Analisis Kesesuaian Lahan Penentuan Komoditas Unggulan

kuantitas dan kualitasnya. Seluruh fasilitas umum yang dimiliki oleh setiap unit wilayah di data dan di susun dalam satu tabel terstruktur. Data fasilitas umum yang berupa, baik jumlah dan jenisnya diperoleh dari kombinasi pengumpulan data sekunder hasil survei lapang monografi desa dengan data potensi desa tahun 2008. Sementara itu, unit wilayah dalam hal ini adalah wilayah administrasi desa di Kecamatan Rawa Pitu 9 desa. Secara umum, wilayah dengan hirarki lebih tinggi memiliki jenis fasilitas paling beragam dengan jumlah unit terbanyak dan wilayah berhirarki rendah berlaku sebaliknya. Analisis hirarki wilayah ini digunakan untuk mendukung analisis pewilayahan komoditas unggulan. Metode skalogram yang digunakan dalam analisis ini adalah analisis skalogram berbobot berbasis desa tabulasi.

3.4.2.2. Pewilayahan Komoditas Unggulan

Perwilayahan komoditas merupakan langkah awal dalam mencapai ketepatan pengembangan komoditas pertanian baik pilihan wilayah maupun jenis tanamannya. Pendekatan perwilayahan bagi pengembangan komoditas pertanian merupakan usaha untuk meningkatkan produktifitas karena setiap jenis komoditas pertanian memerlukan persyaratan sifat lahan yang berbeda untuk dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal Andi, 2006. Pewilayahan komoditas unggulan dalam penelitian ini adalah sintesis dari hasil analisis penentuan komoditas unggulan dengan hasil analisis hirarki wilayah. Berdasarkan perbandingan tabulasi antara hasil hirarki wilayah dan komoditas unggulan desa, maka di peroleh klasterisasi wilayah. Diharapkan pengembangan kawasan yang tepat dan terstruktur sesuai potensi wilayah dapat tercapai. Selain berbentuk tabular dan deskriptif, penyajian hasil sintesis ini juga disajikan dalam bentuk spasial, yaitu berupa peta pewilayahan komoditas unggulan. Peta ini dapat memperoleh gambaran spasial pewilayahan komoditas unggulan. Teknik pengolahan dan penyajian peta dengan menggunakan sofware Arc GIS 9.3.

3.4.3. Rekomendasi Spasial Penggunaan Lahan

Analisis yang digunakan dalam rekomendasi spasial penggunaan lahan diuraikan sebagai berikut :

3.4.3.1. Klasifikasi Tutupan Lahan

Klasifikasi tutupan lahan dalam penelitian ini digunakan untuk meng- interpretasi citra satelit Landsat TM+7 Kecamatan Rawa Pitu dengan menggunakan software ERDAS IMAGINE 9.2. Tahapan dalam pengolahan citra satelit Landsat ini dimulai dari koreksi geometrik dan koreksi radiometrik. Citra satelit yang telah terkoreksi dipotong cropping berdasarkan batas lokasi penelitian Kecamatan Rawa Pitu. Selanjutnya, dibuat training set dan dikelaskan berdasarkan tutupan lahan eksisting menggunakan klasifikasi terbimbing. Informasi tutupan lahan eksisting diperoleh dari hasil observasi lapang dan bantuan informasi lainnya, misalnya peta tutupan lahan dari Departemen Kehutanan dan lain sebagainya. Sebelum membuat training set, terlebih dahulu jumlah kelas tutupan lahan ditentukan. Pada penelitian ini ditentukan 13 tigabelas kelas tutupan lahan, yaitu awan, belukar, hutan, hutan rawanipah, kebun campuran, kelapa sawit, pemukiman, pertanian lahan kering, rawa, sawah bera, sawah berair, tanah terbuka, dan tubuh air. Pemilihan training set agar dapat merepresentasikan nilai pixel suatu kelas yang diinginkan. Pembuatan training set dipilih melalui citra dasar yang dibatasi oleh polygon-polygon sekaligus pemberian nama kelas, representatif dan disimpan dalam file signature. Hasil klasifikasi citra kemudian disimpan dan dilakukan smooting hasil interpretasi Nearest Neighborhood. Setelah di peroleh tutupan lahan, maka format raster dikonversi ke vector shapefile dan dilanjutkan dengan pengolahan data spasial layout menggunakan software Arc GIS 9.3 . Hasil analisis ini adalah peta tutupan lahan tahun 2009. Skema alur klasifikasi terbimbing ini disajikan pada Gambar 2. 3.4.3.2. Rekomendasi Penggunaan Lahan Untuk mendapatkan rekomendasi penggunaan lahan berbasis kondisi saat ini, dilakukan overlay peta kesesuaian lahan dan peta tutupan lahan saat ini. Teknik overlay ini menggunakan metoda geoprocessing union dalam analisis Sistem Informasi Geografi SIG, karena datanya berbasis spasial. Metode geoprocessing union dalam penelitian ini adalah menumpang tindihkan data spasial satu dengan lainnya berikut attribut-nya, sehingga diperoleh gabungan kedua data dan informasi spasial tersebut.