jam 3.00 sore, setelah itu ikan sudah bisa diangkat dan siap untuk didistribusikan. Apabila ikan masih dalam keadaan kurang kering atau masih basah maka ikan tetap
disimpan di tempat penjemuran ikan dengan ditutupi terpal untuk dijemur kembali pada hari berikutnya.
Ikan asin yang siap dipasarkan dikemas dengan baik agar kualitas ikan tidak berkurang. Penyimpanan ikan asin yang siap dipasarkan di PPI Cituis antara lain
menggunakan karung yang berukuran 50 kg, kardus berukuran 10 kg dan kantong plastik berukuran 10-20 kg. Hal ini tergantung pada jenis alat pengangkutan dan
jumlah ikan yang dipasarkan. Karung, kardus ataupun kantong plastik yang berisi ikan tersebut kemudian disusun rapi lalu diikat dengan menggunakan tali. Hanafiah
dan Saefuddin 1983 menyebutkan bahwa penyimpanan merupakan kegiatan menahan produk dalam jangka waktu antara dihasilkan atau diterima sampai dengan
dijual.
6.1.5 Pengangkutan ikan olahan
Pengangkutan produk olahan ikan asin sama dengan pengangkutan ikan segar. Jenis alat angkutnya yaitu mobil dan motor. Sistem pengangkutan dikelola sendiri
oleh pihak pengelola. Mobil jenis pick upcolt biasanya rata-rata mampu membawa muatan ikan asin ±800 kg Gambar 29. Tempat penyimpanan ikan asin untuk
pendistribusikan yaitu: kardus, kantong plastik ukuran 10 kg dan karung yang berukuran 50 kg. Sebelum diangkut, ikan yang sudah dikemas di tempat
penyimpanan ditimbang terlebih dahulu. Biaya pengangkutan dengan menggunakan mobil rata-rata sebesar Rp150.000,00 sudah termasuk uang makan, bensin dan
ongkos angkut untuk 2 orang dengan tujuan Pasar Kemis yang berjarak ± 25 km dari PPI Cituis.
Alat pengangkut berupa motor digunakan untuk menggangkut muatan rata-rata sebesar 100 kg. Tempat penyimpanan yang digunakan biasanya kantong plastik dan
karung. Biaya pengangkutan menggunakan motor dengan tujuan Pasar Kemis lebih murah dibandingkan dengan mobil yaitu sebesar Rp50.000,00.
Penanganan dalam proses pengangkutan ikan asin yang terjadi di PPI Cituis dinilai kurang baik. Ikan asin yang disimpan didalam karung dipindahkan ke dalam
mobil dengan cara dilempar dan diinjak-injak oleh pengangkut hal ini menyebabkan kualitas ikan yang didistribusikan menjadi turun karena ikan asin terbelah dari bentuk
asalnya. Penanganan tersebut perlu mendapat perhatian dari pihak pengelola untuk menjaga agar kualitas ikan menjadi lebih baik.
Gambar 29 Mobil pick up yang digunakan untuk pengangkutan ikan asin di PPI Cituis Tangerang.
6.1.6 Daerah distribusi ikan olahan dari PPI Cituis Tangerang
Ikan olahan yang dihasilkan di PPI Cituis didistribusikan ke daerah tujuan melalui jalur darat terutama daerah Kabupaten Tangerang. Daerah pemasaran produk
ikan olahan dari PPI Cituis Tangerang ditunjukan oleh Tabel 19.
Hasil produksi produk olahan ikan asin di PPI Cituis dipasarkan secara lokal di Tangerang dan sebagian ke daerah Rangkas Bitung. Sistem pembelian yang terjadi di
PPI Cituis adalah sistem langgan dimana penjual sudah memiliki pembeli yang merupakan langganan mereka untuk membeli produk olahan ikan asinnya setiap hari.
Daerah pemasaran produk olahan ikan asin meliputi daerah-daerah yang berada di