mulai berkurang. Akan tetapi, penurunan bilangan asam ini belum mencapai bilangan asam biodiesel kasar, sehingga dapat dikatakan
bahwa aluminium silikat yang digunakan masih dapat menyerap sisa katalis dan sabun, walaupun tidak maksimal.
b. Kadar Gliserol Total
Gliserol total menggambarkan jumlah keseluruhan gliserol bebas dan gliserol terikat yang terkandung di dalam biodiesel. Menurut SNI
04-7182-2006, standar maksimal gliserol total biodiesel adalah 0,24. Pengaruh banyaknya volume biodiesel yang dimurnikan dengan
aluminium silikat terhadap kadar gliserol total biodiesel dapat dilihat pada Gambar 24.
Gambar 24. Pengaruh Volume Biodiesel yang Dimurnikan dengan
Aluminium Silikat terhadap Kadar Gliserol Total Biodiesel
Berdasarkan Gambar 24., kadar gliserol total biodiesel kasar sebesar 0,3067, lebih besar dari standar SNI yang telah ditentukan.
Nilai gliserol total mengalami penurunan setelah biodiesel dimurnikan, dan nilai ini relatif stabil sampai pada volume biodiesel yang
dimurnikan mencapai 6300 ml. Hal ini menunjukkan bahwa aluminium silikat masih dapat menyerap gliserol yang terdapat di dalam biodiesel
dengan baik. Kemudian, kemampuan adsorpsi aluminium silikat terhadap gliserol ini mengalami penurunan, sehingga gliserol total yang
terkandung di dalam biodiesel terus mengalami peningkatan sampai
volume 8100 ml. Kadar gliserol total biodiesel pada volume ini adalah 0,2104, hampir mendekati standar maksimal gliserol total yang telah
ditetapkan oleh SNI 04-7182-2006 maksimal 0,24. Hal ini menandakan bahwa aluminium silikat yang digunakan mulai
mengalami kejenuhan, karena banyak bahan pengotor yang telah terserap pada permukaan aluminium silikat, sehingga permukaannya
menjadi kurang aktif.
c. Kadar Gliserol Bebas
Gliserol bebas merupakan hasil samping proses produksi biodiesel pada tahap transesterifikasi. Gliserol bebas dihasilkan ketika
reaksi transesterifikasi berjalan sempurna, sehingga gliserol sudah tidak berikatan dengan asam lemak. Gliserol bebas dapat dihilangkan dari
biodiesel dengan cara pemurnian menggunakan adsorben, seperti aluminium silikat. Hasil analisa gliserol bebas biodiesel yang dihasilkan
dapat dilihat pada Gambar 25.
Gambar 25. Pengaruh Volume Biodiesel yang Dimurnikan dengan Aluminium Silikat terhadap Kadar Gliserol Bebas
Biodiesel
Jika dilihat pada Gambar 25., kadar gliserol bebas biodiesel mengalami penurunan yang tajam setelah dimurnikan. Akan tetapi, nilai
ini terus mengalami peningkatan seiring bertambah banyaknya volume biodiesel yang dimurnikan, sampai pada volume 6300 ml, dengan nilai
sama dengan standar maksimal gliserol bebas yang telah ditetapkan di
dalam SNI 04-7182-2006, yaitu 0,02. Setelah volume biodiesel mencapai 6300 ml, biodiesel yang dimurnikan berikutnya memiliki
kadar gliserol bebas yang tidak memenuhi standar SNI karena memiliki nilai lebih besar dari 0,02. Hal ini menandakan bahwa aluminium
silikat telah mengalami kejenuhan, sehingga kemampuan adsorpsinya tidak maksimal. Pada kondisi ini, aluminium silikat harus diregenerasi
terlebih dahulu untuk menghilangkan bahan-bahan pengotor yang menutupi pori-pori sehingga aluminium silikat aktif kembali dan dapat
digunakan untuk memurnikan biodiesel.
d. Kadar Gliserol Terikat