Tabel 12 Karakteristik responden berdasarkan jenis rumah
No Jenis Rumah
Jumlah Responden Frekuensi
Persentase 1
Permanen 32
76 2
Non Permanen 10
24 Jumlah
42 100
Sumber: Hasil Analisis Data 2013
Tabel 12 menunjukkan bahwa responden yang memiliki rumah permanen di Kampung Pondok sebesar 76 sedangkan responden yang memiliki rumah
nonpermanen sebesar 24. Rumah nonpermanen yang terdapat di lokasi penelitian merupakan jenis rumah yang dibuat hanya dari kayu serta bambu.
5.3.9 Lama Tinggal
Lama tinggal responden berkaitan dengan sejauh mana responden melakukan adaptasi dengan lingkungannya. Lama tinggal responden di Kampung Pondok
cukup bervariasi dengan distribusi lama tinggal dari 5 tahun sampai 74 tahun. Perbandingan distribusi status tempat tinggal dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13 Karakteristik responden berdasarkan lama tinggal
No Lama Tinggal
Jumlah Responden Frekuensi
Persentase 1
5-14 tahun 1
2 2
15-24 tahun 5
12 3
25-34 tahun 16
38 4
35-44 tahun 5
12 5
45-54 tahun 8
19 6
55-64 tahun 4
10 7
65-74 tahun 3
7 Jumlah
42 100
Sumber: Hasil Analisis Data 2013
Mayoritas responden sudah tinggal di Kampung Pondok selama 25-34 tahun yaitu sebesar 38. Meskipun banjir rob sering terjadi namun masyarakat sudah
merasa nyaman tinggal disana. Hal ini dikarenakan mata pencaharian mereka yang berhubungan dengan kegiatan di wilayah pesisir, seperti nelayan dan pemilik
tambak maupun karena lahir dan telah turun temurun tinggal di kawasan ini. Kurangnya pendidikan dan keahlian telah menyebabkan masyarakat tidak memiliki
pilihan pekerjaan lain di luar wilayah pesisir sehingga tempat tinggal yang dekat dengan pekerjaan menjadi pilihan bagi mereka.
VI HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Persepsi Masyarakat Mengenai Karakteristik dan Dampak dari Banjir Rob
Banjir rob adalah genangan air di daratan pantai yang terjadi karena air laut pasang. Banjir rob akan menggenangi bagian daratan pantai atau tempat yang lebih
rendah dengan ketinggian banjir yang berbeda-beda. Banjir rob yang sering terjadi menimbulkan berbagai dampak bagi masyarakat Kampung Pondok. Penjelasan
tentang persepsi masyarakat mengenai banjir rob dan dampak yang ditimbulkan
dijabarkan di bawah ini. 6.1.1
Persepsi Masyarakat Mengenai Karakteristik Banjir Rob
Letak wilayah Kampung Pondok yang berbatasan langsung dengan laut, kali serta muara sungai memicu ancaman datangnya banjir. Jika periode pasang air laut
sedang tinggi maka air dari sungai juga akan meluap ke daratan yang menyebabkan genangan banjir yang lebih besar. Menurut pemahaman masyarakat, banjir rob
merupakan hasil interaksi antara posisi bulan purnama dan angin. Masyarakat Kampung Pondok lebih sering menggunakan istilah kata “lompa” untuk
menjelaskan terjadinya banjir rob. I stilah kata “lompa” ini berdasarkan arah
bergeraknya angin, yaitu angin barat dan angin timur sehingga masyarakat sering menyebutnya dengan lompa barat dan lompa timur. Lompa barat terjadi pada bulan
Desember-Februari yang merupakan bulan musim penghujan sehingga frekuensi lompa barat sangat besar karena disebabkan juga oleh hujan. Rob yang terjadi saat
lompa barat umumnya pada waktu siang hari sekitar jam 13.00 WIB dan mulai surut di sore hari. Lompa timur terjadi pada saat musim kemarau yaitu bulan Mei-
Agustus. Rob saat lompa timur umumnya pada malam hari. Pasang air laut tertinggi dalam sebulan terjadi pada pertengahan bulan yaitu
tanggal 15, 16, dan 17 saat bulan purnama terjadi. Bulan purnama terjadi dimana posisi bulan-bumi-matahari berada pada satu garis lurus sehingga gaya tarik bulan
dan matahari terhadap bumi saling memperkuat maka akan menghasilkan pasang air laut yang sangat tinggi. Responden dalam penelitian ini mempunyai pendapat
masing-masing mengenai karakteristik banjir rob dan perubahan ketinggian genangan yang bervariasi. Hal ini terlihat dari ketinggian serta lama banjir yang