Kadar Gliserol PENENTUAN KOMPOSISI ALUMINIUM SILIKAT DAN MAGNESIUM SILIKAT

Berdasarkan penjelasan di atas, Aluminium silikat mampu menyerap sabun lebih baik daripada magnesium silikat maupun kombinasi kedua adsorben. Kombinasi aluminium silikat dan magnesium silikat dimana jumlah aluminium silikat lebih besar, akan menghasilkan biodiesel dengan kadar sabun yang lebih rendah daripada kombinasi kedua adsorben tersebut dimana jumlah magnesium silikat yang lebih besar.

3. Kadar Gliserol

Gliserol merupakan hasil samping dari proses transesterifikasi. Metanol akan bereaksi dengan trigliserida menghasilkan metil ester biodiesel dan gliserol. Gliserol dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu gliserol bebas dan gliserol terikat. Jumlah dari kedua jenis gliserol ini biasa disebut sebagai gliserol total. Keberadaan gliserol yang cukup tinggi di dalam biodiesel dapat membahayakan mesin diesel, karena terdapat gugus OH yang agresif terhadap logam bukan besi dan campuran krom Widyianagari, 2008. Menurut SNI 04-7182-2006 tentang biodiesel, jumlah maksimal gliserol total yang diperbolehkan terkandung di dalam biodiesel adalah 0,24-berat. Hasil analisa kadar gliserol total biodiesel hasil pemurnian dengan berbagai komposisi aluminium silikat dan magnesium silikat dapat dilihat pada Gambar 18. Gambar 18. Pengaruh Komposisi Aluminium silikat dan Magnesium Silikat terhadap Kadar Gliserol Total Biodiesel Ket. BK = Biodiesel kasar BCA = Biodiesel Cuci air B100 = Aluminium silikat 100 T100 = Magnesium silikat 100 B1T1 = Aluminium silikat:Magnesium silikat 1:1 B1T2 = Aluminium silikat:Magnesium silikat 1:2 B1T3 = Aluminium silikat:Magnesium silikat 1:3 B2T3 = Aluminium silikat:Magnesium silikat 2:3 B2T1 = Aluminium silikat:Magnesium silikat 2:1 B3T1 = Aluminium silikat:Magnesium silikat 3:1 B3T2 = Aluminium silikat:Magnesium silikat 3:2 Berdasarkan Gambar 18., kandungan gliserol total biodiesel kasar adalah sebesar 0,2974. Setelah dilakukan pemurnian dengan berbagai komposisi adsorben, terjadi penurunan, yaitu sebesar 0,01-0,07. Biodiesel yang memiliki kadar gliserol total di bawah standar adalah biodiesel hasil pemurnian dengan kombinasi aluminium silikat dan magnesium silikat, dengan perbandingan 2:1, yaitu sebesar 0,2318 . Berdasarkan analisis keragaman dengan tingkat kepercayaan 95 α = 0,05, nilai ini tidak berbeda nyata dengan biodiesel yang dimurnikan dengan adsorben komersial, dan berbeda nyata dengan biodiesel yang dimurnikan dengan komposisi aluminium silikat dan magnesium silikat yang lain. Biodiesel lainnya memiliki kadar gliserol total lebih besar dari 0,24. Gliserol bebas merupakan hasil samping reaksi transesterifikasi yang berjalan sempurna, sehingga sudah tidak berikatan dengan asam-asam lemak membentuk mono, di, maupun trigliserida. Hasil analisa gliserol bebas biodiesel yang dimurnikan dengan berbagai komposisi aluminium silikat dan magnesium silikat dapat dilihat pada Gambar 19. Gambar 19. Pengaruh Komposisi Aluminium silikat dan Magnesium Silikat terhadap Kadar Gliserol Bebas Biodiesel Ket. BK = Biodiesel kasar BCA = Biodiesel Cuci air B100 = Alumunium silikat 100 T100 = Magnesium silikat 100 B1T1 = Alumunium silikat:Magnesium silikat 1:1 B1T2 = Alumunium silikat:Magnesium silikat 1:2 B1T3 = Alumunium silikat:Magnesium silikat 1:3 B2T3 = Alumunium silikat:Magnesium silikat 2:3 B2T1 = Alumunium silikat:Magnesium silikat 2:1 B3T1 = Alumunium silikat:Magnesium silikat 3:1 B3T2 = Alumunium silikat:Magnesium silikat 3:2 Menurut SNI 04-7182-2006, maksimal kadar gliserol bebas yang boleh terkandung di dalam biodiesel adalah 0,02. Biodiesel yang telah dimurnikan dengan menggunakan berbagai komposisi aluminium silikat dan magnesium silikat, memiliki kadar gliserol bebas di bawah standar, yaitu pada kisaran 0,005-0,01, Berdasarkan analisis keragaman dengan tingkat kepercayaan 95 α = 0,05, kisaran angka ini berbeda nyata dengan angka gliserol bebas yang dimiliki oleh biodiesel kasar. Gliserol bebas terkecil terdapat pada biodiesel hasil pemurnian dengan aluminium silikat 100 0,0054 dan tidak berbeda nyata dengan gliserol bebas biodiesel cuci air 0,0014 dan biodiesel hasil pemurnian dengan kombinasi aluminium silikat dan magnesium silikat dengan perbandingan 1:1 0,0072. Berbeda dengan gliserol bebas, gliserol terikat merupakan hasil samping proses transesterifikasi yang tidak berjalan sempurna. Senyawa- senyawa gliserol terikat adalah monogliserida, digliserida, dan trigliserida. Nilai gliserol terikat didapatkan dari selisih gliserol total dan gliserol bebas. Kadar gliserol terikat yang terkandung di dalam biodiesel hasil pemurnian dapat dilihat pada Gambar 20. Gambar 20. Pengaruh Komposisi Aluminium silikat dan Magnesium Silikat terhadap Kadar Gliserol Terikat Biodiesel Ket. BK = Biodiesel kasar BCA = Biodiesel Cuci air B100 = Alumunium silikat 100 T100 = Magnesium silikat 100 B1T1 = Aluminium silikat:Magnesium silikat 1:1 B1T2 = Aluminium silikat:Magnesium silikat 1:2 B1T3 = Aluminium silikat:Magnesium silikat 1:3 B2T3 = Aluminium silikat:Magnesium silikat 2:3 B2T1 = Aluminium silikat:Magnesium silikat 2:1 B3T1 = Aluminium silikat:Magnesium silikat 3:1 B3T2 = Aluminium silikat:Magnesium silikat 3:2 Standar jumlah maksimal gliserol terikat yang terkandung di dalam biodiesel tidak tercantum dalam SNI 04-7182-2006. Akan tetapi, berdasarkan standar maksimal gliserol bebas dan gliserol total biodiesel, maka jumlah maksimal gliserol terikat yang terkandung di dalam biodiesel adalah 0,22. Berdasarkan Gambar 20., adsorben dengan berbagai komposisi dapat mengurangi kandungan gliserol terikat yang terdapat di dalam biodiesel, dengan penurunan sebesar 0,01-0,04. Akan tetapi, walaupun terjadi penurunan, mayoritas biodiesel yang dimurnikan dengan adsorben memiliki kadar gliserol terikat lebih besar dari 0,22, begitu pula dengan biodiesel cuci air. Biodiesel yang memiliki kadar gliserol terikat yang lebih kecil atau sama dengan standar adalah biodiesel yang dimurnikan dengan kombinasi aluminium silikat dan magnesium silikat dengan perbandingan 2:1, yaitu sebesar 0,219-berat. Nilai ini tidak berbeda nyata dengan biodiesel yang dimurnikan dengan adsorben komersial 0,2229. Kombinasi aluminium silikat dan magnesium silikat lebih efektif dalam menyerap gliserol terikat karena gliserol terikat memiliki gugus yang bersifat polar dan nonpolar. Gugus polar akan diserap oleh aluminium silikat, sedangkan gugus nonpolar akan diserap oleh magnesium silikat.

5. Kadar Air