Bilangan Asam PENENTUAN KOMPOSISI ALUMINIUM SILIKAT DAN MAGNESIUM SILIKAT

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PENENTUAN KOMPOSISI ALUMINIUM SILIKAT DAN MAGNESIUM SILIKAT

Penelitian dimulai dengan tahap penentuan komposisi aluminium silikat dan magnesium silikat terbaik yang dapat digunakan dalam proses pemurnian biodiesel kasar. Komposisi aluminium silikat dan magnesium silikat yang diuji coba adalah aluminium silikat 100, magnesium silikat 100, dan kombinasi dari keduanya dengan berbagai macam perbandingan aluminium silikat dan magnesium silikat, yaitu 1:1, 1:2, 1:3, 2:3, 3:2, 3:1, dan 2:1. Perbandingan ini dipilih karena ingin diketahui pengaruh kombinasi dari kedua macam adsorben tersebut dengan jarak perbandingan yang kecil terhadap efektifitasnya dalam memurnikan biodiesel. Komposisi terbaik dilihat dari kemampuannya untuk menghilangkan zat-zat pengotor yang terkandung di dalam biodiesel kasar, seperti asam lemak bebas, kadar sabun, kadar air, gliserol bebas dan gliserol terikat. Zat- zat pengotor ini harus dihilangkan atau dikurangi jumlahnya dari biodiesel sampai batas yang diperbolehkan, karena dapat mengganggu proses pembakaran maupun kinerja mesin, seperti keausan pada dinding silinder, kerusakan nozzle, penambahan deposit dalam ruang bakar, dan penyumbatan saringan pada mesin Haryanto, 2002. Hasil analisa biodiesel yang dimurnikan dengan aluminium silikat dan magnesium silikat ini akan dibandingkan dengan biodiesel cuci air dan biodiesel yang dimurnikan dengan adsorben komersial, yaitu biosponge. Hasil analisa biodiesel yang telah dimurnikan dengan berbagai macam komposisi aluminium silikat dan magnesium silikat adalah sebagai berikut.

1. Bilangan Asam

Bilangan asam digunakan untuk mengukur jumlah asam lemak bebas yang terkandung di dalam biodiesel. Bilangan asam dinyatakan dengan jumlah miligram KOH yang dibutuhkan untuk menetralkan asam-asam lemak bebas dari satu gram minyak Ketaren, 2005. Bilangan asam biodiesel yang dimurnikan dengan aluminium silikat dan magnesium silikat dapat dilihat pada Gambar 16. Gambar 16. Pengaruh Komposisi Aluminium silikat dan Magnesium Silikat terhadap Bilangan Asam Biodiesel Ket. BK = Biodiesel kasar BCA = Biodiesel Cuci air B100 = Aluminium silikat 100 T100 = Magnesium silikat 100 B1T1 = Alumunium silikat:Magnesium silikat 1:1 B1T2 = Alumunium silikat:Magnesium silikat 1:2 B1T3 = Alumunium silikat:Magnesium silikat 1:3 B2T3 = Alumunium silikat:Magnesium silikat 2:3 B2T1 = Alumunium silikat:Magnesium silikat 2:1 B3T1 = Alumunium silikat:Magnesium silikat 3:1 B3T2 = Alumunium silikat:Magnesium silikat 3:2 Menurut SNI 04-7182-2006, maksimal bilangan asam yang boleh terkandung di dalam biodiesel adalah 0,8 mg KOHg biodiesel. Pada Gambar 16., nilai bilangan asam seluruh biodiesel murni berada di bawah standar SNI 04-7182-2006, yaitu berkisar antara 0,14-0,57 mg KOHg biodiesel. Berdasarkan analisis keragaman pada ti ngkat kepercaaan 95 α = 0,05, komposisi aluminium silikat dan magnesium silikat berpengaruh nyata terhadap bilangan asam biodiesel yang dihasilkan. Setelah dilakukan uji lanjut Duncan, ternyata hampir setiap biodiesel yang dimurnikan dengan tiap komposisi aluminium silikat dan magnesium silikat memiliki bilangan asam yang berbeda nyata dengan biodiesel lain, kecuali biodiesel yang dimurnikan dengan aluminium silikat 100 dan campuran aluminium silikat dan magnesium silikat dengan perbandingan 1:1, dimana bilangan asam kedua jenis biodiesel tersebut tidak berbeda nyata. Selain itu, biodiesel yang dimurnikan dengan campuran kedua adsorben tersebut pada perbandingan 2:1 dan 3:1 juga memiliki bilangan asam yang tidak berbeda nyata. Biodiesel yang memiliki bilangan asam terkecil adalah biodiesel yang dimurnikan dengan magnesium silikat 100, yaitu sebesar 0,1467 mg KOHg biodiesel. Angka ini bahkan lebih kecil dari bilangan asam biodiesel cuci air dan biodiesel yang dimurnikan dengan adsorben komersial, yaitu 0,2341 dan 0,2155 mg KOHg biodiesel. Hal ini membuktikan, bahwa magnesium silikat mampu menyerap zat-zat organik seperti asam lemak bebas lebih baik daripada aluminium silikat, seperti yang dijelaskan oleh Agnello 2005, bahwa magnesium silikat efektif digunakan sebagai adsorben untuk zat organik. Kemampuan magnesium silikat dalam menyerap bahan organik mempengarui kinerja dari kombinasinya dengan aluminium silikat dalam memurnikan biodiesel. Semakin besar jumlah magnesium silikat yang digunakan untuk memurnikan biodiesel, maka bilangan asam yang dihasilkan semakin kecil, sebaliknya, semakin kecil jumlah magnesium silikat yang digunakan untuk memurnikan biodiesel, maka bilangan asam yang dihasilkan akan semakin besar.

2. Kadar Katalis dan Sabun