Pemasaran Analisis Lingkungan Internal

Beras biasa dijual dengan harga Rp. 5.000 tanpa diberi kemasan khusus dan merk Beras sayur dijual dengan harga Rp. 4.500 - 4.800 perkilogram yang dijual tanpa kemasan. Sistem penetapan harga didasarkan pada harga pasar sehingga produk yang dihasilkan kelompok tani ini dapat bersaing dengan sehat dengan produk yang ada di pasar. Saluran distribusi kelompok tani ini pendek karena dari kelompok tani langsung ke swalayan kemudian ke konsumen akhir atau dari kelompok tani langsung ke konsumen akhir. Saluran distribusi dapat dilihat pada gambar 5. Gambar 5. Saluran Distribusi Produk Pada Kelompok Tani Cibeureum Jempol Alat distribusi yang digunakan untuk penjualan dalam jumlah besar dengan jarak yang agak jauh berupa mobil bak. Mobil bak tersebut merupakan keuntungan dari hasil penjualan sekam. Dalam kegiatan ini pak Amin terlibat langsung membantu bagian pemasaran. Kegiatan promosi yang dilkukan oleh kelompok tani ini dalam mengembangkan penjualan produknya berupa diikutinya pameran –pameran baik Petani Kelompok tani Cibeureum Jempol Konsumen akhir : penikmat organik, dokter-dokter, dinas kesehatan, dosen IPB dan karyawan dinas pertanian kota Bogor Swalayan, took-toko kecil : Giant, Carefour, PT. Amico, PT. Shafira, Nursery Tajur yang bersifat rutin satu bulan sekali di Dinas Agribisnis Bogor serta pameran- pamera umum biasa yang berbasis agribisnis. Selain itu, kelompok tani ini juga melakukan promosi dengan membagikan brosur serta dari mulut ke mulut melalui para konsumennya.

6.1.5 Pengembangan, Pembinaan dan Pelatihan

Kelompok tani Cibeureum Jempol melakukan uji coba terlebih dahulu untuk jenis produk yang akan dikembangkan. Uji coba dilakukan diatas lahan milik ketua kelompok seluas 2.500 m 2 . Uji coba ini dilakukan untuk melihat apakah benih dan pupuk tersebut layak untuk dikembangkan para petani anggota atau tidak. Tingkat kelayakan dilihat dari hasil panennya, melalui jumlah produksi dan kualitas serta ketertarikan konsumen terhadap produk tersebut. Saat ini tengah dilakukan uji coba terhadap beras organik jepang. Pada kegiatan ini, kelompok tani bekerjasama dengan perusahaan pupuk Sriwijaya dalam hal modal serta bibit padi organik jepang yang berasal dari Jepang. Kelompok tani ini juga melakukan pembinaan terhadap para petani anggota dalam menggunakan teknologi setiap ada perkembangan. Teknologi yang dimiliki kelompok tani Cibeureum Jempol sebagian besar berasal dari bantuan Dinas Agribisnis Bogor serta beberapa rekan usahanya. Dalam proses pelatihan tersebut, Bapak Amin meminta bantuan Bapak Wawan selaku penyuluh Dinas Agribisnis Bogor dan para ahli teknologi pertanian dari Institut Pertanian Bogor. Adapun bentuk pelatihan yang didapat Bapak Amin adalah pelatihan bagaimana cara memproduksi beras organik secara tepat sehingga dihasilkan beras organik dengan kualitas yang baik. 6.2 Analisis Faktor Eksternal 6.2.1 Lingkungan Makro Lingkungan makro merupakan lingkungan yang berada diluar lingkungan kelompok tani yang secara langsung ataupun tidak, dapat mempengaruhi kinerja dari kelompok tani Cibeureum Jempol. Adapun yang termasuk lingkungan makro diantaranya faktor ekonomi, sosial budaya, politik dan kebijakan pemerintah, teknologi, demografi serta pesaing.

6.2.1.1 Ekonomi

Keadaan ekonomi suatu negara akan mempengaruhi kinerja perusahaan termasuk kelompok tani Cibeureum Jempol. Kinerja perekonomian di Indonesia menurut Produk Domestik Bruto PDB nasional triwulan III tahun 2008 atas dasar harga konstan meningkat sebesar 3,5 persen bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang hanya 2,5 persen. Pertumbuhan PDB nasional triwulan III tahun 2008 berdasarkan lapangan usahanya sekitar 6,1 persen. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 11. Kontribusi sektor pertanian terhadap tingkat PDB masih cukup besar. Pada triwulan III tahun 2008 terhadap triwulan III tahun 2007 tingkat PDB pertanian tumbuh sehingga memberi kontribusi sebesar 2,4 persen terhadap PDB nasional dengan sektor pengangkutan dan komunikasi yang mampu memberikan kontribusi yang paling besar sekitar 17,1 persen. Sehingga pertumbuhan PDB pada triwulan III tahun 2008 meningkat hingga 6,1 sedangkan PDB non migas mampu tumbuh hingga 6,6.