digunakan untuk meningkatkan permeabilitas tumpukan adsorben di dalam kolom, sehingga biodiesel dapat mengalir dengan lancar selama proses
pemurnian. Pasir kuarsa yang digunakan mempunyai ukuran partikel tertahan pada mess 65 dan lolos pada mess 10.
a. Penentuan Kapasitas Adsorpsi
Tahap awal yang dilakukan dalam penelitian pemurnian biodiesel menggunakan metode kolom adalah mencari kapasitas adsorpsi dari
aluminium silikat. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui jumlah biodiesel yang dapat dimurnikan oleh aluminium silikat dengan metode
kolom. Langkah awal yang dilakukan dalam percobaan ini adalah
meletakkan campuran aluminium silikat dan pasir kuarsa dengan ketinggian 25 cm di dalam kolom, kemudian biodiesel kasar dialirkan
ke dalam kolom. Konsentrasi aluminium silikat yang digunakan adalah 10 bobot aluminium silikatbobot pasir kuarsa. Biodiesel kasar
dialirkan dari bagian atas kolom, kemudian setiap 300 ml biodiesel murni yang dihasilkan ditampung ke dalam sebuah wadah, dan diuji
nilai pH air pencuci biodiesel, sebagai indikator awal untuk mengetahui alumunium silikat telah mengalami kejenuhan atau belum. Proses
pemurnian terus dilakukan hingga nilai pH 7, yang menandakan aluminium silikat telah jenuh.
Pemilihan konsentrasi 10 didasarkan pada hasil perhitungan jumlah minimal volume biodiesel yang dapat dimurnikan, sehingga
pengaruh penggunaan aluminium silikat pada setiap pemurnian 300 ml biodiesel dapat dilihat dengan baik. Perhitungan dilakukan berdasarkan
volume kolom yang telah ditentukan ketinggian 25 cm dan diameter 4 cm dan konsentrasi aluminium silikat yang digunakan pada metode
pencampuran, yaitu 1,8 bobot adsorbenbobot biodiesel. Setiap 300 ml biodiesel yang dihasilkan, dilakukan analisa
bilangan asam, kadar gliserol total, bebas, dan terikat, serta kadar air untuk mengetahui pengaruh penggunaan aluminium silikat pada setiap
pemurnian terhadap masing-masing parameter tersebut. Diagram alir
proses penentuan kapasitas adsorpsi dari aluminium silikat dapat dilihat pada Gambar 13.
b. Penentuan Konsentrasi Adsorben dalam Pasir Kuarsa
Pada penelitian ini, akan ditentukan konsentrasi adsorben dalam pasir kuarsa yang paling efektif digunakan untuk pemurnian biodiesel
dalam kolom. Konsentrasi dimulai dari 5, 10, 15, dan 20 bobot aluminium silikat berbanding dengan bobot pasir kuarsa.
Proses dilakukan dengan mengalirkan biodiesel kasar ke dalam kolom yang telah berisi tumpukan aluminium silikat dan pasir kuarsa
dengan konsentrasi tertentu. Biodiesel murni yang keluar dari kolom ditampung sebanyak 50 ml, dan diukur waktunya. Parameter yang
digunakan adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkan biodiesel murni, kejernihan biodiesel, dan pH air pencuci biodiesel.
Diagram alir proses pemurnian biodiesel menggunakan kolom dengan berbagai kosentrasi aluminium silikat dalam pasir kuarsa dapat dilihat
pada Gambar 14. N
Y Aluminium Silikat
Pasir kuarsa
Pencampuran
Peletakkan dalam kolom
Proses pemurnian Biodiesel kasar
300 ml Biodiesel murni
pH ≥ 7 Uji pH
Selesai Gambar 13. Diagram Alir Penentuan Kapasitas adsorpsi
c. Pengaruh Suhu Pemurnian Menggunakan Kolom terhadap Waktu Alir dan Kualitas Biodiesel