JARAK PAGAR Jatropha curcas L.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. JARAK PAGAR Jatropha curcas L.

Jarak pagar Jatropha curcas L merupakan tanaman tahunan yang mempunyai potensi menghasilkan minyak nabati minyak jarakcurcas oil sebagai bahan baku energi baru terbarukan termasuk sebagai biodiesel. Tanaman ini dapat tumbuh dan berkembang di lahan marginal. Wilayah yang cocok sebagai tempat tumbuhnya adalah di dataran rendah hingga ketinggian 300 m dpl, namun sebaran tumbuh dapat mencapai ketinggian 100 m dpl dengan temperatur tahunan sekitar 18,0-28,5 o C Hambali et al., 2007. Gambar 1. Tanaman Jatropha curcas Hambali et al, 2007. Jarak pagar Jatropha curcas L dengan umur tanaman mencapai puluhan tahun dan memproduksi minyak 1 liter CJO Crude Jarak Oil untuk setiap 4 kg biji kering sebagai sumber biodiesel potensial, termasuk salah satu tanaman perkebunan yang dapat digolongkan ke dalam pohon. Perkebunan jarak pagar seluas 1 ha dapat menghasilkan 2,7 ton CJO, dengan asumsi setelah 5 tahun jarak pagar dapat berproduksi sekitar 8-10 tonha dan rendemen 30 Syakir et al., 2008. Selain sebagai upaya konservasi lahan, meningkatkan pendapatan masyarakat penanaman jarak pagar ini juga sebagai salah satu alternatif sumber bahan baku energi terbarukan Waluyo, 2007. Pengembangan biodiesel khususnya melalui pengembangan jarak pagar, untuk setiap 1 ha, akan mampu mensubtitusi 2.500 liter petrodiesel atau mencegah emisi sekitar 8-16 ton per tahunnya Syakir et al., 2008. Selain itu, hasil penelitian June et al. 2008 di dalam Syakir et al. 2008 melalui kerjasama penelitian antara IPB dan Puslitbang Perkebunan dengan skim KKP3T melaporkan, tanaman jarak pagar berumur 18 sampai 24 bulan menghasilkan berat kering berangkasan BK sekitar 20 hingga 22 tonha. Apabila laju pertumbuhan tanaman setelah berumur 7 tahun sekitar 2, maka sampai dengan usia 25 tahun, tanaman jarak pagar mampu menghasilkan BK rata-rata sekitar 84-102 tonhatahun atau memiliki karbon stok C average sebesar 42-51 ton Chatahun atau mampu menyerap sekitar 158-191 ton CO 2 hatahun sepanjang umur produktif tanaman. Kandungan karbon stok jarak pagar tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan pertanaman monokultur tebu, kopi dan kakao pada luasan dan usia yang sama. Dengan demikian, dari fase pertumbuhan hingga pemanfaatan produknya sebagai bahan bakar, tanaman jarak pagar dapat mengurangi emisi karbon di lingkungan. Tanaman jarak pagar menghasilkan biji yang terdiri dari 60 berat kernel dan 40 berat kulit. Biji ini banyak mengandung minyak dengan rendemen 30-50 sehingga minyak jarak dapat diekstrak dengan cara mekanis maupun ekstraksi dengan pelarut seperti heksan. Komponen terbesar minyak jarak adalah trigliserida yang mengandung asam lemak oleat dan linoleat dengan masing-masing komposisi sebesar 34,3-45,8 dan 29,0- 44,2 Hambali et al., 2007. Minyak jarak pagar sangat berpotensi untuk dijadikan biodiesel, karena minyak jarak pagar tidak termasuk kategori minyak makan edible oil sehingga pemanfaatannya tidak mengganggu penyediaan kebutuhan minyak makan. Minyak jarak pagar tidak dapat dikonsumsi manusia karena mengandung toksin yang disebabkan adanya senyawa phorbol ester dan curcin Hambali et al., 2007. Selain itu, dibandingkan dengan CPO, titik beku minyak jarak pagar lebih mendekati solar 0,14 o C, yaitu 2 o C sedangkan titik beku CPO sebesar 14 o C, dan bahkan minyak jarak pagar memiliki bilangan setana yang lebih tinggi daripada solar Prihandana dan Hendroko, 2008. Berikut ini merupakan perbandingan karakteristik minyak jarak pagar dan solar. Tabel 1. Perbandingan Karakteristik Minyak Jarak Pagar dan Solar Parameter Minyak Jarak Pagar Solar Densitas 15 o C gm3 0,92 0,84 Viskositas 30 o C cst 52,6 3,60 Bilangan setana 51 48 Flash Point o C 340 80 Nilai kalor kkalkg 9470 10170 Karbon C per molekul 16-18 8-10 Sumber : Prihandana dan Hendroko 2008 Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa minyak jarak pagar memiliki kekurangan yaitu nilai viskositas yang tinggi dan nilai kalor yang rendah. Akan tetapi, minyak jarak pagar juga memiliki keuntungan, yaitu bilangan setana, atom karbon per molekul, dan flash point yang lebih tinggi dari solar. Keuntungan lain adalah minyak jarak mengandung banyak oksigen solar tidak memiliki oksigen sehingga akan terjadi pembakaran sempurna di mesin diesel, sehingga dihasilkan buangan yang lebih bersih, tidak berbahaya, low smoke number. Selain itu, minyak jarak juga bersifat biodegradable dan renewable. Oleh karena itu, minyak jarak sangat cocok digunakan sebagai sumber bahan bakar. Untuk mengatasi kekurangannya, yaitu nilai viskositas yang tinggi, maka dalam penggunaannya sebagai bahan bakar, minyak jarak harus melalui proses transesterifikasi terlebih dahulu. Proses ini dapat menurunkan viskositas minyak jarak pagar sampai mendekati solar, yaitu mencapai 4,84 cst.

B. BIODIESEL