kewenangan dan administrasi. Kelembagaan inilah yang akan mengkoordinasikan seluruh aktivitas yang terjadi dalam kehidupan sosial ekonomi maupun politik
masyarakat Yasin, 2005. Sehubungan dengan alokasi sumberdaya, Anwar 1999 menyatakan bahwa penentuan pilihan kelembagaan institution yang tepat
akan dapat mengukur penggunaan dan alokasi sumberdaya atau input kearah efisien yang tinggi, keadilan fairness ke arah pembagian yang lebih merata,
aktifitas ekonomi dapat langgeng sustainable.
2.9 Struktur Keterkaitan Komoditas Unggulan, Rekomendasi
Penggunaan Lahan dan Kelembagaan dalam Pengembangan Wilayah
Masalah pemilihan lahan yang tepat untuk budidaya agribisnis komoditas tertentu sudah lama dan telah menjadi isu empiris yang utama. Meskipun banyak
peneliti, organisasi, lembaga dan pemerintah telah berusaha untuk menyediakan sebuah kerangka pemanfaatan lahan pertanian yang optimal, ditengarai bahwa
banyak lahan pertanian yang digunakan di bawah kemampuan yang optimal Kalogirou S, 2001. Kondisi ini menyebabkan kerusakan lahan yang semakin
meningkat dari tahun ke tahun. Sementara itu, dalam penelitian ini akan merekomendasikan suatu lahan yang berbasis desa dengan tujuan pemanfaatan
lahan pertanian yang optimal. Rekomendasi penggunaan lahan merupakan upaya mencapai efisiensi
ekonomi, sosial, ekologi dan lingkungan, yang seharusnya menjadi hasil akhir dari pemanfaatan sumber daya lahan. Evaluasi efisiensi penggunaan lahan secara
umum sangat penting dalam revisi perencanaan dan peraturan penggunaan lahan. Evaluasi ini diharapkan dapat memberi pengaruh yang besar pada penggunaan
lahan, pembangunan masyarakat, dan ekonomi secara berkelanjutan Chen SY et al. 2007.
Pengembangan suatu kawasan bergantung pada kondisi sumberdaya alam masing-masing lokasi spesifik lokasi. Lokasi penelitian yang mencakup wilayah
kecamatan tergolong pada wilayah perencanaan yang tidak terlalu luas. Namun demikian, kondisi sumber daya manusia, ekonomi, sosial dan kelembagaan di
masing-masing desa memiliki kondisi yang berbeda-beda tingkat
perkembangannya. Oleh karena itu, memerlukan formulasi yang tepat untuk masing-masing desa dalam mengkombinasikan aspek-aspek tersebut.
Teridentifikasikannya komoditas unggulan di masing-masing desa dapat menjadi modal dasar dalam pengembangan kawasan. Masing-masing desa
memiliki komoditas unggulan tertentu. Selanjutnya adalah menghitung potensi lahan untuk pengembangan komoditas unggulan tersebut. Fokus prioritas
pembangunan kawasan melalui penguatan pertanian dapat diutamakan, sehingga lebih tepat sasaran. Teridentifikasinya kelembagaan dan model kelembagaan yang
diharapkan masyarakat dapat mendukung aktifitas-aktifitas pertanian yang ada di masing-masing desa, terutama dalam hal pengembangan komoditas unggulan.
Kelembagaan masyarakat ini diarahkan untuk mendukung pengembangan komoditas unggulan, sehingga selain dari fisik, aspek sosial ekonomi juga
diperhatikan agar sinergitas pengembangan dapat efektif dan efisien dan mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu kesejahteraan masyarakat.