Analisis Data Karakteristik Pendistribusian Ikan Segar dan Olahan dari Pangkalan Prndaratan Ikan Cituis Tangerang.

2 Pengolah : Mutu ikan olahan, sarana dan prasarana yang digunakan, kebutuhan bahan baku, jenis produksi olahan dan distribusi atau pemasaran produk hasil perikanan. 3 Nelayan : Jenis alat tangkap, jenis kapal dan ukuran GT, lama trip, jenis ikan yang didaratkan, fasilitas dan waktu pendaratan ikan dan daerah penangkpan ikan. 4 Pedagang : Jenis dan jumlah ikan yang diperjualbelikan, fasilitas yang digunakan dalam pendistribusian dan daerah atau tujuan distribusi. 5 Kepala TPI : Proses pelelangan dan prosedur pelelangan.

3.5 Analisis Data

Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui karakteristik pendistribusian ikan segar dan ikan olahan di PPI Cituis Tangerang. Penentuan karakteristik pendistribusian ikan segar dan olahan dilakukan berdasarkan asal bahan baku, pendaratan hasil tangkapan, volume dan nilai produksi, penyimpanan, pengangkutan hasil tangkapan, informasi pasar, mutu hasil tangkapan segar dan olahan, kuantitas, tujuan distribusi dan skema pendistribusian. Selanjutnya distribusi akan dipetakan berdasarkan kuantitas dan tujuannya. Pemetaan dilakukan dengan menggunakan Corel Draw. Mutu hasil tangkapan yang ada di PPI Cituis ditentukan dengan menggunakan uji organoleptik yaitu dengan mengukur, menganalisis spesifikasi mata, insang, daging, perut dan konsistensi, selanjutnya menginterpretasikan reaksi yang timbul ketika karakteristik bahan pangan diterima oleh indera pengelihatan dan peraba. Metode yang digunakan dalam penilaian mutu hasil tangkapan secara organoleptik ialah dengan metode scoring test uji skoring dengan skala yang digunakan antara 1 sampai 9. Skala 1 merupakan skala terendah dan skala 9 merupakan skala tertinggi. Setiap angka dapat memberikan spesifikasi tertentu kepada panelis atau peneliti mengenai keadaan produk yang diuji, misalnya kesegaran ikan. Spesifikasi angka- angka ini tercantum dalam score sheet Lampiran 4. Selanjutnya hasil dari pengujian organoleptik tersebut dibandingkan dengan kriteria mutu ikan segar. Kisaran kriteria kesegaran ikan menurut uji organoleptik biasanya dibagi tiga, yaitu segar, agak segar dan tidak segar Sukarsa, 2007. Hasil tangkapanikan dapat dikatakan: Segar : Jika kisaran nilai rata-rata uji organoleptiknya 7-9 Agak segar : Jika kisaran nilai rata-rata uji organoleptiknua 5-6 Tidak segar : Jika kisaran nilai rata-rata uji organoleptiknya 1-4 Selanjutnya ikan secara organoleptik ditolak atau dianggap tidak segar bila memiliki nilai rata-rata pengujian dibawah lima. Batas mutu minimal kesegaran ikan berdasarkan SNI-01-2729-1992 adalah nilai tujuh. Batas ini biasanya digunakan oleh eksportir ikan segar untuk memenuhi syarat mutu ekspor negara tujuan. Penggunaan organoleptik dalam penilaian mutu hasil tangkapan yang didaratkan selain sebagai informasi kepada calon konsumen juga diharapkan akan menghasilkan kemudahan dalam pengklasifikasian distribusi ikan, misalnya nilai 7-9 didistribusikan untuk keperluan ekspor dan supermarket, nilai 5-6 didistribusikan ke pasar tradisional, nilai 4 hanya didistribusikan untuk ikan asin dan pupuk, dan 1-3 didistribusikan untuk pupuk dan pakan ternak. 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan umum Kota Tangerang 4.1.1 Letak geografis dan keadaan topografi