Variabel jumlah tanggungan akan memberikan pengaruh negatif pada kesediaan menerima skenario relokasi. Semakin banyak jumlah tanggungan berarti semakin
besar biaya hidup dan kesulitan jika harus berpindah tempat tinggal. Hal ini mengakibatkan responden tidak bersedia menerima skenario relokasi yang diajukan
dan menolak menerima kompensasi, begitu pula sebaliknya. Variabel luas tinggal diduga akan memiliki hubungan negatif dengan
kesediaan responden menerima skenario relokasi. Dengan semakin luas tempat tinggal seseorang berarti responden akan merasa nyaman dan tidak terlalu
terganggu dengan perubahan kualitas lingkungan sekitarnya. Selain itu, responden dengan tempat tinggal yang luas sudah mengeluarkan biaya yang besar untuk
membangun tempat tinggalnya. Faktor tersebut menyebabkan responden tidak bersedia menerima kompensasi. Variabel jenis kelamin diduga berpengaruh
negatif. Jika semakin lama seseorang pria tinggal di daerah tersebut, maka responden tidak bersedia menerima relokasi. Hal ini dikarenakan pada umunya
responden pria cenderung menggantungkan hidupnya dari bermata pencahariaan sebagai pedagang di daerah tersebut.
4.4.4. Analisis Fungsi WTA Responden Terhadap skenario relokasi.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi WTA masyarakat Kampung Pulo terhadap kebijakan relokasi pemukiman melalui penerimaan
kompensasi digunakan model regresi ordinal logistik. Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah :
WTA
i
= β +
β
2
Pdptn + β
4
Lmtgl + β
5
Lstgl + β
6
Izmbg + β
8
Ssrmh+ ε
1
β = Konstanta
β
1
,.., β
8
= Koefisien regresi Pdptn
= Pendapatan rupiahbulan Lmtgl
= Lama tinggal tahun Lstgl
= Luas tempat tinggal m
2
Izmbg = Kepemilikan izin mendirikan bangunan bernilai 1 untuk
“memiliki” dan bernilai 0 untuk “tidak memiliki” Ssrmh
= Status rumah bernilai 1 untuk “milik sendiri” dan bernilai 0 untuk “bukan milik sendiri”
i = Responden ke 1 i=1,2,3,..,45
ε = Galat
Variabel pendidikan, pendapatan, tanggungan, luas tinggal, lama tinggal, kepemilikan izin mendirikan bangunan dan status rumah akan memiliki nilai
koefisien negatif yang artinya adalah bahwa setiap kenaikan 1 satuan pada variabel X akan menurunkan sebesar 1 satuan pada varabel Y.
4.4.5. Uji Parameter
Untuk memeriksa kebaikan dari model yang telah dibuat, perlu dilakukan pengujian secara statistika. Uji yang dilakukan adalah
1. Uji Keandalan
Uji ini dilakukan dalam evaluasi dalam pelaksanaan CVM. Berhasil tidaknya pelaksanaan CVM dilihat dengan nilai koefisien deerminasi R
2
dari OLS WTA. Dengan diketahuinya nilai ini, maka akan diketahui sejauh mana keragaman
variabel tak bebas dapat diterangkan oleh variabel bebasnya. Secara sistematis rumus untuk besarnya R
2
adalah sebagai berikut : R =
RSS TSS
Dimana : RSS = Jumlah Kuadarat Regresi TSS = Jumlah Kuadrat Total
Apabila nilai R
2
semakin mendekati 1, maka semakin besar keragaman variabel tak bebas yang dapat diterangkan variabel bebasnya.
2. Uji Statistik F
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel Xi secara bersama-sama terhadap variabel tidak bebasnya Yi. Prosedur pengujiannya
Ramanathan, 1997 adalah H
: β
1
= β
2
= β
3
=... β
k
= 0 H
: β
1
= β
2
= β
3
=... β
k
≠ 0 �
ℎ��
= JKK k −
JGK k n − Dimana :
JKK = Jumlah Kuadrat untuk Nilai Tengah Kolom JGK = Jumlah Kuadrat Galat