Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi nilai
Obs PDPTN
Nilai WTA
Fit SE Fit
Residual St Resid 4
50000 8100000
7354784 1583516
745216 0,62 X
31 3500000 22500000 23245216 1583516
-745216 -0,62 X
Sumber: Data Primer diolah, 2013.
Model yang dihasilkan dalam penelitian ini cukup baik. Hal ini ditunjukkan oleh
R-Sq sebesar 84,6 persen
, yang berarti sebesar 84,6 persen keragaman WTA responden dapat diterangkan oleh keragaman variabel-variabel penjelas yang
terdapat dalam model, sedangkan sisanya 15,4 persen diterangkan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model. Nilai P sebesar 0,016, hal tersebut
menunjukkan variabel-variabel penjelas dalam model secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap nilai WTA responden terhadap biaya pengganti
relokasi pada α = 0,05. Sementara itu model yang dihasilkan dalam analisis ini
adalah: Nilai WTA = 5345628 + 4,43 PDPTN - 28927 LMTGL + 39564 LSTGL+ 2079054
IZMBG + 2698100 SSRMH + e Pada model tersebut variabel yang memiliki pengaruh nyata berada di level
kepercayaan 90 persen adalah variabel pendapatan. Variabel pendapatan PDPTN memiliki nilai P-value sebesar 0,000 yang artinya bahwa variabel ini
berpengaruh nyata terhadap nilai WTA responden pada taraf nyata 10 persen α
= 0,1. Nilai koefisien sebesar 4,43 dan bertanda positif + yang berarti bahwa
ketika pendapatan meningkat satu rupiah maka akan meningkatkan WTA sebesar Rp 4,43. Variabel status rumah STRMH memiliki nilai P-value sebesar 0,096
yang artinya bahwa variabel ini berpengaruh nyata terhadap nilai WTA responden pada taraf nyata 10 persen
α = 0,1. Nilai koefisien sebesar 2698100 yang berarti dapat dijelaskan bahwa bangunan yang milik sendiri akan
mempengaruhi nilai WTA sebesar 2698100. bertanda positif + berarti bahwa responden yang memiliki status rumah milik sendiri maka responden tersebut
kecenderungannya tidak akan menerima nilai WTA yang lebih tinggi. Variabel lama tinggal, luas tinggal dan izin mendirikan bangunan, ternyata
tidak berpengaruh nyata karena nilai P lebih besar dari taraf nyata 10 persen α
= 0,10 hal ini disebabkan karena walaupun responden telah lama tinggal, telah memiliki pemukiman yang cukup luas dan telah memiliki izin mendirikan
bangunan di lingkungan RW 02 dan 03 Kelurahan Kampung Melayu, akan tetapi tidak mempengaruhi responden untuk menerima besar kecilnya nilai WTA.
Untuk uji keandalan, pada hasil analisis WTA, nilai R
2
sebesar 84,6 ini menunjukan hasil yang cukup baik, yang artinya adalah sebesar 84,6 persen besar
WTA dapat dijelaskan oleh variabel X. Untuk uji F pada hasil analisis regresi terdapat 2 variabel yang berpengaruh yaitu variabel pendapatan dan dan status
rumah, nilai P-Value kedua variabel tersebut lebih kecil dari alfa yang digunakan yaitu sebesar 0,1 bisa dilihat pada Tabel 11. Untuk uji t pada penelitian ini, hasil
analisis regresi menunjukan nilai kurang dari alfa yang digunakan sebesar 0,1 maka dapat dikatakan bahwa variabel tersebut berpengaruh nyata secara individu
terhadap variabel dependennya. Untuk uji multikolinearitas pada penelitian ini hasil dari analisis regresi menunjukan nilai VIF 10 artinya adalah dapat
dikatakan bahwa tidak ada masalah dalam multikolinearitas. Sementara itu untuk uji Heteroskedastisitas hasil analisis regresi pada penelitian ini menunjukan nilai
annova lebih dari 0,1 berarti asumsi heteroskedastisitas terpenuhi asumsinya dengan kata lain dapat dikatakan model cukup baik. Untuk uji normalitas hasil
analisis regresi pada penelitian ini menunjukan nilai P value lebih dari 0,1 berarti asumi normalitas terpenuhi dengan kata lain dapat dikatakan model cukup baik.
Untuk uji Autokorelasi, hasil analisis regresi pada penelitian ini menunjukan nilai P Value lebih dari 0,1 berarti asumsi otokorelasi terpenuhi.