Konsep Willingness To Accept

diperlukan dalam pelaksanaan pengumpulan nilai WTA dari masing-masing responden penduduk diantaranya adalah : 1. Responden yang bersedia menerima kompensasi WTA betul-betul mengenal baik dengan kawasan bantaran Sungai Ciliwung, Kampung Pulo Jakarta Timur. 2. Pemerintah DKI Jakarta memberikan perhatian terhadap peningkatan kualitas lingkungan dan penataan kota termasuk kawasan bantaran Sungai Ciliwung Jakarta Timur. 3. Pemerintah DKI Jakarta bersedia memberikan dana kompensasi atas relokasi yang dilakukan dikarenakan perubahan kualitas lingkungan di bantaran Sungai Ciliwung akibat banjir. 4. Responden yang dipilih dari penduduk yang relevan, dimana setiap satu tempat tinggal rumah yang diambil dianggap sebagai satu Kepala Keluarga. Menurut Hanley and Spash, terdapat empat metode bertanya yang digunakan untuk memperoleh penawaran besarnya nilai WTA pada responden 1. Metode tawar menawar Metode ini dilakukan dengan menanyakan kepada responden, apakah bersedia menerima sejumlah uang tertentu yang diajukan dari awal. Jika jawabannya “ya” maka dilanjutkan hingga besarnya nilai uang yang disepakati. 2. Metode pertanyaan terbuka Metode ini dilakukan dengan menanyakan langsung kepada responden tentang berapa jumlah maksimal uang yang ingin dibayarkan atas perubahan kualitas lingkungan yang terjadi. 3. Metode kartu pembayaran Metode ini menawarkan kepada responden melalui suatu kartu yang terdiri dari berbagai nilai kemampuan untuk menerima dimana responden tersebut dapat memilih nilai maksimal atau minimal yang sesuai dengan preferensinya. 4. Metode pertanyaan pilihan Metode ini menawarkan responden sejumlah uang tertentu dan menanyakan terkait apakah responden mau menerima atau tidak sejumlah uang tersebut untuk memperoleh peningkatan kualitas lingkungan tertentu.

2.3. Konsep

Contingent Valuation Method CVM Menurut Hanley dan Spash 1993, Contingent Valuation Method CVM yang diperkenalkan oleh Davis pada tahun 1963 merupakan suatu metode yang memungkinkan untuk memperkirakan nilai ekonomi dari suatu komoditas yang tidak diperdagangkan dalam pasar. CVM menggunakan pendekatan secara langsung yang pada dasarnya menanyakan kepada masyarakat mengenai berapa besar nilai maksimum dari WTP untuk manfaat tambahan atau berapa besar nilai maksimum dari WTA sebagai kompensasi yang timbul akibat kerusakan barang lingkungan. Tujuan dari CVM adalah untuk menghitung nilai atau penawaran sumberdaya yang tidak dapat dipasarkan yang mendekati nilai sebenarnya, jika pasar dari sumberdaya non-market tersebut benar-benar ada. Kuisioner CVM meliputi tiga bagian, yaitu: 1 penulisan detail tentang benda yang dinilai, persepsi penilaian terhadap sumberdaya non-market, jenis kesanggupan dan alat pembayaran; 2 pertanyaan tentang WTPWTA yang diteliti; 3 pertanyaan tentang karakteristik sosial demografi responden seperti usia, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, dan lain-lain. Sebelum menyusun kuisioner terlebih dahulu dibuat skenario-skenario yang diperlukan dalam rangka membangun suatu pasar hipotesis sumberdaya non-market yang menjadi pengamatan. Selanjutnya dilakukan pembuktian pasar hipotesis yang menyangkut pertanyaan perubahan kualitas lingkungan yang dijual atau dibeli. Asumsi dasar dari metode CVM ini adalah bahwa individu-individu memahami benar pilihan mereka dan mereka cukup familiar atau tahu kondisi lingkungan yang dinilai, serta apa yang dikatakan orang adalah sungguh-sungguh apa yang akan mereka lakukan.

2.4. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai topik estimasi nilai kerugian dan analisis Willingness To Accept telah banyak dilakukan sebelumnya. Pada umumnya persamaannya terletak pada tujuan peneliti-peneliti sebelumnya yang mengkaji mengenai topik tersebut adalah untuk menghitung besarnya kerugian yang diterima oleh masyarakat. Selain itu penelitian ini juga mengidentifikasi faktor-faktor apa yang mempengaruhinya dan untuk mengetahui berapa besaran yang diinginkan sebagai suatu kompensasi dari kebijakan relokasi yang ditetapkan. Sementara itu perbedaannya terletak pada lokasi dan sampel penelitian. Dengan mempelajari penelitian sebelumnya diharapkan peneliti mampu memiliki gambaran mengenai bagaimana metode dan hasil yang didapatkan sebelumnya untuk menganalisis persoalan yang serupa. Beberapa peneliti itu diantaranya adalah Muhammad Yasser 2012, Tampubolon 2011, Emilia Yavanica 2009, Hamna Zulwahyuni 2007, Soegiarto 2005. Penelitian lain dilakukan oleh Yasser 2012 dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pencapaian Proses Relokasi Pemukiman Masyarakat Suku Bajau di Desa Kalumbatan Kabupaten Banggai Kepulauan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pencapaian proses relokasi pemukiman masyarakat suku Bajau di Desa Kalumbatan dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian proses relokasi pemukiman masyarakat suku Bajau. Data hasil penelitian diolah dan dianalisis dengan metode tabulasi silang crosstab dan analisis korelasi bivariate untuk menunjukkan keterkaitan antara variabel terikat dependent variable dan variabel bebas independent variable. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga indikator pencapaian proses relokasi pemukiman masyarakat suku Bajau di Desa Kalumbatan, yaitu 1 kondisi rumah, 2 tingkat pendapatan dan 3 tingkat kebetahan; secara umum memiliki kecenderungan “cukup berhasil”. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian proses tersebut adalah faktor internal masyarakat, yaitu: a tingkat pendidikan, b jenis pekerjaan, c kepemilikan lahan dan d hubungan kekerabatan serta adanya faktor eksternal masyarakat, yaitu e sarana lingkungan, f prasarana lingkungan, g aksesibilitas h dukungan pemerintah dan i kondisi alam. Tampubolon 2011 melakukan penelitian dengan judul Analisis Willingness To Accept Masyarakat Akibat Eksternalitas Negatif Kegiatan Penambangan Batu Gamping Studi Kasus Desa Lulut Kecamatan Klapanunggal Kabupaten Bogor. Tujuan dari penelitian tersebut diantaranya adalah mengidentifikasi eksternalitas negatif yang dirasakan masyarakat akibat dari aktivitas penambangan batu gamping, mengkaji peluang kesediaan masyarakat dalam menerima dana kompensasi, mengkuantifikasi besarnya nilai kesediaan menerima dana kompensasi, serta mengkaji faktor-faktor yang berpengaruh pada besarnya nilai dana kompensasi masyarakat sekitar penambangan. Hasil dari