Berdasarkan analisis, masing-masing parameter memiliki nilai tertentu. Nilai ini berarti bahwa dari faktor-faktor yang berpengaruh dalam model
kelembagaan pertanian, adalah bertujuan untuk kemandirian petani 0,77, faktornya berupa kelembagaan 0,56, dengan kriteria investasi 0,43. Strategi
yang sesuai menurut masyarakat adalah melalui pelatihan 0,37 dan dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah 0,64. Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa
model kelembagaan pertanian yang efektif adalah model kelembagaan pertanian yang bertujuan untuk kemandirian petani, melalui pelatihan, berbentuk
kelembagaan investasi dan didampingi oleh pemerintah daerah.
5.4.4. Model Kelembagaan Pertanian yang Efektif
Penentuan model kelembagaan pertanian yang efektif diperoleh dari sintesis hasil analisis dinamika kelembagaan dan hasil analisis AHP. Berdasarkan
hasil analisis dinamika kelembagaan diperoleh dinamika kelembagaan berupa: dinamis, sedang dan kurang dinamis. Hasil analisis AHP menunjukkan bahwa
bentuk kelembagaan yang diinginkan masyarakat adalah kelembagaan pertanian berupa pelatihan yang bertujuan untuk memandirikan petani, dilakukan oleh
PEMDA melalui penguatan kelembagaan investasi lokal. Desa Sumber Agung, Batanghari dan Gedung Jaya merupakan desa-desa
yang termasuk dinamis berdasarkan jumlah kelembagaannya. Selain itu, berdasarkan observasi dilapangan, ketiga desa ini relatif lebih banyak aktifitas
pemuda maupun kelembagaan lainnya dibandingkan desa lainnya. Aktifitas tersebut antara lain, kegiatan arisan, gotong royong pada saat tertentu, maupun
kelompok tani. Ke depan diharapkan dapat lebih ditingkatkan aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan pertanian dan pengembangan teknologi pra maupun pasca
panen. Modal dasar kelembagaan yang dinamis, disertai dengan dukungan penuh dari Pemerintah Daerah melalui pelatihan-pelatihan yang bermanfaat sesuai
kebutuhan petani, maka diharapkan dapat menjadi percontohan bagi desa-desa disekitarnya. Peran pemda dalam berbagai aktifitas kelembagaan di desa-desa ini
sedikit berkurang. Sementara itu, Desa Andalas Cermin, Duta Yoso Mulyo, dan Rawa Ragil
merupakan desa dengan tingkat dinamisasi kelembagaan yang sedang. Oleh
karena itu perlu pelatihan-pelatihan dari pemerintah daerah agar dapat meningkatkan aktifitasnya di desa masing-masing. Peran serta pemertintah dalam
memacu aktifitas kelembagaan masih dibutuhkan. Desa-desa yang memiliki kelembagaan yang kurang dinamis adalah Desa
Panggung Mulyo, Bumi Sari dan Mulyo dadi. Salah satu sebab kelembagaan di ketiga desa ini kurang dinamis adalah desa-desa ini merupakan desa baru, atau
hasil pemekaran tahun 2008, sehingga masih relatif baru berkembang. Kelembagaan-kelembagaan yang ada kebanyakan masih menginduk di desa
utama sebelumnya. Oleh karena itu, peran pemerintah sangat dibutuhkan di ketiga desa ini agar aktifitas kelembagaan pertanian dapat sama dengan desa-desa
lainnya. Bantuan-bantuan maupun program-program yang berkaitan dengan peningkatan aktifitas kelembagaan yang berasal dari pemda ataupun lainnya,
sebaiknya diutamakan untuk dialokasikan ke ketiga desa ini.
5.5. Sintesis Pengembangan Kawasan Transmigrasi Berbasis Komoditas
Unggulan dan Kelembagaan Masyarakat dengan Memperhatikan Potensi Biofisik yang Berkelanjutan
5.5.1. Arahan Pengembangan Desa
Sintesis pengembangan kawasan transmigrasi berbasis komoditas unggulan dan kelembagaan masyarakat dalam penelitian ini mendeskripsikan
arahan pengembangan kawasan dengan melihat potensi masing-masing desa.
Hasil selengkapnya disajikan pada Tabel 27 dan uraiannya disajikan pada
paragraf berikut : Desa Sumber Agung memiliki wilayah seluas 4.084,59 hektar.
Berdasarkan analisis penentuan komoditas unggulan diperoleh tanaman kelapa sawit sebagai komoditas unggulan di desa ini. Potensi pengembangan kelapa
sawit di desa ini adalah seluas 2.885,99 hektar, namun yang sesuai untuk peruntukannya dan masih tersisa seluas 791,28 hektar. Kurang lebih seperlima
19,37 wilayah desa ini dapat direkomendasikan untuk pengembangan komoditas kelapa sawit. Pengembangan komoditas ini akan semakin terarah,
karena didukung oleh kelembagaan sosial-ekonomi di desa ini yang dinamis Kelembagaan sosial-ekonomi yang dinamis dapat mempercepat transfer
pengetahuan budidaya dan teknologi-teknologi baru yang dapat mendukung