangkapan ikan mendaratkan hasil tangkapan di PPI Cituis. Penambahan 5 juga diterima kepada pemenang lelang bakul dimana yang 2 tujuannya sebagai tabungan, biaya pengobatan nelayan bila mengalami kecelakaan dan pesta rakyat tahunan. 2. Pembayaran dilakukan di kasir sesuai dengan jumlah yang telah disepakati. 3. Selanjutnya uang hasil pelelangan diserahkan kepada bendahara KUD Mina Samudera. Gambar 18 Suasana saat pelelangan ikan di TPI PPI Cituis. Proses pelelangan di PPI Cituis dari sisi teknis pelaksanaan secara umum sudah terselenggara dengan lancar, kekurangan yang ada yaitu dalam hal penempatan ikan dan kebersihan lantai. Ikan diletakkan begitu saja di lantai TPI tanpa memperhatikan kebersihan lantai TPI. Seharusnya digunakan alas untuk meletakkan ikan-ikan tersebut. Pemberian es yang kurang untuk penanganan ikan dan lantai yang kotor adalah merupakan suatu kekurangan dari PPI Cituis dalam memfasilitasi kegiatan pelelangan ikan, sehingga kualitas ikan menurun. Gambar keadaan proses pelelangan yang ada di PPI Cituis ditunjukkan pada Gambar 18. 5 KARAKTERISTIK DISTRIBUSI IKAN SEGAR PPI CITUIS

5.1 Ikan segar

Ikan merupakan salah satu bahan makanan yang cepat membusuk. Penanganan ikan merupakan hal terpenting untuk menjaga ikan agar tetap segar. Didinginkan dengan menggunakan es adalah penanganan yang tepat untuk memperpanjang masa kesegaran ikan. Ikan segar atau ikan basah adalah ikan yang belum atau tidak diawet dengan apa pun kecuali semata-mata didinginkan dengan es Muljanto, 1982. Ikan yang baru ditangkap, apabila dalam beberapa jam saja tidak diberi perlakuan atau penanganan yang tepat, maka ikan tersebut akan menurun kualitas kesegarannya. Pengertian kualitas ikan secara sederhana dapat diidentikkan dengan tingkat kesegaran. Ikan segar adalah ikan yang masih mempunyai sifat sama seperti ikan hidup baik rupa, bau, rasa, maupun teksturnya. Dengan kata lain ikan segar adalah ikan yang baru saja ditangkap, belum mengalami pengolahan lebih lanjut dan belum mengalami perubahan fisik maupun kimia atau yang masih mempunyai sifat sama ketika ditangkap Anita, 2003. Menurut hasil wawancara dengan nelayan, kondisi hasil tangkapan ikan di PPI Cituis pada saat pembongkaran sampai ke TPI, umumnya masih dalam kondisi baik karena ikan-ikan tersebut berasal dari hasil tangkapan nelayan harian dan langsung dilelang di TPI pada hari itu juga. Jenis ikan yang dominan didapatkan nelayan di PPI Cituis antara lain: alu-alu Sphyraena spp, biji nangka Upeneus sulphureus, cumi-cumi Loligo spp, kurisi Nemipterus spp, pari Trigonidae, sebelah Bothidae, tiga waja Johnius dussumieri, kembung Rastrelliger kanagurta, dan kuniran Upeneus sulphureus. Alat tangkap yang digunakan dalam operasi penangkapan adalah jaring gardan Dogol, jaring rampus Gillnet , dan pancing ulur.