Uji Wald dan Uji Kebaikan Model
a Kesesuaian dengan SDM lokal. Hal tersebut penting, mengingat dalam
penerapan bentuk adaptasi, masyarakat setempat adalah yang paling pertama dan utama terlibat dalam penanggulangan bencana yang terjadi.
b Efektivitas teknis. Apakah alternatif adaptasi ini efektif dalam memecahkan
masalah akibat banjir rob dan memberikan manfaat kepada masyarakat yang diperoleh berdasarkan hasil pendapat para pakar dan masyarakat maupun
tinjauan pustaka yang telah dilakukan. Pakar yang dijadikan responden adalah para pengambil kebijakan dalam pengelolaan sumberdaya pesisir dan
kelautan, penanggulangan bencana daerah dan kehutanan. Jumlah pakar tersebut adalah 5 orang: 1 orang dari Kepala Bidang Pencegahan dan
Rehabilitasi Badan Penanggulanggan Bencana Daerah BPBD Kab Bekasi, 1 orang dari Kepala Bidang Sumberdaya Laut dan Pesisir Dinas Peternakan
dan Perikanan Kab Bekasi, 2 orang dari Kepala Bidang Rehabilitasi Mangrove Dinas Kehutanan Kab. Bekasi, dan 1 orang dari Kepala Bidang
Rehabilitasi Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi c
Ketersediaan dana. Ketersediaan dana merupakan pertimbangan utama sebab segala tindakan yang dilakukan dalam penanggulangan bencana
membutuhkan biaya yang besar. d
Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan adaptasi. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan alternatif strategi adaptasi.
Semakin cepat waktu penyelesaian maka akan strategi adaptasi tersebut menjadi efektif untuk dapat segera digunakan.
3. Menentukan tingkat kepentingan dari setiap kriteria keputusan
Tingkat kepentingan ditentukan dengan menentukan besarnya bobot dari
masing-masing kriteria yang ada. Penentuan besarnya bobot ini dilakukan
melalui persepsi dari pakar dan masyarakat. Angka pembobotan ditentukan berdasarkan skala ordinal dengan skala 1 sampai 3 Ruswandi et al. 2008. Bobot
1 berarti kriteria tersebut tidak penting, bobot 2 berarti penting dan bobot 3 berarti sangat penting.
4. Menghitung skor atau nilai total setiap alternatif
Pada MPE ini, nilai total setiap alternatif diperoleh dengan menjumlahkan seluruh kriteria yang dipangkatkan dengan bobotnya yang dapat dilihat pada
Tabel 35 dan Lampiran 15. Tabel 35 Nilai total alternatif keputusan
No Alternatif
Nilai 1
Penanaman dan perawatan mangrove di sekitar pantai 71
2 Pembuatan Alat Pemecah Ombak APO
52 3
Pembuatan Tembok Penahan Tanah TPT di sepanjang sungai 33
4 Relokasi tempat tinggal
19 Sumber: Hasil Analisis Data 2013
Alternatif strategi adaptasi penanaman dan perawatan mangrove di sekitar pantai memiliki nilai sebesar 71. Alternatif adaptasi kedua adalah pembuatan APO
dengan nilai 52, sedangkan alternatif adaptasi dengan nilai sebesar 33 adalah pembuatan TPT. Nilai bagi adaptasi untuk relokasi tempat tinggal sebesar 19.
5. Menentukan urutan prioritas keputusan
Langkah terakhir dalam MPE adalah menentukan urutan prioritas keputusan dari seluruh alternatif keputusan yang tersedia. Pemberian rangking dilakukan
dengan mengurutkan alternatif keputusan dari jumlah nilai terbesar sampai nilai yang terkecil. Adanya perangkingan ini maka akan diperoleh alternatif
keputusan yang paling baik untuk dipilih menjadi sebuah kebijakan dalam strategi adaptasi banjir rob.
Tabel 36 Urutan pemberian rangking keputusan
No Alternatif Bentuk Adaptasi Banjir Rob
Nilai Rangking
1 Penanaman dan perawatan mangrove
71 1
2 Pembuatan Alat Pemecah Ombak APO
52 2
3 Pembuatan Tembok Penahan Tanah TPT di sepanjang
sungai 33
3 4
Relokasi tempat tinggal 19
4 Sumber: Hasil Analisis Data 2013
Berdasarkan hasil perangkingan alternatif keputusan diatas, maka dapat diambil sebuah kebijakan bentuk adaptasi terhadap banjir rob di Kecamatan Muara
Gembong. Kebijakan yang paling tepat bagi adaptasi terhadap banjir rob adalah penanaman dan perawatan mangrove di sekitar pantai. Kebijakan ini dianggap
paling tepat dipilih karena pohon mangrove telah tumbuh di pinggir pantai dan