Tabel 15. Matriks EFE Kelompok Tani Cibeureum Jempol
Faktor Startegis Eksternal Bobot
Rating Skor
PELUANG 1
Adanya program pemerintah “Go Organic” 0,099
4,000 0,396
2 Meningkatnya pendidikan dan kesadaran masyarakat
akan pentingnya gizi untuk hidup sehat 0,096
3,667 0,352
3 Adanya dukungan pemerintah dengan mengeluarkan
UU No. 17 Tahun 2007 mengenai Ketahanan Pangan 0,087
3,333 0,319
4 Tersedianya pasar beras organik yang masih luas
0,083 2,667
0,221 5
Terjalin kerjasama yang baik dengan kelompok tani sejenis, PT. Pupuk Sriwijaya, serta Dinas agribisnis
setempat 0,091
3,333 0,303
6 Ketersediaan air yang cukup baik
0,087 4,000
0,348 ANCAMAN
1 Tingkat daya beli masyarakat yang masih rendah
0,101 3,333
0,337 2
Banyaknya beredar produk organik palsu 0,094
3,000 0,282
3 Adanya program diversifikasi produk pangan
0,093 3,000
0,279 4
Perubahan cuaca Climate Change dan isu bencana alam yang terjadi di Indonesia
0,071 2,000
0,142 5
Lahan produktif yang semakin menyempit diakibatkan pembelian secara paksa oleh salah satu perusahaan
terbesar di Indonesia 0,107
3,000 0,321
TOTAL 1,000
3,300
Tabel 15 menunjukkan bahwa dengan adanya program pemerintah “Go Organic” memberikan peluang yang paling besar dengan nilai skor paling besar
yaitu 0,396. Untuk ancaman yang paling besar adalah tingkat daya beli masyarakat yang masih sangat rendah sehingga nilai skornya mencapai 0,337.
Kondisi daya beli masyarakat sangat dipengaruhi oleh masih sangat rendah.
7.1.2 Analisis Matriks IFE
Analisis matriks IFE dilakukan terhadap faktor-faktor internal dari unit- unit usaha kelompok tani Cibeureum Jempol yang terbagi menjadi kekuatan dan
kelemahan. Dari hasil matriks IFE kelompok tani Cibeureum Jempol diperoleh nilai indeks kumulatif 2,432. Faktor kelemahan yang terbesar pada kelompok tani
Cibeureum Jempol adalah terjadinya konversi lahan dari pertanian ke non-
pertanian, sehingga lahan yang masih produktif semakin menyempit dengan nilai skor sebesar 0,147.
Tabel 16. Matriks IFE Kelompok Tani Cibeureum Jempol
Faktor Startegis Internal Bobot
Rating Skor
KEKUATAN 1
Memiliki pimpinan yang berjiwa sosial, bertanggungjawab, cerdas, semangat yang besar dan
berjiwa wirausaha. 0,086
3,000 0,258
2 Memiliki produk yang bernilai ekonomis, berdaya saing
tinggi dan bersertifikasi organik dengan No.215ARESMKDNVIII07.
0,093 4,000
0,372 3
Memiliki dukungan sarana produksi penggilingan yang cukup baik dan lengkap.
0,073 3,333
0,243 4
Terbina suasana kerja yang bersifat kekeluargaan dan gotong royong antara karyawan, petani anggota dan
ketua kelompok tani. 0,086
3,333 0,287
5 Sudah mampu dilakukannya penelitian dan
pengembangan terhadap komoditas padi organik unggulan pada lahan milik sendiri.
0,095 3,333
0,317 6
Satu-satunya kelompok tani beras organik yang melakukan usaha dari mulai hulu sampai hilir di Bogor.
0,087 3,000
0,261 KELEMAHAN
1 Terjadinya konversi lahan dari pertanian ke non-
pertanian, sehingga lahan yang masih produktif semakin menyempit.
0,088 1,667
0,147 2
Kurangnya pendidikan SDM para petani anggota yang dimiliki.
0,084 1,333
0,112 3
Sarana dan prasarana yang masih terbatas. 0,084
1,333 0,112
4 Sistem keuangan yang masih sangat sederhana.
0,068 1,667
0,113 5
Modal kerja yang terbatas. 0,081
1,667 0,135
6 Kurang konsistensinya anggota
organisasi terhadap tugas-tugasnya 0,075
1,000 0,075
TOTAL 1,000
2,432
Pada tabel 16 dijelaskan bahwa dari berbagai kekuatan yang ada, memiliki produk yang bernilai ekonomis, berdaya saing tinggi dan bersertifikasi organik
dengan No.215ARESMKDNVIII07 menjadi kekuatan kelompok tani yang paling besar dengan nilai skor sebesar 0,372. Beras organik yang dihasilkan oleh
kelompok tani Cibeureum Jempol memiliki kualitas yang dapat bersaing dengan produk pesaingnya dipasaran.