4.3.3 Sistem Lahan
Sistem lahan yang terdapat di lokasi penelitian meliputi 3 tiga sistem lahan, yaitu Kajapah, Klaru, dan Muara Beliti. Sistem lahan yang paling luas
adalah Klaru KLR yaitu seluas 11.449,03 hektar atau 55,25 dari luas lokasi penelitian, dan tersebar di bagian barat lokasi penelitian. Deskripsi sistem lahan di
lokasi penelitian disajikan pada Tabel 10 dan Gambar 10. Uraian sistem
lahannya disajikan pada paragraf berikut. Sistem lahan Kajapah adalah dataran lumpur pasang surut bawah bakau.
Areal sistem lahan ini meliputi 22,04 dari seluruh luas lokasi penelitian atau seluas 9.074,45 hektar. Distribusi sistem lahan ini tersebar di bagian Timur lokasi
penelitian. Sistem lahan Klaru KLR memiliki karakteristik berupa dataran banjir bergambut yang tergenang tetap sepanjang tahun. Distribusi sistem lahan ini
tersebar di bagian tengah, Utara dan Selatan lokasi penelitian. Sistem lahan Muara Beliti merupakan dataran-dataran sedimen berbatu tufa yang berombak sampai
bergelombang. Distribusi sistem lahan tersebar dari bagian tengah ke arah Barat lokasi penelitian.
Tabel 10. Sistem Lahan di Lokasi Penelitian No
Sistem Lahan Lokasi Penelitian
ha
1. Kajapah KJP
8.999,79 43,43
2. Klaru KLR
11.449,03 55,25
3. Muara Beliti MBI
273,15 1,32
Jumlah 20.721,97 100,00
4.3.3 Satuan Unit Lahan
Lokasi penelitian dilihat berdasarkan satuan unit lahan yang membentuknya didominasi oleh satuan unit lahan Alluvial. Satuan lahan ini
memiliki fisiografi berupa dataran, rawa, tanggul dan jalur meander sungai dan pelembahan. Satuan unit lahan ini memiliki areal yang luas, komposisinya terdiri
dari endapan halus dan memiliki kemiringan lereng 0-3 . Satuan unit lahan ini mencakup 15.191,79 hektar atau 73,32 dari luas lokasi penelitian. Luas satuan
unit lahan ini mencakup sebagian besar dari luas lahan lokasi perencanaan pengembangan kawasan transmigrasi. Deskripsi satuan unit lahan di lokasi
penelitian disajikan pada Tabel 11 dan Gambar 11, sedangkan masing-masing
satuan unit lahan diuraikan pada paragraf berikut.
Gambar 10. Sistem Lahan di Lokasi Penelitian
Tabel 11. Satuan Unit Lahan di Lokasi Penelitian No Satuan Unit Lahan
Lokasi Penelitian ha
1 Af.1.1 1.695,39
8,18 2 Af.1.1.1
2.510,73 12,12
3 Af.1.1.2 8.269,12
39,91 4 Af.1.1.3
2.716,55 13,11
5 Af.1.2.1 -
- 6 Bf.5.1
1.890,40 9,12
7 Bf.5.4 1.461,71
7,05 8 Bfq.1.2
1.787,58 8,63
9 Idf.4.2 390,48
1,88 Jumlah 20.721,96
100,00 Fisiografi pada satuan lahan aluvial adalah dataran, rawa, tanggul dan
jalur meander sungai dan pelembahan. Satuan unit lahan ini memiliki areal yang luas dan komposisinya terdiri dari endapan halus dan memiliki kemiringan lereng
0-3 . Luas areal satuan unit lahan ini meliputi 54,79 dari lokasi penelitian atau seluas 22.552,54 hektar. Satuan unit lahan ini tersebar di seluruh lokasi
penelitian. Satuan lahan dataran tuf masam merupakan satuan lahan yang di
dominasi oleh batuan sedimen halus sampai kasar dengan kemasaman yang tinggi. Satuan ini memiliki bentuk lahan berombak sampai bergelombang, dengan
keadaan lereng cukup tertoreh sampai tertoreh kuat. Satuan lahan ini memiliki kemiringan lereng 3-15 . Kelompok satuan lahan marin B merupakan satuan
unit lahan yang didominasi oleh endapan pasir dari pengaruh pasang surut air laut. Satuan unit lahan ini terdapat di sepanjang sungai. Satuan unit lahan ini memiliki
kandungan bahan sedimen halus, lereng 8 dan topografi datar sampai berombak.
Gambar 11. Unit Lahan di Lokasi Penelitian` 4.3.5 Tanah
Peta tanah pada Gambar 12 merupakan hasil kompilasi dari beberapa
peta, yaitu Peta Tanah dan Satuan Lahan skala 1: 250.000 dan Peta Tanah dan Satuan Lahan Survei dan Pemetaan Tanah Daerah Tulang Bawang – Pidada,
Provinsi Lampung skala 1: 50.000 Departemen Pekerjaan Umum dan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, 1984.
Di lokasi penelitian, jenis tanahnya sangat beragam, mulai dari tanah-tanah
dengan tingkat perkembangan yang masih awal sampai tanah-tanah dengan