6. SIMPULAN DAN SARAN
6.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1.
Komoditas unggulan di Kecamatan Rawa Pitu adalah padi sawah, jagung, dan kelapa sawit. Komoditas unggulan masing-masing desa dapat dirinci
sebagai berikut : ‐
Padi sawah : desa Gedung Jaya, Rawa Ragil, dan Bumi Sari. ‐
Jagung : desa Batanghari, Panggung Mulyo, Andalas Cermin, dan
Duta Yoso Mulyo. ‐
Kelapa sawit : desa Sumber Agung dan Mulyo Dadi. 2.
Pewilayahan komoditas unggulan terdiri atas 4 empat wilayah, yaitu: ‐
Wilayah I : pusat kawasan adalah desa Batanghari, berfungsi sebagai pusat pertumbuhan, pemerintahan, dan pelayanan serta pengembangan
komoditas jagung. ‐
Wilayah II : sub pengembangan kawasan, berpusat di desa Duta Yoso Mulyo. Wilayah II sebagai penyuplai dan pendukung wilayah I dalam
pengembangan jagung. Desa-desa yang termasuk wilayah II adalah Duta Yoso Mulyo, Andalas Cermin, Panggung Mulyo.
‐ Wilayah III : sub pengembangan kawasan berbasis padi sawah. Desa-
desa yang termasuk wilayah III adalah Bumi Sari, Gedung Jaya, dan Rawa Ragil. Pusat kawasan III adalah desa Bumi Sari.
‐ Wilayah IV : sub pengembangan kawasan berbasis kelapa sawit. Desa-
desa yang termasuk wilayah IV adalah Sumber Agung dan Mulyo Dad Pusat kawasan IV adalah desa Sumber Agung.
3. Rekomendasi penggunaan lahan adalah sebagai berikut: kawasan konservasi
32,28 , pemukiman 1,09 , padi sawah 34,37 , jagung 21,87 , dan kelapa sawit 10,39 .
4. Dinamika kelembagaan desa diklasifikasikan menjadi 3 tiga kelas, yaitu
‐ Dinamis : desa Sumber Agung, Batanghari, dan Gedung Jaya.
‐ Sedang : desa Andalas Cermin, Duta Yoso Mulyo, dan Rawa Ragil.
‐ Kurang dinamis : desa Panggung Mulyo, Bumi Sari dan Mulyo Dadi.
5. Model kelembagaan pertanian yang efektif adalah kelembagaan pertanian
yang bertujuan untuk kemandirian petani, melalui pelatihan, berbentuk kelembagaan investasi dan didampingi oleh pemerintah daerah secara
kontinu.
6.2. Saran
Terkait hasil penelitian, dalam pengembangan kawasan Rawa Pitu perlu diberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Pengembangan komoditas unggulan harus diikuti dengan pengembangan
sarana, prasarana transportasi, industri pengolahan hasil dan manajemen pemasaran hasil produksi yang efektif.
2. Areal yang berupa hutan, hutan nipah, rawa, dan tubuh air harus
dipertahankan menjadi kawasan konservasi, karena untuk mengurangi bencana banjir di lokasi penelitian.
3. Kelembagaan pertanian yang ada, baik sosial maupun ekonomi harus
memiliki badan hukum yang legal.
DAFTAR PUSTAKA
Andi PF. 2006. Arahan Perwilayahan Komoditas Unggulan di Kabupaten Kotawaringin Timur. [Tesis]. Program Pasca Sarjana, Pembangunan Wilayah
dan Kota. Universitas Diponegoro: UNDIP. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2006. Data Potensi Desa. Jakarta: BPS.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2008. Data Potensi Desa. Jakarta: BPS. [BPS] Badan Pusat Statistik, Kabupaten Tulang Bawang. 2009a. Profil
Kecamatan Rawa Pitu. Tulang Bawang: BPS. [BPS] Badan Pusat Statistik, Kabupaten Tulang Bawang. 2009b. Rawa Pitu
Dalam Angka. Tulang Bawang: BPS. [BPS] Badan Pusat Statistik, Kabupaten Tulang Bawang. 2009c. Tulang Bawang
Dalam Angka. Tulang Bawang: BPS. [BPS] Badan Pusat Statistik, Kabupaten Tulang Bawang. 2010a. Rawa Pitu
Dalam Angka. Tulang Bawang: BPS. [BPS] Badan Pusat Statistik, Kabupaten Tulang Bawang. 2010b. Tulang Bawang
Dalam Angka. Tulang Bawang. BPS. [Bappenas] Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, 2004. Perencanaan
Pengembangan Kawasan Untuk Percepatan Pembangunan Daerah. Direktorat Pengembangan Kawasan Khusus dan Tertinggal. Jakarta: Bappenas.
[Bappenas] Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, 2005. Pengembangan Ekonomi Daerah Berbasis Kawasan Andalan: Membangun Model
Pengelolaan dan Pengembangan Keterkaitan Program. Direktorat Pengembangan Kawasan Khusus dan Tertinggal. Jakarta: Bappenas.
Blakely EJ, Bradshaw TK. 2002. Planning Lokal Economic Development Theory and Practice. 3th Edition, London - New Delhi: Sage Publication.
Brian H. 2003. Nationalism in Indonesia: Building Imagined and Intentional Communities through Transmigration. Journal Ethnology 422:109-118.
University of Pittsburgh. Chen SY, Liu YL, Chen CF. 2007. Evaluation of Land-Use Efficiency Based on
Regional Scale. Journal of China University of Mining and Technology. Vol. 172:215-219.
[Deptan] Departemen Pertanian Republik Indonesia. 2010. Basis Data Luas Panen dan Produksi. http:www.deptan.go.id.html. [Oktober, 2011].
[Depnakertrans] Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 2010. Kota Terpadu Mandiri. http:www.depnakertrans.go.idKTM.html. [Juli, 2010].
Djaenudin D, Marwan H, Subagjo HA, Hidayat. 2003. Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan Untuk Komoditas Pertanian. Balai Penelitian Tanah Pusat Penelitian
Tanah dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat Bogor: Badan Litbang Departemen Pertanian.
Djakapermana RD. 2003. Pengembangan Kawasan Agropolitan dalam Rangka Pengembangan Wilayah Berbasis Rencana Tata Ruang Nasional RTRWN.
Jakarta: Direktorat Jenderal Penataan Ruang. Eaton JW. 1986. Pembangunan Lembaga dan Pembangunan Nasional: Dari
Konsep ke Aplikasi. [diterjemahkan oleh Guritno P dan Jeni A]. Jakarta. FAO. 1976. A. Framework for Land Evaluation. FAO Soil Bulletin No. 32.
Rome. Itali. 72p. Hardjowigeno S, dan Widiatmaka. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan
Perencanaan Tata Guna Lahan. Yogyakarta: Gadjahmada University Press. Hilal AH. 2000. Indonesia: Transmigration Leaves Explosive Legacy. Oxford
Analytica Daily Brief Service. Page 1. United Kingdom. Irawanto, 2004. Antisipasi Kebijakan Perkembangan Kota Sesuai dengan
Semangat Undang-Undang No. 22 Tahun 1999, Tentang Pemerintahan Daerah. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia. 32: 58-64.
Kalogirou S. 2002. Expert Systems and GIS: an Application of Land Suitability Evaluation. Journal Computers, Environment and Urban Systems. 26:89–112.
Manuwiyoto M. 2007. Transformasi Paradigma Pembagunan Transmigrasi. Direktorat Jenderal Bina Penyiapan Permukiman dan Penempatan
Transmigrasi. Jakarta: Depnakertrans. [Pusdatintrans] Pusat Data Informasi Transmigrasi. 2004. Membangun Daerah
Bersama Transmigrasi. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Jakarta: Depnakertrans.
Rustiadi E, Saefulhakim S, Panuju DR. 2009. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Jakarta: Crespent Press dan Yayasan Obor Indonesia.
Sidik P. 2002. Evaluasi Kesesuaian Lahan Fisik dan Analisis Kelayakan Finansial Empat Pola Tanam Sayuran pada Satuan Peta Tanah Andosol,
Regosol, dan Mediteran. [Skripsi]. Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor: IPB.
Samranpong C, Ekasingh B, Ekasingh M. 2009. Economic Land Evaluation for Agricultural Resource Management in Northern Thailand. Journal
Environmental Modelling Software. 24:1381–1390. Sitorus SRP. 1985. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Jurusan Tanah Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor: IPB. Susila WR, Ernawati, M. 2007. Penggunaan Analytical Hierarchy Process Untuk
Penyusunan Prioritas Proposal Penelitian. Jurnal Informatika Pertanian. 16 2:983-998.
Sutomo B. 2008. Studi Pengembangan Kota Terpadu Mandiri KTM Berbasis Potensi Agribisnis Masyarakat dan Kawasan di Kawasan Transmigrasi
Mesuji, Kabupaten Tulang Bawang. [Tesis]. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor: IPB.
[UNILA] Universitas Lampung. 1984. Survei dan Pemetaan Tanah Daerah Tulang Bawang – Pidada Provinsi Lampung. Proyek Pengairan Pasang Surut.
Kerjasama Ditjen Pengairan Departemen PU dengan Fakultas Pertanian. Lampung: UNILA.
Widiatmaka, Lubis J, Ardiansyah M, Purwanto B, Lusiana F, Wirawan B, Arief B, Halim A, Agung, Mulya SP. 2009. Masterplan Kota Terpadu Mandiri
KTM Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Naskah Akademik. Direktorat Jenderal Pembinaan Penyiapan Pemukiman dan Penempatan
Transmigrasi dan LPPM IPB Depnakertrans RI. Jakarta: Depnakertrans.
Widiatmaka, Ambarwulan W, Ardiansyah M, Arief B, Agung Herlan H, Halim A, Mulya SP. 2010. Masterplan Kota Terpadu Mandiri KTM Rawa Pitu,
Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung. Tulang Bawang: Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi.
Yasin M. 2005. Analisis Prioritas Pembangunan Berdasarkan Proses Perencanaan dan Potensi Wilayah Studi Kasus Kabupaten Sumbawa. [Tesis].
Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor: IPB.