Tabel 3. Kriteria Penentuan Dinamika Kelembagaan Masyarakat No Dinamika
Kelembagaan Kriteria
1 Dinamis
Ii. Rataan + 0,5 S 2
Sedang Rataan - 0,5 S
≤ I.i Rataan + 0,5 S 3 Kurang
dinamis Ii.
≤ Rataan - 0,5 S
Kererangan : S = standar deviasi, 0,5 = konstanta
3.4.4.2. Model Kelembagaan Pertanian menurut Persepsi Masyarakat
dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process AHP
AHP merupakan salah satu metode untuk membantu menyusun suatu prioritas dari berbagai pilihan dengan menggunakan beberapa kriteria multi
criteria . Karena sifatnya yang multi kriteria, AHP cukup banyak digunakan
dalam penyusunan prioritas Susila et al. 2007. Menemukan dan mengembangkan konsep kelembagaan pertanian
berdasarkan persepsi masyarakat dilakukan dengan analisis AHP. Pada penelitian ini ada 2 dua hal yang dijadikan tujuan dalam pemberdayaan, yaitu kemandirian
petani atau produktifitas pertanian. Kedua tujuan tersebut, dibagi menjadi tiga faktor penting yang harus diperhatikan, yaitu faktor kelembagaan, sosial-ekonomi,
dan sumberdaya fisik wilayah. Selanjutnya, ketiga faktor tersebut dibagi berdasarkan masing masing kriteria yang paling berpengaruh, diantaranya:
metode penyampaian, integritas pendamping, ekonomi, budaya kebiasaan masyarakat, kesuburan tanah, dan kondisi wilayah. Langkah selanjutnya adalah
memilih strategi yang paling tepat, diantaranya pelatihan, pendampingan, studi banding, atau sekolah lapang. Stakeholder yang terlibat dalam model
pemberdayaan ini adalah PEMDA, LSM, atau Swastalainnya. Struktur AHP untuk penentuan model kelembagaan petani menurut persepsi masyarakat
disajikan pada Gambar 3
.
3.4.4.3. Model Kelembagaan Pertanian yang Efektif
Selanjutnya sintesis dinamika kelembagaan dan model kelembagaan menurut persepsi masyarakat disajikan melalui analisis deskriptif. Model
kelembagaan pertanian yang efektif sesuai kebutuhan petani dapat di identifikasi dan dapat diimplementasikan.
Gambar 3. Struktur AHP Persepsi Kelembagaan Pertanian
3.4.5. Sintesis Pengembangan Kawasan Transmigrasi Berbasis Komoditas
Unggulan dan Kelembagaan Masyarakat dengan Memperhatikan Potensi Biofisik yang Berkelanjutan
Sintesis pengembangan kawasan transmigrasi ini, memadukan tiga hasil akhir analisis, yaitu komoditas unggulan per desa, alokasi luasan penggunaan
lahan untuk komoditas unggulan per desa, dan kelembagaan efektif yang mendukung pertanian di masing-masing desa. Teknis analisisnya menggunakan
kombinasi tabulasi-deskriptif analisis per desa. Hasil sintesis ini digunakan untuk merekomendasikan alokasi dan aktifitas pertanian di masing-masing desa.
Berdasarkan tujuan dan kerangka analisis penelitian, kebutuhan data, dan hasil yang diharapkan, maka disusun bagan alir kerangka penelitian seperti
disajikan pada Gambar 4.