Jumlah Tanggungan Tingkat Pendapatan Lama Tinggal Status Kepemilikan Lahan

lahan milik sendiri dan lahan sewa. Lahan milik sendiri merupakan lahan responden di lokasi penelitian yang kepemilikannya bersifat pribadi. Lahan sewa merupakan lahan responden di lokasi penelitian yang kepemilikannya bersifat dimiliki oleh orang lain. Responden dengan status kepemilikan lahan berupa lahan sewa memiliki kewajiban untuk membagi hasil panen dari lahan kepada Kampung. Sebanyak 93,02 responden merupakan responden dengan status kepemilikan lahan milik pribadi. Sebanyak 6,98 merupakan responden dengan status kepemilikan lahan sewa. Perbandingan distribusi status kepemilikan lahan dapat dilihat pada Tabel 4.

VI. KERUGIAN YANG DITERIMA OLEH

MASYARAKAT AKIBAT BANJIR

6.1. Kerugian Materil

Bencana banjir yang terjadi di RW 02 dan RW 03 Kampung Pulo di Kelurahan Kampung Melayu menyebabkan kerugian materil yang cukup besar. Diantaranya biaya berobat akibat sakit yang diderita akibat banjir, biaya yang dikeluarkan untuk membersihkan rumah setelah banjir terjadi dan banyaknya kerugian karena rusak atau hilangnya perabotan rumah tangga serta rusaknya tempat tinggal masyarakat. Setelah kurang lebih tiga minggu banjir menggenangi tempat tinggal mereka, banyak sampah dan lumpur yang menumpuk karena terbawa oleh arus banjir, kemudian warga bergotong royong bersama membersihkan tempat tinggal mereka masing-masing. Sebagian besar warga ada yang membeli peralatan baru namun ada juga yang menggunakan peralatan seadanya. Peralatan yang mereka gunakan untuk membersihkan tempat tinggal mereka diantaranya mesin diesel untuk membersihkan lumpur, dorongan pel, sapu lidi, lap dan sabun. Mereka yang menggunakan peralatan baru mengeluarkan biaya untuk membeli peralatan-peralatan tersebut. Luas rumah rata-rata terkena banjir di wilayah kampung pulo adalah sekitar 31 meter persegi. Mayoritas rumah diwilayah ini lebih dari 1 lantai, sekitar 85 responden berlantai 2 sisanya sekitar 10 berlantai 3 dan 5 berlantai 4. Setiap rumah yang ditingkat difungsikan untuk mengantisipasi jika banjir akibat hujan yang biasa menggenangi lantai bawah rumah mereka. Sementara itu ketinggian banjir mencapai rata-rata 7 hingga 9 meter artinya mayoritas rumah terendam banjir hingga ke lantai 2 bahkan hingga mencapai atap rumah. Oleh karena itu kerusakan tiap KK ditaksir dengan pendekatan perhitungan 1 bangunan 2 lantai, lantai bawah 1 kamar tidur 1 kamar mandi, lantai atas digunakan sebagai tempat pengungsian sementara. Rumah yang terendam banjir yang meliputi materi penyusun konstruksi bangunannya seperti batu bata, semen, pasir, kayu,paku genteng dan cat tembok sebagai penyusun primer. Sementara itu kusen, jendela dan genteng sebagai materi sekunder penyusun rumah. Selain itu ada kerugian lain yang diestimasi berdasarkan biaya pengganti kerusakan yang terjadi terhadap barang yang dimiliki yang tidak berfungsi dengan baik bahkan hilang akibat banjir yang diakumulasikan tiap satu KK seperti tempat tidur, motor, lemari, kusen, pakaian, kulkas dan Televisi. Sebelum datangnya banjir biasanya struktur kelembagaan tingkat warga seperti RT dan RW menginformasikan kepada warga akan datangnnya banjir. Sehingga mereka bisa mengamankan barang berharga mereka yang berada di lantai 1 untuk dipindahkan di lantai 2. Namun ada beberapa warga yang tidak siap karena kedatangan banjir sering terjadi tiba-tiba. Ada beberapa barang yang tidak sempat terselamatkan hal ini terlihat dari beberapa responden yang menyatakan mengalami kerugian berupa kerusakan dan kehilangan barang berharganya. Sekitar 9 responden mengalami kerusakan pada kasur, sebesar 23,25 responden pada lemari, sebesar 25,58 pada motor, sebesar 13,95 pada tempat tidur, sebesar 13,95 responden kehilangan pakaian, sebesar 11,62 responden pada televisi dan sebesar 2 mengalami kerugian pada kulkas mereka akibat terendam banjir. Mayoritas tempat tinggal mereka yang rusak diantaranya lantai pecah, pintu rusak, tembok retak, dan juga hancurnya tempat tinggal mereka karena terbawa arus banjir. Responden yang mengeluarkan biaya setelah banjir terjadi adalah sebanyak 39 orang 90,70 persen atau sebagian besar responden mengeluarkan biaya setelah banjir terjadi dikarenakan banjir tahun 2013 menjadi banjir terbesar sejak 5 tahun terakhir dan mengenai sebagian besar penduduk Kampung Pulo. Kerugian materil dihitung dengan rumus 3. Rata-rata biaya yang mereka keluarkan karena kerugian materil adalah sebesar Rp 6.732.535,- per KK Kepala Keluarga. Total biaya karena kerugian materil adalah Rp 627.256.050,- dapat dilihat pada Tabel 5. 6.2. Biaya Berobat Bencana banjir yang terjadi di RW 02 dan RW 03 Kelurahan Kampung Melayu menimbulkan dampak bagi kesehatan masyarakat. Dampak negatif dari sisi kesehatan yang diderita masyarakat diantaranya adalah diare, flu, demam, gatal-gatal, batuk, sesak napas, reumatik, muntaber dan kelelahan. Di dekat wilayah tersebut terdapat posko-posko kesehatan yang didirikan secara sukarela oleh LSM, pemerintah dan swasta. Mereka mendapatkan pengobatan secara gratis di posko-posko tersebut. Namun, ada beberapa masyarakat yang harus berobat ke rumah sakit terdekat, dikarenakan menderita penyakit diare yang cukup