tak langsung diakibatkan oleh banjir, seperti komunikasi, pendidikan, kesehatan, kegiatan bisnis terganggu, dan sebagainya.
2.4 Penilaian Kerusakan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Menurut Suparmoko dan Ratnaningsih 2011, kerusakan lingkungan merupakan perubahan langsung danatau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia,
danatau hayati lingkungan hidup yang melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup. Penilaian kerusakan biasanya harus membangun hubungan
sebab akibat antara sumber kerusakan dengan dampak dari kerusakan tersebut Grigalunas et al. 1998. Penilaian tersebut diperlukan guna menentukan dan
menilai sejauh mana kerugian dan penderitaan masyarakat sebagai dampak dari kerusakan yang terjadi.
2.4.1 Pendekatan Harga Pasar yang Sebenarnya
Suparmoko dan Ratnaningsih 2011 menjelaskan bahwa dalam menelusuri langkah-langkah dalam penilaian dampak lingkungan, sesungguhnya kita terlihat
memberikan nilai ekonomi terhadap dampak perubahan kualitas lingkungan terhadap barang dan jasa alami maupun barang dan jasa buatan manusia. Menilai
atau memberikan harga terhadap dampak suatu proyek, selama ada harga pasar untuk produk atau jasa yang hilang atau timbul dari adanya suatu proyek, sebaiknya
menggunakan harga pasar. Pendekatan harga pasar sebenarnya terdiri dari: 1.
Biaya perbaikan dan biaya kehilangan Metode ini digunakan untuk mengestimasi nilai kerugian langsung rumah
tangga berupa kerusakan bangunan rumah dan peralatan rumah tangga. Nilai kerugian dari kerusakan bangunan rumah dan peralatan rumah tangga yang sudah
diperbaiki diestimasi melalui pendekatan biaya perbaikan. Kemudian Nilai kerugian ekonomi dari kerusakan peralatan rumah tangga yang belum diperbaiki
dan atau sudah dibuang diestimasi melalui nilai sisa barang pada tahun kerusakan. 2.
Biaya pencegahan Preventive Expenditure Pendekatan biaya pencegahan merupakan pendekatan melalui estimasi
kesediaan individu untuk mengeluarkan biaya agar dapat terhindar dari kerusakan akibat degradasi lingkungan Garrod dan Willis, 1999. Nilai lingkungan yang
dihitung dalam metode ini berdasarkan hal-hal yang disiapkan masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan kerusakan lingkungan Dhewanthi et al. 2007.
2.4.2 Pendekatan Modal Manusia Human Capital Approach
Pendekatan Modal Manusia Human Capital Approach menilai nilai lingkungan melalui dampak kerusakan lingkungan terhadap kuantitas dan kualitas
masyarakat Garrod and Willis 1999. Pendekatan modal manusia ini berfokus pada dampak kondisi lingkungan yang merugikan kesehatan masyarakat seperti
pendapatan yang hilang Loss of Earning karena sakit dan biaya perawatan medis Cost of Illness yang dikeluarkan masyarakat Garrod and Willis 1999. Menurut
Suparmoko dan Ratnaningsih 2011 pendekatan ini disebut pula Cost of Illness Approach, diterapkan untuk menilai sumberdaya manusia bila terjadi kematian,
cacat tubuh yang permanen, sakit, tidak masuk kerja dan sebagainya sebagai akibat adanya suatu proyek. Cost of illness mengukur biaya kesehatan secara penuh,
termasuk biaya berobat, obat, dan biaya perawatan.
2.4.3 Pendekatan Biaya Kesempatan Opportunity Cost atau Pendapatan
yang Hilang
Sulitnya mendapatkan harga pasar atau jasa yang timbul karena adanya suatu proyek maka sedapat mungkin digunakan nilai harga alternatif atau biaya
kesempatan Opportunity Cost. Biaya kesempatan atau pendapatan yang hilang dari penggunaan SDA dapat digunakan untuk mengestimasi nilai SDA tersebut.
Cara ini dapat dipakai untuk mengukur berapa pendapatan yang hilang karena adanya suatu proyek Suparmoko dan Ratnaningsih 2011. Dampak dari suatu
proyek ini bisa didapatkan dengan menilai seberapa besar perubahan dari pendapatannya.
2.5 Analisis Pendapatan Usaha Tambak
Menurut Soeharjo dan Patong 1973, pendapatan didefinisikan sebagai hasil dari total penerimaan yang diperoleh petani dikurangi hasil dari biaya yang
dikeluarkan selama periode usahatani. Pendapatan juga merupakan balas jasa dari kerjasama faktor-faktor produksi, lahan, modal, tenaga kerja, dan pengelolaan
manajemen. Analisis pendapatan usahatani bertujuan untuk mengukur tingkat
keberhasilan suatu usahatani, hal yang sama digunakan untuk analisis pendapatan usaha tambak.
Soekartawi et al 1986, menyatakan bahwa besarnya pendapatan usahatani tergantung pada besarnya penerimaan dan pengeluaran selama jangka waktu
tertentu. Penerimaan merupakan hasil kali harga jual produk dengan jumlah produksi total, sedangkan pengeluaran atau biaya yang dikeluarkan adalah nilai
penggunaan sarana produksi, upah dan lain-lain yang dibebankan pada proses produksi yang bersangkutan. Besar kecilnya tingkat pendapatan yang diperoleh
petani dipengaruhi antara lain: skala usaha, ketersediaan modal, tingkat harga output, ketersediaan tenaga kerja keluarga, sarana transportasi, sistem pemasaran,
kebijakan pemerintah dan sebagainya. Biaya usahatani terdiri dari biaya tetap dan variabel baik yang bersifat tunai
maupun non tunai. Biaya tetap fixed cost adalah biaya yang jumlahnya tidak berubah ketika kuantitas output berubah. Biaya ini akan tetap ada walaupun
perusahaan tidak melakukan produksi. Salah satu contoh biaya tetap adalah penyusutan mesin-mesin atau alat produksi yang dipakai. Biaya variabel variable
cost adalah biaya yang jumlahnya berubah ketika jumlah barang yang diproduksi berubah. Salah satu contohnya adalah biaya pembelian bahan mentah atau bahan
dasar yang digunakan untuk produksi. Biaya total total cost adalah seluruh biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membeli berbagai input untuk keperluan
produksi. Biaya total dihitung dari jumlah biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tunai adalah biaya yang dikeluarkan petani secara tunai, contohnya biaya untuk
pembelian input, upah tenaga kerja dari luar keluarga, dan lain-lain. Biaya non tunai adalah biaya yang diperhitungkan untuk menghitung pengeluaran petani jika
modal, sewa lahan, tenaga kerja dalam keluarga, biaya benih milik sendiri diperhitungkan Suratiyah 2008.
Soekartawi 1995 menjelaskan pendapatan usahatani adalah selisih antara total penerimaan dan semua biaya yang dikeluarkan. Secara matematis pendapatan
usahatani diformulasikan sebagai berikut : I = TR - TC
…................................... 2.1 Keterangan:
I = Pendapatan Rp