Variabel yang Berpengaruh Signifikan

4. Menghitung skor atau nilai total setiap alternatif Pada MPE ini, nilai total setiap alternatif diperoleh dengan menjumlahkan seluruh kriteria yang dipangkatkan dengan bobotnya yang dapat dilihat pada Tabel 35 dan Lampiran 15. Tabel 35 Nilai total alternatif keputusan No Alternatif Nilai 1 Penanaman dan perawatan mangrove di sekitar pantai 71 2 Pembuatan Alat Pemecah Ombak APO 52 3 Pembuatan Tembok Penahan Tanah TPT di sepanjang sungai 33 4 Relokasi tempat tinggal 19 Sumber: Hasil Analisis Data 2013 Alternatif strategi adaptasi penanaman dan perawatan mangrove di sekitar pantai memiliki nilai sebesar 71. Alternatif adaptasi kedua adalah pembuatan APO dengan nilai 52, sedangkan alternatif adaptasi dengan nilai sebesar 33 adalah pembuatan TPT. Nilai bagi adaptasi untuk relokasi tempat tinggal sebesar 19. 5. Menentukan urutan prioritas keputusan Langkah terakhir dalam MPE adalah menentukan urutan prioritas keputusan dari seluruh alternatif keputusan yang tersedia. Pemberian rangking dilakukan dengan mengurutkan alternatif keputusan dari jumlah nilai terbesar sampai nilai yang terkecil. Adanya perangkingan ini maka akan diperoleh alternatif keputusan yang paling baik untuk dipilih menjadi sebuah kebijakan dalam strategi adaptasi banjir rob. Tabel 36 Urutan pemberian rangking keputusan No Alternatif Bentuk Adaptasi Banjir Rob Nilai Rangking 1 Penanaman dan perawatan mangrove 71 1 2 Pembuatan Alat Pemecah Ombak APO 52 2 3 Pembuatan Tembok Penahan Tanah TPT di sepanjang sungai 33 3 4 Relokasi tempat tinggal 19 4 Sumber: Hasil Analisis Data 2013 Berdasarkan hasil perangkingan alternatif keputusan diatas, maka dapat diambil sebuah kebijakan bentuk adaptasi terhadap banjir rob di Kecamatan Muara Gembong. Kebijakan yang paling tepat bagi adaptasi terhadap banjir rob adalah penanaman dan perawatan mangrove di sekitar pantai. Kebijakan ini dianggap paling tepat dipilih karena pohon mangrove telah tumbuh di pinggir pantai dan dapat dengan mudah ditanam karena memiliki manfaat sebagai penahan abrasi air laut maupun tempat pemijahan biota laut. Selanjutnya, bentuk adaptasi yang mungkin dapat terealisasikan pada rangking kedua adalah pembuatan APO namun hal ini terhalang oleh kendala dana yang besar untuk membangunnya sama dengan halnya pembuatan TPT di sepanjang sungai. Alternatif adaptasi yang terakhir adalah relokasi tempat tinggal. Mayoritas masyarakat pesisir tidak berminat untuk pindah dari tempat tinggalnya yang sekarang dikarenakan sudah nyaman dan dekat dengan mata pencaharian mereka yang kebanyakan sebagai nelayan laut maupun petani tambak.