Sumber Daya Manusia Analisis Lingkungan Internal

pemasaran. Kelompok tani ini memiliki 40 anggota. Berdasarkan status kepemilikan lahan, petani anggota tersebut terdiri atas empat orang petani pemilik lahan dan 36 orang petani penggarap lahan. Sedangkan jumlah karyawan yang dipekerjakan Bapak Amin di tempat penggilingan sejumlah lima orang dengan satu orang mandor yang berasal dari Sukabumi dan empat orang karyawan biasa yang berasal dari Mulyaharja. Keempat karyawan tersebut bertugas menjemur, menggiling, memoles hingga mengemas beras organik. Karyawan dan petani anggota kelompok tani Cibeureum Jempol direkruit tanpa melalui test tetapi hanya didasarkan pada kepercayaan Bapak Amin terhadap mereka yang benar-benar mau bergabung dan memajukan agribisnis beras organik di Mulyaharja. Sistem kerja di kelompok tani Mulyaharja ini adalah sistem padat karya, sehingga keharmonisan didalamnya sangat diperlukan dalam proses kerjanya. Keharmonisan tersebut dicapai dengan adanya suasana akrab dan kekeluargaan yang sampai saat ini masih dijadikan budaya kerja pada kelompok tani Cibeureum Jempol ini.

6.1.2 Keuangan

Keuangan merupakan aspek penting yang harus diperhatikan dalam setiap usaha, begitu juga bagi kelompok tani Cibeureum Jempol. Modal awal kelompok tani Cibeureum Jempol berasal dari milik Bapak Amin selaku pendiri yaitu sebesar Rp. 4,5 juta. Dengan modal tersebut Bapak Amin membeli mesin giling dengan kapasitas tiga ton perhari. Mesin giling ini diperuntukkan membantu petani anggota agar para petani tidak kasulitan menggiling gabah kering mereka dengan biaya yang murah. Dalam perkembangannya, Bapak Amin melihat kelompok tani ini semakin maju dengan semangat petani anggota yang tinggi. Kondisi tersebut mendorong pak Amin untuk ingin menambah modal usahanya. Untuk itu, pak Amin meminta bantuan Dinas Pertanian kota Bogor agar memberi pinjaman dana. Pada tahun 2005 permohonan dikabulkan dan modal bertambah Rp. 90 juta. Dana ini berasal dari dana tuna jual dan dikembalikan dengan cara diangsur sebanyak enam kali sebesar Rp. 15 juta per angsuran. Modal tambahan tersebut dibelikan kelengkapan sarana dan prasarana produksi. Pada sistem keuangannya, kelompok tani ini masih digunakan sistem keuangan yang sederhana. Kelompok tani ini tidak memiliki komputer untuk mendukung sistem pencatatannya, sehingga hanya digunakan buku dan pensil biasa saja. Sedangkan untuk perhitungannya hanya digunakan kalkulator biasa saja.

6.1.3 Produksi dan Operasi

Kelompok tani Cibeureum Jempol, memiliki kelompok tani yang terdiri dari petani penggarap dan petani pemilik sekaligus penggarap. Kelompok tani ini mempunyai teknologi penggilingan yang ditempatkan di sekretariat kelompok tani ini. Pada kegiatan proses produksi di kelompok tani Cibeureum Jempol ini, dimulai pada saat para petani panen dari lahan yang digarapnya. Panen dilaksanakan tepat waktu sesuai umur tanaman dengan alat yang digunakan berupa sabit gerigi. Setelah panen, para petani menjual padi mereka ke kelompok tani dengan harga Rp 1.700 perkilogram untuk gabah basah dan Rp 2.500 untuk padi kering yaitu pada kadar 18-21 persen.