Karakteristik Sosial Ekonomi Responden

berperan, sementara itu responden yang berperan sebagai ibu rumah tangga cenderung memberikan keputusan pada suami mereka. Menurut survei, perbandingan responden laki-laki dan perempuan sebesar 34,88 dan 65,12 perempuan. Keterangan dapat dilihat pada Tabel 4.

5.3.3. Usia

Tingkat usia cenderung terkonsentrasi di sebaran usia, yaitu usia 41-50 dan 46-58 tahun. Jumlah responden tertinggi terdapat pada sebaran usia 33-45 tahun atau pada range antara 30 sampai kurang dari 60 tahun dengan presentase 76,74. Sementara itu Responden dengan sebaran usia lebih dari atau sama dengan 60 tahun memiliki persentase 23,26. Seluruh responden dalam penelitian ini merupakan responden yang telah menikah dan memiliki tanggungan. Hal ini yang menyebabkan tingkat usia yang didapat terbilang sudah tidak muda lagi. Perbandingan distribusi usia responden dapat dilihat pada Tabel 4.

5.3.4. Lama Pendidikan Formal

Tingkat pendidikan diklasifikasikan menurut lama tahun menempuh pendidikan formal. Pengklasifikasian didasarkan atas alasan responden cenderung mempunyai latar belakang pendidikan yang sama, yaitu Sekolah Dasar SD atau sederajat. Sebagian besar responden sekitar 60,74 memiliki latar belakang pendidikan Sekolah Dasar. Masih jarang responden yang memiliki latar belakang pendidikan lebih tinggi dari SD atau sederajat. Sebanyak 20,93 responden yang mempunyai latar belakang pendidikan lebih besar dari enam tahun atau tepatnya hanya sebelas orang yang memiliki latar belakang pendidikan hingga kelas satu SMP tujuh tahun dan 16,28 mengenyam pendidikan tingkat Sekolah Menengah atas. Sementara itu hanya 2,33 yang memiliki latar belakang sarjana. Perbandingan distribusi lama pendidikan formal responden dapat dilihat pada Tabel 4. Berdasarkan hasil survei dapat disimpulkan bahwa responden memiliki pengetahuan yang cenderung masih rendah. Dominasi latar belakang pendidikan hingga tingkat SD disebabkan saat responden berada pada usia sekolah kesadaran masyarakat Kampung Pulo terhadap pentingnya pendidikan tergolong rendah. Selain itu, kondisi perekonomian yang tergolong sulit mendorong masyarakat untuk tidak menyekolahkan anaknya pada tingkat yang lebih tinggi. Masyarakat