A
2
= Hidrat magnesium silikat 100 A
3
= Hidrat alumunium silikat:Hidrat magnesium silikat 1:1 A
4
= Hidrat alumunium silikat:Hidrat magnesium silikat 1:2 A
5
= Hidrat alumunium silikat:Hidrat magnesium silikat 1:3 A
6
= Hidrat alumunium silikat:Hidrat magnesium silikat 2:3 A
7
= Hidrat alumunium silikat:Hidrat magnesium silikat 2:1 A
8
= Hidrat alumunium silikat:Hidrat magnesium silikat 3:1 A
9
= Hidrat alumunium silikat:Hidrat magnesium silikat 3:2 A
10
= Biodiesel cuci air A
11
= Biodiesel hasil pemurnian dengan adsorben komersial biosponge
A
12
= Biodiesel kasar Untuk mengetahui pengaruh antar taraf-taraf tersebut, rancangan
percobaan dianalisis sidik ragamnya menggunakan tingkat kepercayaan 95
α = 0.05 dan jika hasilnya berbeda nyata, analisis dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan.
2. Penentuan Konsentrasi Adsorben dalam Pasir Kuarsa
Analisa statistik yang digunakan pada penelitian penentuan konsentrasi adsorben dalam pasir kuarsa adalah rancangan acak lengkap
dengan satu faktor, yaitu konsentrasi adsorben dalam pasir kuarsa. Taraf yang digunakan ada 4, yaitu 5 B
1
, 10 B
2
, 15 B
3
, dan 20 B
4
, sedangkan untuk analisa kejernihan dan pH air pencuci, keempat
konsentrasi tersebut akan dibandingkan dengan biodiesel kasar. Percobaan dilakukan dengan dua kali ulangan. Model rancangan percobaan yang
digunakan adalah sebagai berikut : Y
ij
= µ + B
i
+ ε
ij
Y
ij
= Pengamatan pada faktor B taraf ke-i dan ulangan ke-j
µ =
Rataan umum B
i
= Pengaruh faktor B taraf ke-i 1, 2, 3, dan 4
ε
ij
= Efek galat percobaan
Tingkat kepercayaan yang digunkaan adalah 95 α = 0.05, dan
jika hasilnya berbeda nyata, maka uji dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan.
3. Pengaruh Suhu Pemurnian Menggunakan Kolom terhadap Waktu Alir dan Kualitas Biodiesel
Analisa statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan percobaan acak lengkap dengan satu faktor, yaitu suhu
pemurnian, dengan 4 taraf perlakuan, yaitu 25
o
C C
1
, 70
o
C C
2
, 80
o
C C
3
, dan 90
o
C C
4
. Percobaan ini dilakukan dengan dua kali ulangan. Model rancangan percobaan yang digunakan adalah sebagai berikut :
Y
ij
= µ + C
i
+ ε
ij
Y
ij
= Pengamatan pada faktor C taraf ke-i dan ulangan ke-j
µ =
Rataan umum C
i
= Pengaruh faktor C taraf ke-i 1, 2, 3, dan 4
ε
ij
= Efek galat percobaan
Untuk mengetahui pengaruh antar faktor-faktor tersebut, rancangan percobaan dianalisis sidik ragamnya dengan tingkat kepercayaan 95
α = 0.05 dan jika hasil yang diperoleh berbeda nyata, pengujian dilanjutkan
dengan uji lanjut Duncan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. PENENTUAN KOMPOSISI ALUMINIUM SILIKAT DAN MAGNESIUM SILIKAT
Penelitian dimulai dengan tahap penentuan komposisi aluminium silikat dan magnesium silikat terbaik yang dapat digunakan dalam proses pemurnian
biodiesel kasar. Komposisi aluminium silikat dan magnesium silikat yang diuji coba adalah aluminium silikat 100, magnesium silikat 100, dan
kombinasi dari keduanya dengan berbagai macam perbandingan aluminium silikat dan magnesium silikat, yaitu 1:1, 1:2, 1:3, 2:3, 3:2, 3:1, dan 2:1.
Perbandingan ini dipilih karena ingin diketahui pengaruh kombinasi dari kedua macam adsorben tersebut dengan jarak perbandingan yang kecil
terhadap efektifitasnya dalam memurnikan biodiesel. Komposisi terbaik dilihat dari kemampuannya untuk menghilangkan
zat-zat pengotor yang terkandung di dalam biodiesel kasar, seperti asam lemak bebas, kadar sabun, kadar air, gliserol bebas dan gliserol terikat. Zat-
zat pengotor ini harus dihilangkan atau dikurangi jumlahnya dari biodiesel sampai batas yang diperbolehkan, karena dapat mengganggu proses
pembakaran maupun kinerja mesin, seperti keausan pada dinding silinder, kerusakan nozzle, penambahan deposit dalam ruang bakar, dan penyumbatan
saringan pada mesin Haryanto, 2002. Hasil analisa biodiesel yang dimurnikan dengan aluminium silikat dan
magnesium silikat ini akan dibandingkan dengan biodiesel cuci air dan biodiesel yang dimurnikan dengan adsorben komersial, yaitu biosponge.
Hasil analisa biodiesel yang telah dimurnikan dengan berbagai macam komposisi aluminium silikat dan magnesium silikat adalah sebagai berikut.
1. Bilangan Asam
Bilangan asam digunakan untuk mengukur jumlah asam lemak bebas yang terkandung di dalam biodiesel. Bilangan asam dinyatakan dengan
jumlah miligram KOH yang dibutuhkan untuk menetralkan asam-asam lemak bebas dari satu gram minyak Ketaren, 2005. Bilangan asam