Pemilihan Komposisi Adsorben PENENTUAN KOMPOSISI ALUMINIUM SILIKAT DAN MAGNESIUM SILIKAT

Gambar 21. Pengaruh Komposisi Aluminium silikat dan Magnesium Silikat terhadap Kadar Air Biodiesel Ket. BK = Biodiesel kasar BCA = Biodiesel Cuci air B100 = Aluminium silikat 100 B2T1 = Aluminium silikat:Magnesium silikat 2:1 Berdasarkan Gambar 21., kandungan air di dalam biodiesel kasar cukup tinggi, yaitu 0,84. Hal ini juga sesuai dengan tingginya gliserol terikat biodiesel kasar, karena gliserol terikat dapat mengikat air di dalam biodiesel. Setelah dilakukan pemurnian, terjadi penurunan kandungan air yang sangat signifikan, sebesar 0,74-0,84, dimana kadar air biodiesel cuci air dan biodiesel yang dimurnikan dengan adsorben komersial tidak dapat terdeteksi. Kadar air terendah diantara kedua komposisi adsorben dan memenuhi standar SNI 04-7182-2006 tentang biodiesel max 0,05, adalah biodiesel yang dimurnikan dengan aluminium silikat 100, yaitu sebesar 0,01. Sedangkan biodiesel yang dimurnikan dengan kombinasi aluminium silikat dan magnesium silikat 2:1 memiliki kadar air lebih besar dari standar, yaitu sebesar 0,1. Nilai kadar air ini tidak sesuai dengan banyaknya gliserol terikat yang terkandung di dalam biodiesel. Gliserol terikat biodiesel yang dimurnikan dengan aluminium sillikat 100 lebih besar daripada gliserol terikat biodiesel yang dimurnikan dengan kombinasi aluminium silikat dan magnesium silikat 2:1. Hal ini menunjukkan bahwa aluminium silikat dapat menyerap air lebih baik bahkan yang terikat dengan gliserol terikat, daripada magnesium silikat maupun kombinasi keduanya.

6. Pemilihan Komposisi Adsorben

Pemilihan komposisi adsorben terbaik antara aluminium silikat 100 dan kombinasi aluminium silikat dan magnesium silikat dengan perbandingan 2:1 dilakukan berdasarkan beberapa faktor, yaitu hasil analisa biodiesel murni yang dihasilkan bilangan asam, kadar sabun, kadar gliserol bebas, gliserol terikat, dan kadar air, proses aktivasi, rendemen adsorben hasil aktivasi, dan harga adsorben. Perbandingan antara kedua komposisi adsorben dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Perbandingan Aluminium Silikat 100 dan Aluminium Silikat : Magnesium Silikat 2:1 Faktor Aluminium Silikat 100 Aluminiun Silikat : Magnesium Silikat 2:1 Bilangan Asam 0,4373 mg KOHg biodiesel 0,5348 mg KOHg biodiesel Kadar Sabun 53,3717 ppm 466,9453 ppm Kadar Gliserol Bebas 0,0054 0,0128 Kadar Gliserol Terikat 0,2489 0,2190 Kadar Air 0,01 0,10 Proses Aktivasi Mudah Sulit Rendemen 80 8 Harga Murah Rp. 1500Kg Mahal harga magnesium silikat Rp. 6000Kg Berdasarkan Tabel 4., aluminium silikat 100 dapat memurnikan zat-zat pengotor biodiesel lebih banyak daripada kombinasi aluminium silikat dan magnesium silikat 2:1. Biodiesel yang dimurnikan dengan aluminium silikat 100 memiliki nilai bilangan asam, kadar sabun, kadar gliserol bebas, dan kadar air yang lebih kecil daripada biodiesel yang dimurnikan dengan kombinasi aluminium silikat dan magnesium silikat 2:1. Faktor lain yang berpengaruh dalam menentukan komposisi adsorben terbaik adalah proses aktivasi adsorben. Penanganan aktivasi magnesium silikat lebih sulit daripada aluminium silikat, karena sifat bahannya yang mudah mengembang di dalam larutan asam. Rendemen magnesium silikat hasil aktivasi sangat kecil, yaitu sebesar 8. Nilai ini jauh lebih rendah daripada rendemen aluminium silikat, yaitu mencapai 80. Selain itu, penggunaan kombinasi dua jenis adsorben membutuhkan biaya yang lebih mahal. Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut, maka komposisi adsorben terbaik adalah aluminium silikat 100.

B. APLIKASI ADSORBEN TERPILIH DALAM PEMURNIAN BIODIESEL MENGGUNAKAN METODE KOLOM