mengalir, sedangkan pada konsentrasi lebih besar dari 20, biodiesel tidak dapat mengalir. Ratanawan et al 2005 menggunakan campuran
montmorillonite dan pasir kuarsa dengan konsentrasi 2 dan 5. Berdasarkan literatur tersebut, maka konsentrasi 5 dipilih sebagai
konsentrasi terkecil, karena jika menggunakan konsentrasi 2, dikhawatirkan proses pemurnian kurang efektif.
Pemilihan konsentrasi terbaik dilakukan berdasarkan beberapa parameter, yaitu kejernihan biodiesel, pH air pencuci biodiesel, dan waktu
yang dibutuhkan untuk mengumpulkan biodiesel murni. Hasil pengukuran ketiga parameter di atas dapat dilihat dari penjelasan berikut ini.
a. Kejernihan Biodiesel
Kejernihan biodiesel diukur dengan melihat nilai persen transmisi pada panjang gelombang 580 nm. Persen transmisi adalah radiasi sinar
yang dapat diteruskan oleh sumber cahaya yang melalui suatu larutan dalam wadah transparan dengan intensitas tertentu. Panjang gelombang
580 nm dipilih berdasarkan kurva standar yang dibuat sebelum pengukuran. Kejernihan biodiesel hasil pemurnian menggunakan
metode kolom dengan berbagai konsentrasi aluminium silikat dapat dilihat pada Gambar 29.
Gambar 29. Pengaruh Konsentrasi Aluminium silikat terhadap
Kejernihan Biodiesel Pada Gambar 29., terlihat adanya kenaikan nilai persen transmisi
yang cukup signifikan pada biodiesel yang telah dimurnikan dengan
berbagai konsentrasi aluminium silikat. Semakin tinggi nilai persen transmisi, maka semakin tinggi tingkat kejernihan biodiesel. Hal ini
menunjukkan adanya penurunan jumlah zat pengotor dalam biodiesel murni. Zat pengotor dapat menghambat radiasi sinar diteruskan oleh
cahaya melalui biodiesel. Semakin banyak zat pengotor di dalam biodiesel, semakin keruh penampakan biodiesel, dan semakin rendah
nilai persen transmisinya. Berdasarkan Gambar 29., tingkat kejernihan biodiesel murni jauh
lebih tinggi daripada biodiesel kasar, sedangkan tingkat kejernihan antar biodiesel yang dimurnikan dengan berbagai konsentrasi
aluminium silikat memiliki nilai yang tidak jauh berbeda. Hal ini juga dibuktik
an dengan analisis ragam pada tingkat kepercayaaan 95 α = 0,05 yang dilanjutkan dengan uji Duncan, dimana tingkat kejernihan
biodiesel kasar berbeda nyata dengan kejernihan biodiesel hasil pemurnian dengan berbagai konsentrasi aluminium silikat, tetapi
perbedaan konsentrasi aluminium silikat ini tidak berpengaruh nyata terhadap kejernihan biodiesel yang dihasilkan. Dengan demikian,
metode kolom ini cukup efektif untuk memurnikan biodiesel, sedangkan besarnya konsentrasi aluminium silikat dalam pasir kuarsa
tidak berpengaruh nyata terhadap kejernihan biodiedsel yang dihasilkan.
b. Derajat Keasaman Air Pencuci Biodiesel