diperbaharui pada sistem pertanian yang dikelola secara lokal; 6 mempromosikan penggunaan tanah, air dan udara secara sehat, serta meminimalkan semua bentuk
polusi  yang  dihasilkan  oleh  praktek  -  praktek  pertanian;  7  menangani  produk pertanian dengan penekanan pada cara pengolahan yang hati - hati untuk menjaga
integritas organik dan  mutu produk pada seluruh  tahapan; dan 8 bisa diterapkan pada  seluruh  lahan  pertanian  yang  ada  melalui  suatu  periode  konversi,  dimana
lama  waktunya  ditentukan  oleh  faktor  spesifik  lokasi  seperti  sejarah  lahan  serta jenis tanaman dan hewan yang akan diproduksi.
Pertanian  organik  memiliki  kelebihan,  diantaranya  :  1  tidak  menggunakan pupuk  maupun  pestisida  kimia  sehingga  tidak  menimbulkan  pencemaran
lingkungan,  baik  pencemaran  tanah,  air,  maupun  udara,  serta  produknya  tidak mengandung  racun;  2  tanaman  organik  mempunyai  rasa  yang  lebih  manis
dibandingkan  tanaman  non  organik;  3  produk  tanaman  organik  lebih  mahal sehingga lebih menguntungkan petani. Selain itu, pertanian organik juga memiliki
kekurangan diantaranya : 1 kebutuhan tenaga kerja lebih banyak, terutama untuk pengendalian  hama  dan  penyakit  karena  umumnya  masih  dilakukan  secara
manual;  dan  2  penampilan  fisik  tanaman  organik  kurang  bagus  misalnya berukuran lebih kecil dan daun berlubang-lubang dibandingkan dengan tanaman
non-organik.
2.2 Prinsip Pertanian Organik
Prinsip  pertanian  organik  menurut  Pracaya  dalam  Januar  2006,  yaitu pertanian  yang  berteman  akrab  dengan  lingkungan,  tidak  merusak  ataupun
mencemaran  lingkungan  hidup  sekitarnya.  Cara  yang  ditempuh  untuk  mencapai tujuan  tersebut  diantaranya  :  1  memupuk  dengan  kompos,  pupuk  kandang;  2
memupuk  dengan  pupuk  hijau;  3  memupuk  dengan  limbah  yang  berasal  dari kandang  ternak,  rumah  pemotongan  hewan  RPH,  septic  tank;  dan  4
mempertahankan dan melestarikan habitat tanaman dengan pola tanam polikultur. Sedangkan  pertanian  organik  menurut  IFOAM,  prinsip-prinsip  pertanian
organik terdiri dari : 1.
Prinsip Kesehatan Pada  dasarnya,  pertanian  organik  harus  melestarikan  dan  meningkatkan
kesehatan  tanah,  tanaman,  hewan,  manusia  dan  bumi  sebagai  satu  kesatuan yang tidak terpisahkan.
2. Prinsip Ekologi
Pada  prinsip  ekologi,  diartkan  bahwa  produksi  didasarkan  pada  proses  dan daur  ulang  ekologis.  Sehingga  pada  setiap  kegiatan  budidaya  baik  pertanian,
peternakan  dan  pemanenan  produk  organik  harus  sesuai  dengan  siklus  dan keseimbangan ekologi di alam.
3. Prinsip Keadilan
Pertanian  organik  harus  membangun  hubungan  yang  mampu  menjamin keadilan terkait dengan lingkungan dan kesempatan hidup bersama. Prinsip ini
menekankan bahwa mereka yang terlibat dalam dalam pertanian organik harus membangun  hubungan  yang  manusiawi  untuk  memastikan  adanya  keadilan
bagi  semua  pihakdi  segala  tingkatan  :  seperti  petani,  pekerja,  pemroses, penyalur,  pedagang  dan  konsumen.  Pertanian  organik  harus  memberikan
kualitas  hidup  yang  baik  bagi  setiap  orang  yang  terlibat,  menyumbang  bagi kedaulatan pangan dan pengurangan kemiskinan.
4. Prinsip Perlindungan
Dalam melakukan pertanian organik, perlindungan terhadap pelaku, pengguna maupun lingkungan juga harus diperhatikan. Oleh karena itu diperlukan ilmu
pengetahuan yang akan mendukung dalam pertanian organik agar produk yang dihasilkan  bersifat  organik  dan  menyehatkan,  aman  serta  ramah  terhadap
lingkungan.
2.3 Tujuan Pertanian Organik