Kerugian Materil KERUGIAN YANG DITERIMA OLEH

berfungsi dengan baik bahkan hilang akibat banjir yang diakumulasikan tiap satu KK seperti tempat tidur, motor, lemari, kusen, pakaian, kulkas dan Televisi. Sebelum datangnya banjir biasanya struktur kelembagaan tingkat warga seperti RT dan RW menginformasikan kepada warga akan datangnnya banjir. Sehingga mereka bisa mengamankan barang berharga mereka yang berada di lantai 1 untuk dipindahkan di lantai 2. Namun ada beberapa warga yang tidak siap karena kedatangan banjir sering terjadi tiba-tiba. Ada beberapa barang yang tidak sempat terselamatkan hal ini terlihat dari beberapa responden yang menyatakan mengalami kerugian berupa kerusakan dan kehilangan barang berharganya. Sekitar 9 responden mengalami kerusakan pada kasur, sebesar 23,25 responden pada lemari, sebesar 25,58 pada motor, sebesar 13,95 pada tempat tidur, sebesar 13,95 responden kehilangan pakaian, sebesar 11,62 responden pada televisi dan sebesar 2 mengalami kerugian pada kulkas mereka akibat terendam banjir. Mayoritas tempat tinggal mereka yang rusak diantaranya lantai pecah, pintu rusak, tembok retak, dan juga hancurnya tempat tinggal mereka karena terbawa arus banjir. Responden yang mengeluarkan biaya setelah banjir terjadi adalah sebanyak 39 orang 90,70 persen atau sebagian besar responden mengeluarkan biaya setelah banjir terjadi dikarenakan banjir tahun 2013 menjadi banjir terbesar sejak 5 tahun terakhir dan mengenai sebagian besar penduduk Kampung Pulo. Kerugian materil dihitung dengan rumus 3. Rata-rata biaya yang mereka keluarkan karena kerugian materil adalah sebesar Rp 6.732.535,- per KK Kepala Keluarga. Total biaya karena kerugian materil adalah Rp 627.256.050,- dapat dilihat pada Tabel 5. 6.2. Biaya Berobat Bencana banjir yang terjadi di RW 02 dan RW 03 Kelurahan Kampung Melayu menimbulkan dampak bagi kesehatan masyarakat. Dampak negatif dari sisi kesehatan yang diderita masyarakat diantaranya adalah diare, flu, demam, gatal-gatal, batuk, sesak napas, reumatik, muntaber dan kelelahan. Di dekat wilayah tersebut terdapat posko-posko kesehatan yang didirikan secara sukarela oleh LSM, pemerintah dan swasta. Mereka mendapatkan pengobatan secara gratis di posko-posko tersebut. Namun, ada beberapa masyarakat yang harus berobat ke rumah sakit terdekat, dikarenakan menderita penyakit diare yang cukup parah, sehingga mereka mengeluarkan biaya sendiri untuk berobat. Responden yang menderita sakit yang cukup parah adalah sebanyak 3 orang 6,97 persen. Biaya berobat dihitung dengan rumus 2. Selain itu estimasi perhitungan juga bisa dihitung berdasarkan besaran alokasi biaya untuk kesehatan yang diberikan untuk korban banjir. Rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk berobat adalah sebesar Rp 36.827,- per KK. Total biaya yang dikeluarkan untuk berobat adalah sebesar Rp 13.000.000,-. dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Nilai Total Kerugian yang ditanggung oleh Responden Akibat Banjir Bulan November 2013 hingga Januari 2014 No Rincian Kerugian Rata-rata Kerugian Rp Jumlah KK Total Kerugian Rp 1. Kerugian 6.732.535 353 627.256.050 Material 2. Biaya 36.827 353 13.000.000 Berobat Jumlah 6.769.362 640.256.050 Pembulatan 6.769.300 640.256.000 Sumber: Data primer diolah 2013

6.3. Biaya dari Waktu Cost of Time

Bencana banjir di wilayah RW 02 dan RW 03 Kelurahan Kampung Melayu menyebabkan dampak bagi responden diantaranya responden tidak dapat bekerja selama banjir terjadi, menderita sakit, memperbaiki rumah dan membersihkan rumah dari lumpur yang mengendap karena banjir. Hal tersebut menimbulkan biaya dari waktu yang hilang karena banjir. Biaya dari waktu adalah kerugian yang ditanggung oleh seseorang karena hilangnya waktu untuk bekerja, sehingga waktu yang hilang mencerminkan kerugian atau pendapatan mereka yang hilang. Mereka yang bekerja sebagai PNS, waktu yang hilang untuk bekerja tidak mempengaruhi hilangnya pendapatan mereka secara langsung, sedangkan mereka yang bekerja sebagai pedagang, buruh, dan sebagainya, waktu yang hilang untuk bekerja mempengaruhi hilangnya pendapatan mereka secara langsung. Rata-rata pendapatan responden per hari adalah sebesar Rp 29.535,-.

1. Biaya dari waktu karena tidak bekerja selama banjir

Selama terjadi banjir kurang lebih 2 minggu 14 hari di RW 02 dan RW 03 Kelurahan Kampung Melayu, masyarakat tidak dapat beraktivitas seperti pada hari-hari sebelumnya yaitu sebanyak 43 orang 100 persen. Mereka tidak bekerja, sehingga tidak memperoleh pendapatan. Kondisi ini berlaku pada mereka yang berprofesi sebagai buruh, pedagang, dan sebagainya. Sedangkan mereka yang berprofesi sebagai PNS Pegawai Negeri Sipil, kondisi tersebut tidak mempengaruhi mereka secara langsung, yang berarti walaupun mereka tidak bekerja selama kurang lebih dua minggu, mereka tidak akan kehilangan pendapatan mereka. Sehingga dengan rata-rata pendapatan responden per hari, rata-rata biaya dari waktu karena tidak bekerja selama banjir adalah sebesar Rp 886.047,- per KK. Total biaya dari waktu karena tidak bekerja selama banjir adalah sebesar Rp 312.774.418,6,- dapat dilihat pada Tabel 6.

2. Biaya dari waktu karena memperbaiki dan membersihkan rumah

Beberapa responden di RW 02 dan 03 Kelurahan Kampung Melayu yang rumahnya hancur karena banjir, memperbaiki rumahnya masing- masing. Responden yang mengalami kerusakan rumah adalah sebanyak 43 orang 100 persen. Waktu mereka yang hilang karena memperbaiki dan membersihkan rumah rata-rata tiga pekan, sehingga dalam waktu tiga pekan tersebut mereka kehilangan pendapatan mereka karena tidak bekerja. Namun, ada sebagian dari mereka yang tetap bekerja, karena mereka mempunyai saudara dan anak-anak yang membantu untuk memperbaiki rumah ada pula yang hanya dikenakan potong gaji. Sehingga dengan rata- rata pendapatan responden per hari, rata-rata biaya dari waktu karena memperbaiki rumah adalah sebesar Rp 620.232,55,- per KK. Total biaya dari waktu dikarenakan memperbaiki rumah adalah sebesar Rp 218.942.093,- Setelah bencana banjir berakhir, masyarakat Kampung Pulo RW 02 dan RW 03 Kelurahan Kampung Melayu juga membersihkan rumah mereka masing- masing dengan bergotong royong. dapat dilihat pada Tabel 6.