Teknik Penghitungan Nilai Kerugian Ekonomi

n KRTK   JHTKi  TPRi …………………………………………… 1 i 0 dimana: KRTK = Nilai kerugian responden tidak masuk kerja Rp JHTK = Jumlah hari tidak masuk kerja responden ke-i hari TPR = Tingkat pendapatan responden ke-i per hari Rp n = Jumlah responden i = Responden ke-i 1,2,3,…., n 2. Biaya Berobat Biaya berobat yang ditanggung oleh responden dihitung dari jumlah uang yang dikeluarkan untuk berobat. Sehingga untuk memperoleh biaya rata- ratanya, maka total jumlah uang yang dikeluarkan untuk berobat dibagi jumlah responden yang mengeluarkan biaya untuk berobat. dimana : RBB = Rata-rata biaya berobat BB = Biaya Berobat n = Jumlah masyarakat yang sakir i = Resonden ke-i 1,2,3,...n 3. Biaya Perbaikan Biaya perbaikan yang ditanggung oleh responden dihitung dari jumlah uang yang dikeluarkan untuk perbaikan. Sehingga untuk memperoleh biaya rata- ratanya, maka total jumlah uang yang dikeluarkan untuk perbaikan dibagi jumlah responden yang mengeluarkan biaya untuk perbaikan. dimana : RBP = Rata-rata biaya perbaikan Rp n  BB RBB  i 0 .............................................................................................. 2 n n  BP RBP  i 0 ....................................................................................... 3 n BP = Biaya perbaikan Rp n = Jumlah responden i = Responden ke-i 1, 2, 3 .....,n

4.4.2. Pendekatan Metode Contingent Valuation Method CVM

CVM Merupakan salah satu metode survei dengan bertanya langsung kepada responden secara individual, CVM juga merupakan suatu instrument yang sangat penting dalam melakukan penilaian terhadap lingkungan, karena pasar tidak dapat menilai semua barang lingkungan. Hanley dan Spash,1993. CVM juga merupakan teknik survei untuk memperkirakan nilai manfaat non konsumtif yang sering disebut WTA untuk perubahan suatu barang dalam suatu pasar hipotetik Bredlove, 1999. Pada dasarnya CVM merupakan suatu metode untuk penilaian suatu barang yang tidak memiliki harga pasar. Ada dua keuntungan utama menggunakan CVM : 1 mengetahui non-use values dan 2 dapat diterapkan untuk berbagai isu lingkungan Coller dan Harrison, 1995. Tahapan penerapan analisis CVM dalam menentukan nilai WTA, yaitu :

1. Membuat Pasar Hipotetik Setting Up the Hypotetical Market

Pada tahap awal dalam menggunakan pendekatan metode CVM adalah dengan membuat pasar hipotetik beserta pertanyaan mengenai suatu barang dan jasa lingkungan. Pasar hipotetik tersebut dimaksudkan untuk membangun suatu kesadaran masyarakat tentang alasan mengapa masyarakat seharusnya menerima sejumlah uang terhadap suatu barang atau jasa lingkungan. Pasar Hipotetik : Peningkatan jumlah penduduk mengakibatkan meningkatnya kebutuhan lahan untuk pemukiman. Sementara itu dengan semakin banyaknya lahan yang dijadikan pemukiman menjadikan jumlah lahan semakin sedikit sehingga harga lahan semakin meningkat. Harga lahan pemukiman yang sulit terjangkau menyebabkan pemanfaatan lahan bantaran sungai karena harga sewa lahan yang relatif lebih murah yang pada akhirnya menyebabkan penyempitan badan sungai. Penyempitan ini yang pada akhirnya menjadi bencana banjir. Pemukiman Kelurahan Kampung Pulo, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur adalah salah satu daerah yang merupakan suatu kawasan yang tiap tahunnya selalu terkena dampak banjir. Oleh karena itu perlu adanya suatu upaya dan langkah bersama untuk memperbaiki kualitas lingkungan di kawasan tersebut agar tercipta suatu kondisi ideal, nyaman dan bebas dari banjir. Perlu adanya relokasi warga di bantaran sungai dengan memberikan kompensasi yang besarnya didasarkan pada Nilai Jual Objek Pajak NJOP Daerah Kampung Pulo sekitar Rp 15.000,- sampai Rp 50.000,- per meter 2 Hasil wawancara dengan bagian Perlindungan Masyarakat Linmas wilayah Kelurahan Kampung Melayu daerah Kampung Pulo. NJOP yang diperoleh akan dijadikan harga dasar pada perhitungan WTA pada penelitian ini.

2. Mendapatkan Penawaran Besarnya Nilai WTA Obtaining Bids

Setelah kuesioner selesai dibuat, maka langkah selanjutnya adalah dengan pengambilan sampel. Hal ini dapat dilakukan melalui wawancara dengan langsung ataupun tidak langsung bertatap muka. Wawancara secara langsung dengan responden merupakan cara terbaik karena dengan begitu memungkinkan pertanyaan dan jawaban secara lebih merinci dan ada efek psikologis yang positif baik pewawancara ataupun responden. Cara yang digunakan untuk mendapatkan penawaran besaran WTA responden ialah dengan menggunakan metode close-ended question, yaitu metode yang dilakukan dengan menanyakan kepada responden apakah bersedia menerima sejumlah uang tertentu, dimana uang yang bersedia mereka bayarkan telah tersedia dan responden hanya tinggal memilih nominal yang telah tersedia dikuesioner.

3. Memperkirakan Nilai Rata-Rata WTA Calculating Average WTA

Setelah data mengenai WTA terkumpul tahapan selanjutnya adalah mencari nilai rata-rata mean dan juga nilai tengah median dari nilai WTA yang telah dimiliki. Nilai tengah digunakan apabila terjadi batasan rentang nilai penawaran yang terlalu jauh. Nilai tengah penawaran selalu lebih kecil daripada nilai rataan penawaranya, oleh karena itu apabila digunakan perhitungan nilai penawaran menggunakan nilai rata-rata, maka akan diperoleh nilai yang lebih tinggi dari nilai yang sebenarnya. WTA dapat dihitung dengan melakukan penjumlahan keseluruhan dari nilai WTA dibagi dengan jumlah responden. Dugaan nilai rataan WTA : �WTA = ∑ W� n� N � �= ...........................................................................4