Model Regresi Logistik Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi dan Strategi Adaptasi Terhadap Banjir Rob di Kampung Pondok, Pesisir Desa Pantai Harapan Jaya, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi

faktor termasuk perlindungan terhadap kesejahteraan dan keselamatan Adger et al 2005. Menurut Kusnanto 2011, kriteria pemilihan adaptasi perlu mempertimbangkan: 1. Efektivitas teknis: apakah opsi adaptasi efektif dalam memecahkan masalah yang timbul, sementara juga memenuhi tujuan pengembangan atau manajemen? 2. Biaya: berapa besar biaya untuk melaksanakan kegiatan adaptasi? 3. Manfaat: apakah jenis dan besar manfaat yang akan dihasilkan melalui adaptasi dan siapa yang akan memperoleh keuntungan? 4. Pertimbangan implementasi: seberapa mudah atau sulit untuk merancang dan mengimplementasikan pilihan dalam hal tingkat kemampuan yang diperlukan, informasi yang dibutuhkan, dan skala implementasi.

2.9 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian yang dijadikan referensi antara lain penelitian yang dilakukan oleh Srihuzaimah 2011 tentang kerugian fisik dan non fisik Rumah tangga Pesisir Akibat Banjir Pasang di Kelurahan Kamal Muara, Penjaringan Jakarta Utara, hasil penelitian oleh Setyaningrum 2012 mengenai Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi Akibat Banjir Pasang Studi Kasus: Kampung Muara Baru, Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara dan penelitian yang dilakukan oleh Berina 2011 mengenai Strategi Adaptasi dan Biaya Adaptasi Masyarakat Teluk Jakarta Terhadap Dampak Banjir Rob Akibat Perubahan Iklim. Hasil penelitian Srihuzaimah 2011 tentang kerugian fisik dan non fisik Rumah tangga Pesisir Akibat Banjir Pasang di Kelurahan Kamal Muara menunjukkan bahwa kerugian fisik yang timbul akibat banjir pasang pada tahun 2007-2009 adalah biaya perbaikan dan biaya kehilangan yang ditanggung rumah tangga. Rata-rata biaya perbaikan akibat banjir selama tahun 2007-2009 sebesar Rp 3.994.125 per rumah tangga sedangkan rata-rata biaya kehilangan akibat banjir selama tahun 2007-2009 sebesar Rp 526.304 per rumah tangga. Hasil estimasi model menunjukkan bahwa nilai biaya perbaikan dipengaruhi oleh pengeluaran rumah tangga dan lokasi rumah. Rumah tangga yang pengeluarannya tinggi, rata- rata nilai biaya perbaikannya sebesar Rp 20.683.284, rumah tangga yang pengeluarannya sedang, rata-rata nilai biaya perbaikannya sebesar Rp 2.288.590, sedangkan rumah tangga yang pengeluarannya rendah, rata-rata nilai biaya perbaikannya sebesar Rp 1.782.417. Rata-rata nilai biaya perbaikan untuk lokasi rumah yang dekat dari pantai sebesar Rp 4.944.342, sedangkan rata-rata nilai biaya perbaikan untuk lokasi rumah yang jauh dari pantai sebesar Rp 835.865. Nilai biaya perbaikan untuk lokasi rumah yang dekat dari pantai dipengaruhi oleh pengeluaran rumah tangga sedangkan nilai biaya perbaikan untuk lokasi rumah yang jauh dari pantai dipengaruhi oleh pengeluaran rumah tangga, tinggi banjir dan status rumah. Hasil dari penelitian Setyaningrum 2012 tentang Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi Akibat Banjir Pasang Studi Kasus: Kampung Muara Baru, Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara menunjukkan total estimasi kerugian responden rumah tangga sebesar Rp 2.855.653.684 untuk hilangnya waktu bekerja, Rp 405.594.880 untuk biaya pencegahan dan Rp 493.588.897 untuk biaya pencegahan. Sedangkan untuk unit usaha, rata-rata estimasi kerugian akibat banjir pasang sebesar Rp 4.133.910 setiap satu unit usaha. Pengelolaan kawasan pesisir harus melibatkan masyarakat di dalamnya, sehingga menimbulkan rasa memiliki dan kesadaran masyarakat di dalamnya, sehingga menimbulkan rasa memiliki dan kesadaran masyarakat akan sumberdaya dan lingkungannya serta diperlukan kerjasama yang baik antar pemerintah dan masyarakat agar upaya pencegahan dan minimisasi banjir pasang di wilayah ini dapat terlaksana dengan baik. Berina 2011 melakukan penelitian tentang Strategi dan Biaya Adaptasi Masyarakat Teluk Jakarta Terhadap Dampak Banjir Rob Akibat Perubahan Iklim menunjukkan, sebagian besar masyarakat Teluk Jakarta belum memahami istilah perubahan iklim. Saat banjir terjadi, masyarakat lebih memilih menetap dirumah dibandingkan mengungsi ke tempat lain. Hal tersebut menimbulkan biaya yang harus ditanggung masyarakat untuk beradaptasi. Biaya adaptasi total yang harus ditanggung masyarakat adalah sebesar Rp 50.775.630.927. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar biaya adaptasi tersebut yaitu pendapatan rumah tangga, jarak rumah ke laut dan status kepemilikan rumah. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah lokasi penelitian yang dilakukan di Pesisir Kabupaten Bekasi. Penelitian ini menghitung seberapa besar kerugian langsung direct dan kerugian tidak langsung indirect. Kerugian langsung direct dalam penelitian ini mencakup biaya kehilangan peralatan rumah tangga, biaya perbaikan terhadap bangunan rumah dan peralatan rumah tangga sedangkan kerugian tidak langsung indirect mencakup biaya pengobatan yang terdiri dari biaya kesehatan dan kehilangan pendapatan yang diperoleh karena sakit. Kerugian indirect lainnya, yakni kehilangan pendapatan yang diperoleh karena tidak pergi bekerja dan perubahan pendapatan dari usaha tambak. Selanjutnya, penelitian ini menghitung biaya pencegahan yang telah dikeluarkan masyarakat dalam kurun waktu enam tahun terakhir dan membahas jenis-jenis strategi adaptasi yang bisa diterapkan sebagai alternatif kebijakan terkait strategi adaptasi untuk meminimalisir dampak dari banjir rob. III KERANGKA PEMIKIRAN Wilayah Pesisir Kecamatan Muara Gembong yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa menyebabkan wilayah pesisir ini rentan mengalami banjir rob. Banjir rob terjadi karena pengaruh pasang surut air laut dan posisi bulan yang menyebabkan gaya tarik. Pasang air laut yang terjadi akan menimbulkan genangan air di wilayah daratan atau tempat yang lebih rendah. Desa Pantai Harapan Jaya merupakan wilayah pesisir terluas di Kecamatan Muara Gembong yang sering mengalami banjir rob setiap tahun. Wilayah pesisir terparah di Desa Pantai Harapan Jaya yang sering mengalami banjir rob adalah Kampung Pondok. Wilayah ini berbatasan dengan laut di bagian barat. Banjir rob ini menimbulkan kerugian ekonomi bagi masyarakat rumah tangga yang tinggal di wilayah tersebut. Kerugian yang dirasakan rumah tangga merupakan kerugian tangible yang terbagi menjadi kerugian langsung direct dan kerugian indirect yang ditimbulkan dari banjir rob. Tujuan pertama dari penelitian ini adalah mengidentifikasi persepsi masyarakat mengenai karakteristik dan dampak yang ditimbulkan dari banjir rob yang dialami oleh masyarakat dengan analisis deskriptif. Persepsi masyarakat mengenai karakteristik banjir diantaranya adalah lama banjir, frekuensi banjir dan ketinggian banjir rob. Persepsi responden mengenai dampak terhadap banjir rob mencakup terganggunya aktivitas masyarakat, gangguan kesehatan, berkurangnya penghasilan serta kondisi lingkungan sekitar. Selanjutnya dari persepsi responden mengenai dampak banjir rob ini dapat dilihat kekhawatiran masyarakat terhadap banjir rob. Dari identifikasi kekhawatiran masyarakat terhadap banjir rob akan didapatkan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan masyarakat untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap banjir rob dengan menggunakan metode analisis regresi logit. Tujuan kedua dari penelitian ini adalah mengestimasi kerugian ekonomi masyarakat akibat banjir rob. Kerugian ekonomi dalam penelitian ini merupakan kerugian direct dan kerugian indirect yang dikeluarkan masyarakat pada tahun 2013. Kerugian direct dalam penelitian ini mencakup kehilangan peralatan rumah tangga dan perbaikan peralatan rumah tangga dan komponen bangunan rumah. Kerugian indirect yakni, biaya pengobatan yang terdiri dari biaya kesehatan dan kehilangan pendapatan yang diperoleh karena sakit, kehilangan pendapatan yang