Kelembagaan Pemasaran Komoditas Unggulan

karena itu perlu pelatihan-pelatihan dari pemerintah daerah agar dapat meningkatkan aktifitasnya di desa masing-masing. Peran serta pemertintah dalam memacu aktifitas kelembagaan masih dibutuhkan. Desa-desa yang memiliki kelembagaan yang kurang dinamis adalah Desa Panggung Mulyo, Bumi Sari dan Mulyo dadi. Salah satu sebab kelembagaan di ketiga desa ini kurang dinamis adalah desa-desa ini merupakan desa baru, atau hasil pemekaran tahun 2008, sehingga masih relatif baru berkembang. Kelembagaan-kelembagaan yang ada kebanyakan masih menginduk di desa utama sebelumnya. Oleh karena itu, peran pemerintah sangat dibutuhkan di ketiga desa ini agar aktifitas kelembagaan pertanian dapat sama dengan desa-desa lainnya. Bantuan-bantuan maupun program-program yang berkaitan dengan peningkatan aktifitas kelembagaan yang berasal dari pemda ataupun lainnya, sebaiknya diutamakan untuk dialokasikan ke ketiga desa ini.

5.5. Sintesis Pengembangan Kawasan Transmigrasi Berbasis Komoditas

Unggulan dan Kelembagaan Masyarakat dengan Memperhatikan Potensi Biofisik yang Berkelanjutan

5.5.1. Arahan Pengembangan Desa

Sintesis pengembangan kawasan transmigrasi berbasis komoditas unggulan dan kelembagaan masyarakat dalam penelitian ini mendeskripsikan arahan pengembangan kawasan dengan melihat potensi masing-masing desa. Hasil selengkapnya disajikan pada Tabel 27 dan uraiannya disajikan pada paragraf berikut : Desa Sumber Agung memiliki wilayah seluas 4.084,59 hektar. Berdasarkan analisis penentuan komoditas unggulan diperoleh tanaman kelapa sawit sebagai komoditas unggulan di desa ini. Potensi pengembangan kelapa sawit di desa ini adalah seluas 2.885,99 hektar, namun yang sesuai untuk peruntukannya dan masih tersisa seluas 791,28 hektar. Kurang lebih seperlima 19,37 wilayah desa ini dapat direkomendasikan untuk pengembangan komoditas kelapa sawit. Pengembangan komoditas ini akan semakin terarah, karena didukung oleh kelembagaan sosial-ekonomi di desa ini yang dinamis Kelembagaan sosial-ekonomi yang dinamis dapat mempercepat transfer pengetahuan budidaya dan teknologi-teknologi baru yang dapat mendukung pengembangan kawasan. Melalui pelatihan-pelatihan teknis budidaya maupun teknologi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah, atau dalam hal ini Dinas Pertanian Kabupaten Tulang Bawang dapat memandirikan petani diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya petani dan mendorong pengembangan investasi lokal. Desa Batanghari, memiliki luas wilayah sebesar 2.130,73 hektar. Komoditas unggulan yang sesuai untuk dikembangkan di desa ini adalah jagung. Potensi pengembangan komoditas ini di desa Batanghari seluas 1191,74 hektar atau seluas 56,87 dari luas seluruh desa. Kelembagaan sosial-ekonomi yang terdapat di desa ini tergolong dinamis berdasarkan jumlah unitnya. Hal ini juga didukung oleh fasilitas penunjang yang cukup lengkap di desa ini, termasuk fasilitas kelembagaan seperti koperasi dan balai penyuluh pertanian. Kelembagaan yang dinamis dapat mendorong pengembangan desa semakin baik dan cepat, sehingga secara tidak langsung dapat mendukung tercapainya tujuan pengembangan kawasan. Metode pelatihan oleh Instansi terkait menjadi pilihan dalam upaya meningkatkan kemandirian petani, sehingga dapat meningkatkan produksi pertanian. Produksi pertanian yang baik dan melimpah akan mendorong iklim investasi di desa ini. Secara umum, perekonomian setempat akan semakin maju dan berkembang. Desa Panggung Mulyo, memiliki luas wilayah sebesar 1.365,73 hektar. Berdasarkan hasil analisis, komoditas unggulan di desa ini adalah jagung. Luas potensi pengembangan jagung di desa Panggung Mulyo adalah seluas 1.365,73 hektar, jadi seluruhnya sesuai untuk pengembangan jagung. Namun demikian, luas lahan yang direkomendasikan untuk ditanami jagung hanya seluas 428,30 hektar atau sekitar 31,36 dari luas desa. Hal ini disebabkan karena luasan sisanya telah digunakan untuk penggunaan lain, misal permukiman, perkebunan dan lain sebagainya. Selanjutnya, dalam upaya ekstensifikasi tanaman jagung masih terdapat lahan seluas sepertiga wilayah desa. Kelembagaan sosial-ekonomi di desa ini tergolong masih kurang dinamis, sehingga upaya pelatihan-pelatihan oleh dinas terakait masih perlu ditingkatkan. Kondisi kelembagaan sosial- ekonomi yang kurang berkembang disebabkan karena desa ini baru pemekaran pada tahun 2008, sehingga sistem kelembagaan dan infrastruktur masih menginduk di desa utama induk. Desa Andalas Cermin, memiliki luas wilayah sebesar 2.526,97 hektar. Komoditas unggulan yang berpotensi dikembangkan di desa ini adalah jagung, dengan cakupan lahan seluas 2.526,97 hektar atau seluruhnya sesuai untuk ditanami jagung. Sementara itu, luas lahan yang direkomendasikan berdasarkan perhitungan potensi dikurangi dengan eksisting adalah seluas 670,85 hektar atau sebesar 28,84 dari luas desa. Kelembagaan sosial-ekonomi yang berkembang di desa ini tergolong sedang. Arahan dari instansi terkait sangat diperlukan, agar kelembagaan sosial-ekonomi desa dapat berjalan lebih aktif dan inovatif. Metode pelatihan oleh dinas terkait menjadi pilihan responden analisis penentuan model kelembagaan efektif yang diinginkan oleh masyarakat. Desa Duta Yoso Mulyo, memiliki luas wilayah sebesar 1.739,22 hektar. Komoditas unggulan di desa ini adalah jagung, sedangkan lahan yang berpotensi untuk diusahakan komoditas jagung adalah seluas 1.662,27 hektar. Namun demikian hanya seluas 99,25 hektar saja yang direkomendasikan untuk diusahakan tanaman jagung. Hal tersebut dikarenakan hanya tersisa lahan seluas 99,25 hektar yang sesuai untuk tanaman jagung, sedangkan lainnya sudah dimanfaatkan untuk penggunaan lahan lainnya, seperti pemukiman maupun perkebunan. Desa Duta Yoso Mulyo memiliki kelembagaan sosial-ekonomi yang tergolong sedang, sehingga perlu ditingkatkan agar lebih aktif. Luas lahan yang direkomendasikan tersebut 99,25 ha adalah sebesar 5,71 dari luas desa, sehingga luasannya masih sangat kecil sekali jika dibandingkan dengan rekomendasi lahan di desa-desa lainnya. Desa Gedung Jaya, memiliki luas wilayah sebesar 2.738,46 hektar. Komoditas unggulan desanya adalah padi sawah. Potensi pengembangan padi sawah di desa ini seluas 2.738,46 hektar atau 100 dari luas desa. Namun demikian, luas lahan yang direkomendasikan untuk padi sawah hanya seluas 489,32 hektar atau sekitar 17,75 dari luas desa. Kelembagaan sosial-ekonomi yang berkembang didesa ini tergolong dinamis, sehingga dapat mendukung pengembangan desa khususnya. Namun demikian, pelatihan-pelatihan yang