Fungsi dan Peranan Pangkalan Pendaratan Ikan PPI Saluran dan Skema Pemasaran

2.2 Fungsi dan Peranan Pangkalan Pendaratan Ikan PPI

Pada umumnya, PPI ditujukan untuk tempat berlabuhnya atau bertambatnya perahu-perahu penangkapan ikan teradisional yang berukuran lebih kecil dari 5 GT dan sebagai pangkalan kegiatan penangkapan ikan yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas sejak ikan didaratkan sampai ikan didistribusikan Lubis, 2006. Menurut Direktorat Jenderal Perikanan 1991, PPI berfungsi sebagai penunjang untuk meningkatkan kegiatan produksi, pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. Fungsi PPI meliputi berbagai aspek, sebagai berikut : 1 Pusat pengembangan masyarakat nelayan; 2 Tempat berlabuh kapal perikanan; 3 Tempat pendaratan ikan hasil tangkapan; 4 Tempat untuk memperlancar kegiatan bongkar muat kapal-kapal perikanan; 5 Pusat pemasaran dan distribusi ikan hasil tangkapan; 6 Pusat pelaksanaan pembinaan mutu hasil tangkapan; dan 7 Pusat pelaksanaan penyuluhan dan pengumpulan data. Selanjutnya dikatakan bahwa PPI selain berfungsi seperti yang disebutkan diatas juga mempunyai peranan sebagai pusat pengembangan yang mempunyai efek meluas terhadap daerah sekitarnya. Peranan PPI sebagai pusat pengembangan tersebut terutama akan mencangkup tiga aspek pokok, yaitu : 1 Aspek pengembangan ekonomi perikanan, baik yang berskala nasional maupun regional; 2 Aspek pengembangan industri penunjang usaha perikanan, baik hulu maupun hilir; dan 3 Aspek pengembangan sumberdaya manusia, yakni masyarakat perikanan. Hutajulu 1997 mengatakan bahwa, sehubungan dengan luasnya fungsi pelabuhanPPI dan menyangkut berbagai aspek kegiatan perikanan, maka dapat dikatakan bahwa pelabuhan perikananPPI merupakan ”barometer” tingkat kemajuan perikanan di daerah yang bersangkutan.

2.3 Distribusi

Menurut McDonald 1993 dikutip oleh Darmawan 2006, distribusi merupakan elemen keempat dari traditional marketing atau pemasaran tradisional yang mengacu pada cara suatu produk atau layanan dirancang sedemikian rupa sehingga bisa didapatkan oleh pelanggan. Distribusi meliputi beberapa kegiatan seperti : pengawasan pencatatan inventory control, proses pemesanan order processing dan penanganan handling yang terbagi dua yaitu penyimpanan warehousing dan transportasi transportation. Sinaga 1988 menyatakan bahwa distribusi adalah manajemen pemindahan, pengendalian persediaan, perlindungan dan penyimpanan bahan mentah dan barang-barang yang sedang diproses atau barang jadi ke dan dari lini produksi. Definisi ini meliputi transportasi, penanganan bahan, pengemasan hasil produksi, pergudangan, pengendalian persediaan, pemrosesan pesanan, analisis lokasi, dan jaringan komunikasi yang diperlukan untuk manajemen yang efektif. Sistem distribusi yang baik dapat menentukan kelancaran transaksi hasil tangkapan yang sifatnya lekas busuk perishable, jadi cepat lambatnya transaksi sangat menentukan kesegaran hasil tangkapan hingga ke tangan konsumen. Cepatnya transaksi dipengaruhi oleh besarnya permintaan demand. Besar pemintaan demand sendiri tergantung pada banyaknya konsumen dan besarnya preferensi masyarakat terhadap jenis hasil tangkapan tertentu Hanafiah dan Saefuddin, 1983. Pada aktivitas pendistribusian hasil tangkapan terdapat beberapa istilah yang sering digunakan yaitu : 1 Pasar market yaitu suatu tempat atau rangkaian kegiatan dari penjual dan pembeli, baik berhadapan satu sama lain secara langsung atau melalui suatu alat penghubung maupun dengan perantaraan agen atau pedagang perantara untuk melakukan pembelian, penjualan, tukar-menukar barang dan jasa; 2 Perdagangan besar whole sale, cara penjualan barang komoditi perikanan secara besar-besaran atau dalam jumlah besar; 3 Pedagang besar whole saler, pengusaha atau badan usaha yang melakukan penjualan barang dagangan atau komoditi perikanan secara langsung kepada pedagang eceran atau orang lain untuk dijual kembali; 4 Perdagangan eceran retail, cara penjualan dalam jumlah yang kecil untuk konsumsi; dan 5 Pedagang eceran retailer, pedagang kecil yang menjual langsung kepada konsumen akhir.

2.3.1 Penanganan handling

Menurut Hanafiah dan Saefuddin 1983, dalam melakukan kegiatan distribusi hasil tangkapan, hal yang pertama kali dilakukan adalah menangani hasil tangkapan untuk mencegah kebusukan. Kegiatan penanganan hasil tangkapan dalam proses distribusinya adalah sebagai berikut : 1 Transportasi pengangkutan Transportasi adalah pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Proses transportasi merupakan gerakan dari tempat asal, dari mana kegiatan transportasi dimulai dan kemana kegiatan transportasi diakhiri. Transportasi memberikan jasanya kepada masyarakat, yang disebut jasa angkutan. Transportasi dikatakan sebagai ”derived demand’, karena keperluan jasa angkutan bertambah dengan meningkatnya kegiatan ekonomi dan berkurang jika terjadi kelesuan ekonomi Siregar, 1990. Salim 2000 mengemukakan bahwa transportasi secara umum adalah rangkaian kegiatan memindahkan atau mengangkut barang dari produsen sampai kepada konsumen dengan menggunakan salah satu moda transportasi, yang dapat meliputi moda transportasi darat, lautsungai maupun udara. Rangkaian kegiatan yang dimulai dari produsen sampai kepada konsumen lazim disebut rantai transportasi chain of transportation. Tiap sektor kegiatan disebut mata rantai link yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Kelancaran dan kecepatan arus transportasi ditentukan oleh mata rantai yang terlemah dari rangkaian kegiatan transportasi tersebut sampai pada mata rantai yang terkuat. Transportasi mempunyai fungsi yaitu mengangkut barang dari produsen ke konsumen. Hanafiah dan Saefuddin 1983 membedakan fasilitas pengangkutan menjadi empat, yaitu : 1 Pengangkutan melalui darat Kereta api dan truk yang diperlengkapi dengan pendingin merupakan alat angkutan jarak jauh terpenting didarat. Keuntungan utama penggunaan kereta api dibandingkan dengan penggunaan alat angkut lainnya adalah bahwa perusahaan kereta api memberikan pelayanan pengangkutan lebih lengkap dan bervariasi. Lubis 2006 juga mengungkapkan terdapat beberapa tahapan pada sistem transportasi darat mulai ikan didaratkan sampai dipasarkan ke konsumen. Tahapan-tahapan tersebut adalah : a. Transportasi dari kolam ke darmaga dan dari dermaga ke tempat pelelangan ikan; b. Transportasi dari tampat pelelangan ikan ke tempat perusahaan olahan atau grosir; dan c. Transportasi dari tempat pelelangan ikan atau perusahaan olahan atau penangkapan di dan sekitar pelabuhan ke hinterland baik lokal, nasional maupun ekspor. 2 Pengangkutan melalui perairan pantai dan melalui terusan atau sungai. Pengangkutan ini diselenggarakan dengan menggunakan kapal air water carries. Biaya pengangkutan melalui perairan lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan kereta api atau truk. Faktor ini dianggap sebagai keuntungan dan alasan mengapa pengangkutan melalui perairan ini lebih banyak dilakukan dibandingkan dengan penggunaan kereta api dan truk. Kerugian pokok dari pengangkutan melalui perairan adalah lebih lamban. 3 Pengangkutan melalui laut Pengangkutan ini diselenggarakan dengan menggunakan kapal pelayaran tetap dan pelayaran tramp. Pelayaran tetap dinas adalah pelayaran antar tempat pada waktu-waktu yang telah ditetapkan pemerintah, yang harus diadakan secara kontinu dengan tidak bergantung pada ada atau tidak adanya muatan. Pelayaran tramp kapal tambang adalah pelayaran yang jurusan dan waktunya tidak tetap, pelayaran ini dilakukan bila ada muatan Hanafiah dan Saefuddin, 1983. Keuntungan yang diperoleh dari pelayaran tramp jika dibandingkan dengan penggunaan pelayaran tetap adalah : a. Ongkos angkutan lebih rendah; b. Dapat mengangkut barang dalam jumlah besar; dan c. Dapat mengangkut dengan cepat langsung ke pelabuhan yang dituju. 4 Pengangkutan melalui udara Merupakan pengangkutan paling cepat dengan menggunakan pesawat udara. Tetapi kerugian pokok adalah tingginya biaya, disamping terbatasnya ruangan pembatasan fisik sehingga pengangkutan dalam volume besar tidak dapat dilakukan. 2 Penyimpanan warehousing Hanafiah dan Saefuddin 1983 menyebutkan bahwa penyimpanan merupakan kegiatan menahan produk dalam jangka waktu antara dihasilkan atau diterima sampai dengan dijual. Terdapat empat alasan untuk melakukan penyimpanan yaitu : 1 Sifat musiman dari kebanyakan produksi; 2 Permintaan untuk berbagai produk berlangsung sepanjang tahun; 3 Alasan-alasan yang terdapat pada waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan berbagai pelayanan distribusi; dan 4 Mendapatkan harga yang lebih baik. Irzal dan Wawan 2006 mengatakan bahwa pengumpulan holding merupakan kegiatan mengumpulkan produk dari produsen, sebelum dijual ke konsumen, sehingga kegiatan ini tidak terlepas dari kegiatan penyimpanan. Beberapa pertimbangan pengumpulan dan penyimpanan produk perikanan, antara lain menstabilkan pasokan produk perikanan ke pasar, lokasi produsen dan konsumen, serta skala ekonomis pengangkutan. Pedagang pengumpul berkomitmen untuk menyediakan produk yang tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu, dan tepat harga 4T kepada pasar, baik domestik maupun ekspor. Oleh karena itu, pedagang pengumpul harus memiliki jaminan ketersediaan stok produk dengan cara mengumpulkan dan menyimpan menimbun.

2.3.2 Pengawasan pencatatan inventory control

Jeannet dan Hennessey 2000 dikutip oleh Darmawan 2006 menyatakan bahwa pengawasan pencatatan berguna dalam mengurangi jumlah pemasok, meningkatkan quality control dan mendapatkan sistem logistik yang lebih efisien. Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang menempati urutan yang paling bawah, tetapi bukan berarti bahwa fungsi ini kalah penting artinya dari fungsi-fungsi yang lain karena pangawasan justru sudah ada sejak penetapan struktur organisasi itu sendiri. Pengawasan berarti mendeterminasikan apa yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu menerapkan tindakan- tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana. Pengawasan dalam suatu perusahaan merupakan suatu rangkaian pekerjaan yang dilakukan untuk meyakinkan atau mengukur apakah pelaksanaan kegiatan telah sesuai dengan apa yang telah digariskan semula dimana manajemen rnenginginkan agar rencana organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya dapat dicapai dengan baik. Akhirnya apabila pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan apa yang telah direncanakan, harus diambil suatu tindakan. http:www.library.usu.ac.idmanajemen syahyunan5.pdf.

2.4 Saluran dan Skema Pemasaran

Dalam perekonomian dewasa ini, sebagian besar produsen tidak menjual barang-barang mereka kepada pembeli akhir. Antara produsen dan pemakai akhir terdapat sekelompok perantara pemasaran yang memerankan bermacam-macam fungsi dan memakai berbagai macam nama. Perantara tersebut membentuk sebuah saluran pemasaran. Saluran pemasaran terdiri dari seperangkat lembaga yang melakukan semua kegiatan fungsi yang digunakan untuk menyalurkan produk dan status kepemilikannya dari produksi ke konsumsi. Pengguna perantara ini akan sangat mengurangi pekerjaan perusahaan sehingga bisa mencapai efisiensi sangat tinggi dalam membuat barang hingga banyak tersedia dan bisa memenuhi pasar sasaran Kotler, 1993. Ada dua jenis strategi struktur saluran distribusi, yaitu Jain, 1994 : 1 Strategi saluran distribusi langsung Strategi saluran distribusi langsung berarti strategi penyampaian barang dan jasa dari produsen ke konsumen tanpa memiliki perantara middleman. 2 Strategi saluran tidak langsung Strategi saluran distribusi tidak langsung berarti strategi penyampaian barang dan jasa dari produsen ke konsumen memakai perantara. Berdasarkan jenis barang atau produk yang ditawarkan oleh produsen, maka secara umum dapat dilihat bahwa saluran pemasaran untuk barang-barang konsumsi consumer goods tidak sama dengan saluran pemasaran untuk barang-barang industri industrial goods. Saluran pemasaran barang dilihat pada Gambar 1. Agen Pedagang besar Pengecer Pengecer Pengecer Pedagang besar Pengecer Agen Konsumen AkhirPengguna Barang Konsumsi PabrikProdusen Gambar 1 Diagram saluran pemasaran barang-barang konsumsi Pieter, 1982. Saluran -nol- tingkat disebut pula saluran pemasaran langsung terdiri dari seorang produsen yang menjual langsung kepada konsumen. Tiga cara penting dalam penjualan langsung adalah penjualan dari rumah ke rumah, penjualan lewat pos, dan penjualan lewat toko perusahaan Kotler, 1993. Selanjutnya dikatakan bahwa saluran -satu- tingkat mempunyai satu perantara penjualan. Dalam pasar konsumen, perantara itu sekaligus merupakan pengecer. Dalam pasar industri sering kali ia bertindak sebagai agen penjualan atau makelar. Saluran -dua- tingkat mempunyai dua perantara penjualan. Dalam pasar konsumen, mereka merupakan grosir atau pedagang besar dan sekaligus pengecer. Dalam pasar industri mereka mungkin merupakan sebuah penyalur tunggal dan penyalur industri. Saluran -tiga- tingkat mempunyai tiga perantara penjualan. Dari kacamata produsen, masalah pengawasan semakin meningkat sesuai dengan angka tingkat saluran, walaupun biasanya produsen tersebut hanya berhubungan dengan saluran yang berdekatan dengannya.

2.5 Ikan Segar