II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pertanian Organik
Pertanian organik merupakan proses budidaya pertanian yang menyelaraskan pada keseimbangan ekologi, keanekaragaman varietas, serta keharmonisan dengan
iklim dan lingkungan sekitar. Pertanian organik memiliki arti bahwa pada saat melakukan proses produksi hanya digunakan pupuk kandang atau kompos saja. Di
Indonesia, pertanian organik sudah dimulai semenjak tahun 1997 pada saat harga sarana produksi pertanian saprotan seperrti pupuk pestisida dan pestisida kimia
melambung tinggi. Menurut IFOAM 2004 dalam Januar 2006, pertanian organik adalah sistem
pertanian yang mengedepankan daur ulang unsur hara dan proses alami dalam pemeliharaan kesuburan tanah dan keberhasilan produksi. Lebih jauh menurut
Badan Standarisasi Nasional Indonesia SNI, 2002, sistem pertanian organik merupakan suatu sistem produksi pangan organik yang dirancang untuk : 1
mengembangkan keanekaragaman hayati dalam sistem secara keseluruhan; 2 meningkatkan aktivitas biologis tanah; 3 menjaga kesuburan tanah dalam jangka
panjang; 4 mendaur ulang limbah yang berasal dari tumbuhan dan hewan untuk mengembalikan nutrisi ke lahan sehingga meminimalkan penggunaan sumberdaya
yang tidak dapat diperbaharui; 5 mengandalkan sumberdaya yang dapat
diperbaharui pada sistem pertanian yang dikelola secara lokal; 6 mempromosikan penggunaan tanah, air dan udara secara sehat, serta meminimalkan semua bentuk
polusi yang dihasilkan oleh praktek - praktek pertanian; 7 menangani produk pertanian dengan penekanan pada cara pengolahan yang hati - hati untuk menjaga
integritas organik dan mutu produk pada seluruh tahapan; dan 8 bisa diterapkan pada seluruh lahan pertanian yang ada melalui suatu periode konversi, dimana
lama waktunya ditentukan oleh faktor spesifik lokasi seperti sejarah lahan serta jenis tanaman dan hewan yang akan diproduksi.
Pertanian organik memiliki kelebihan, diantaranya : 1 tidak menggunakan pupuk maupun pestisida kimia sehingga tidak menimbulkan pencemaran
lingkungan, baik pencemaran tanah, air, maupun udara, serta produknya tidak mengandung racun; 2 tanaman organik mempunyai rasa yang lebih manis
dibandingkan tanaman non organik; 3 produk tanaman organik lebih mahal sehingga lebih menguntungkan petani. Selain itu, pertanian organik juga memiliki
kekurangan diantaranya : 1 kebutuhan tenaga kerja lebih banyak, terutama untuk pengendalian hama dan penyakit karena umumnya masih dilakukan secara
manual; dan 2 penampilan fisik tanaman organik kurang bagus misalnya berukuran lebih kecil dan daun berlubang-lubang dibandingkan dengan tanaman
non-organik.
2.2 Prinsip Pertanian Organik